Liputan6.com, Jakarta Seperti tahun lalu vaksinasi COVID-19 tetap digelar selama bulan Ramadhan. Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan vaksinasi bakal tetap dilakukan usai salat tarawih di beberapa tempat.
"Pemerintah akan melakukan pelaksanaan vaksinasi yang dilakukan saat selesai Tarawih, dan tempat publik lainnya seperti stasiun, bandara, terminal bus, pusat keramaian, dan tempat-tempat pelaksanaan mudik bersama," kata Luhut usai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo pada Senin, 4 April 2022.
Baca Juga
Peningkatan kemudahan masyarakat menjangkau gerai-gerai vaksinasi tersebut menjadi langkah penting bagi upaya Pemerintah menjaga momentum baik situasi pandemi COVID-19 di Indonesia. Usai diumumkan vaksin booster jadi syarat mudik Lebaran 2022, terjadi peningkatkan signifikan.
Advertisement
"Sejak diumumkan sebagai salah satu syarat mudik Idulfitri tahun ini, laju vaksinasi harian untuk booster di seluruh Provinsi Jawa Bali mengalami tanda-tanda peningkatan yang cukup tinggi," kata Luhut mengutip Antara.
Lalu, bagaimana dengan Anda? Apakah sudah memiliki rencana vaksinasi di bulan puasa? Bagi Anda yang berencana melakukan vaksinasi COVID-19 di bulan Ramadhan tidak perlu khawatir.
Vaksinolog yang juga dokter spesialis penyakit dalam Dirga Rambe Sakti mengatakan pada prinspisnya vaksinasi dapat dilakukan sepanjang hari saat sedang puasa.
"Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan," kata Dirga.
Namun, bila Anda khawatir soal timbul reaksi pascavaksinasi seperti nyeri di bekas suntikan, pusing atau demam yang bisa menganggu kelancaran berpuasa, bisa memilih waktu yang lebih nyaman.
Bisa pada saat jelang berbuka puasa atau di malam hari seperti kata Dirga. Mengingat tahun lalu, cukup banyak masjid yang menjadi tempat pelaksanaan vaksinasi COVID-19. Sehingga Anda bisa vaksinasi setelah menunaikan sholat Isya dan Tarawih seperti disampaikan pada saat Virtual Class bersama Liputan6.com.
Vaksinasi Saat Berpuasa Aman
Jika Anda melakukan vaksinasi saat berpuasa sebenarnya juga aman.Â
"Tidak ada bukti bahwa vaksinasi yang dilakukan pada saat berpuasa memberikan risiko efek samping tambahan," kata Dirga dalam keterangan tertulis ke Liputan6.com ditulis Kamis (31/3/2022).
Mengenai reaksi pascavaksinasi seperti nyeri atau pegal di bekas suntikan, demam, sakit kepala, dan lainnya, merupakan sesuatu yang wajar. Dirga mengatakan bahwa kondisi ini tanda bahwa tubuh sedang bereaksi dalam rangka membentuk antibodi. Ingat, bahwa reaksi tersebut bisa terjadi pada saat berpuasa maupun tidak.
"Reaksi pascavaksinasi umumnya berlangsung singkat dan dapat terjadi baik bagi orang yang berpuasa ataupun tidak," kata Dirga.
Â
Advertisement
Berpuasa Meningkatkan Efektivitas Vaksin
Dirga menerangkan bahwa secara medis, berpuasa alias tidak makan dan tidak minum selama beberapa jam dalam sehari dikenal sebagai intermittent fasting (IF).
Berpuasa dapat dilakukan karena alasan religius seperti halnya puasa Ramadhan ataupun karena alasan kesehatan. Dan, rupanya berpuasa memberikan manfaat baik bagi kesehatan.
"Pada orang yang berpuasa, terjadi peningkatan aktivitas neutrofil, monosit, dan sel natural killer; yang semuanya berperan dalam meningkatkan imunitas kita," terang Dirga.
Mengutip laporan dari Integr Food Nutr Metab tahun 2020, Dirga mengatakan bahwa produksi sel B yang berperan untuk menghasilkan antibodi juga meningkat saat berpuasa. Lalu, tak makan dan minum selama beberapa jam juga mengurangi reaksi inflamasi dan stress oksidatif.
IF juga meningkatkan proses autofagi sehingga sistem imunitas lebih efektif melawan berbagai macam mikroorganisme.
Melihat fakta yang ada dari berbagai studi, berpuasa justru dapat meningkatkan imunitas tubuh. Komponen- komponen yang berperan dalam sistemimunitas, seperti sel B dan makrofag, berespons lebih baik pada saat berpuasa.
"Secara teoretis, kondisi ini juga dapat meningkatkan efektivitas vaksin," terang Dirga yang mengambil master vaksinologi di University of Siena, Italia itu.