Liputan6.com, Jakarta - Batuk merupakan salah satu keluhan yang kerap disampaikan pasien ke dokter. Namun, ada banyak penyakit dengan gejala batuk. Lalu, bisakah pasien yang melakukan konsultasi jarak jauh atau telemedicine mendapatkan diagnosis kesehatan yang tepat?
Lewat terobosan baru dan inovatif pasien bisa mengirimkan suara batuk lalu bakal didiagnosis oleh dokter lewat layanan telemedicine. Penerapan teknologi ini bisa dilakukan pasien yang menggunakan aplikasi Alodokter.
Baca Juga
Baru-baru ini, Alodokter mengumumkan terobosan teranyar mereka. Hanya dengan mendeteksi suara batuk, aplikasi ini dapat mendiagnosis enam kondisi paru-paru yang berbeda. Mulai dari infeksi paru, asma, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), ISPA, batuk rejan, dan bronkitis.
Advertisement
Alodokter mengklaim tingkat akurasi diagnosisnya berkisar dari 87-97 persen. Ini berarti sama akuratnya dengan pemeriksaan konvensional seperti mengutip keterangan resmi yang diterima Health-Liputan6.com ditulis Minggu (10/4/2022).
Platform kesehatan digital ini mengembangkan inovasi tersebut dengan bekerja sama dengan ResApp. Ini adalah perusahaan teknologi diagnosis kesehatan digital dari Australia.
Teknologi ini dikembangkan dengan cara mencocokkan ciri-ciri dari suara batuk dengan diagnosis klinis. Perusahaan tersebut telah mendapatkan akreditasi di Indonesia dan Australia. Di Asia, baru Alodokter yang memberikan akses teknologi terbaru ini kepada masyarakat umum.
Cukup Bermodal HP
Lewat terobosan ini, masyarakat yang tengah batuk di dekat ponsel mereka. Lalu, dokter yang memeriksa bisa mengetahui diagnosis batuk yang dialami pasien.
“Yang membuat teknologi ini berbeda adalah Anda tidak memerlukan gadget tambahan, cukup gunakan smartphone yang Anda miliki. Anda tinggal batuk di dekat smartphone, kemudian dalam beberapa detik, dokter kami bisa langsung mengetahui diagnosis secara otomatis dari sistem," kata Presiden Direktur Alodoker, Suci Arumsari.
Dengan teknologi ini pasien tak perlu lagi alat tambahan. Cukup dengan memaksimalkan ponsel sembari berkonsultasi online untuk mengetahui batuk.
"Dengan adanya teknologi ini, dokter jadi lebih mudah untuk mendiagnosis lebih banyak penyakit dan memberikan perawatan secara lebih efisien dari jarak jauh, serta membantu pasien menangani permasalahan kesehatan dengan lebih cepat tanpa perlu keluar rumah,” kata Suci.
Ia juga menyampaikan bahwa teknologi mendiagnosis dari suara batuk telah mendapat sertifikasi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan terakreditasi untuk digunakan di Eropa dan Australia.
Advertisement
Batuk, Respons Tubuh
Batuk merupakan respons alami tubuh dari tubuh sebagai sistem pertahanan untuk mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran pernapasan. Hal ini mencegah benda asing masuk ke saluran pernapasan.
Ketika tersedak, seseorang akan refleks batuk. Benda asing cair diharapkan dapat keluar dari saluran pernapasan melalui batuk.
“Batuk sebagai mekanisme pertahanan saluran pernapasan untuk mengeluarkan benda asing,” kata dokter spesialis paru konsultan Dicky Soehardiman melalui siaran Live Streaming Radio Kesehatan Kementerian Kesehatan RI beberapa waktu lalu.
Jenis batuk memang ada yang membahayakan, seperti batuk berdarah maupun batuk yang tidak berhenti selama berhari-hari. Apalagi batuk yang sudah mengganggu pernapasan sehingga membutuhkan pertolongan medis. (Baca: Batuk Ternyata Punya Manfaat buat Tubuh)