Sukses

Presiden Yunani Positif COVID-19, Gejala Ringan

Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini disampaikan oleh staf kantor kepresidenan pada Rabu, 13 April 2022 waktu setempat.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Yunani Katerina Sakellaropoulou terkonfirmasi positif COVID-19. Hal ini disampaikan oleh staf kantor kepresidenan pada Rabu, 13 April 2022 waktu setempat.

Sakellaropoulou yang sudah berusia 65 tahun itu terinfeksi virus SARS-CoV-2 dengan gejala ringan. Kini ia tengah menjalani isolasi di rumahnya seperti mengutip AP News.

Gejala ringan yang ia dapati kemungkinan karena sudah mendapatkan vaksinasi lengkap juga booster. Seperti diketahui vaksinasi bisa menurunkan risiko kesakitan bahkan kematian bila terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Kondisi ini membuat Sakellaropoulou harus menunda beberapa agenda penting.

Selain itu, sosok penting di Yunani lainnya yakni Perdana Menteri Yunani, Kyriakos Mitsotakis, pada Senin kemarin juga hasil tes COVID-19 terkonfirmasi positif. Kini, Kyriakos menjalani isolasi mandiri di rumah mengutp AP News.

Kyriakos terpapar COVID-19 sehari setelah melakukan perjalanan dari Istanbul. Selama di Istanbul, Kyriakos melakukan perbincangan dengan Presiden Turki Erdogan. Lalu juga bertemu pemimpin spiritual umat Kristen Ortodoks Bartholomew I.

Dalam sebuah video di Instagram sambil mengenakan masker Kyriakos mengatakan bahwa hasi tes Corona dirinya positif pada Senin. Maka dari itu , iaia bakal bekerja dari rumah.

Pejabat di sana yang juga terpapar COVID-19 adalah Sekretaris Jenderal Perdana Menteri, Grigoris Dimitriadis mengutip Greek City Times, Kamis (15/4/2022)."Ini saatnya bagi saya untuk bekerja dari rumah juga. Kami sudah divaksin! Kami akan kembali bersama lagi," cuit Grigoris.Kasus COVID-19 di Rusia

2 dari 2 halaman

Kasus COVID-19 di Yunani

Kehadiran varian Omicron memang membuat kenaikan kasus COVID-19 di negeri tersebeut. Gelombang Omicron menyebabkan setiap hari ada ribuan kasus COVID-19 baru dan angka kematian terus bertambah seperti mengutip Washington Post.

Negara berpenduduk sekitar 11 juta orang ini kini sudah memiliki hampir 3,2 juta kasus t terkonfirmasi COVID-19 dari awal pandemi. Lalu, sudah 28.274 orang meninggal karena COVID-19.