Sukses

FKUI Tembus Ranking 201-250 Dunia, Nomor 1 di Indonesia

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berhasil menembus ranking 201-250 dunia dan nomor 1 di Indonesia

Liputan6.com, Jakarta Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) berhasil menembus ranking 201-250 dunia dalam pemeringkatan yang dilakukan oleh The Quacquarelli Symonds World University Rankings (QS WUR) berdasarkan subyek Medicine untuk tahun 2022. Hal ini juga menempatkan FKUI menjadi nomor 1 di Indonesia.

Dekan FKUI, Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, menyampaikan, strategi efektif untuk meningkatkan peringkat FKUI salah satunya adalah dengan meningkatkan jumlah guru besar.

“Untuk mencapai jabatan fungsional guru besar, seseorang harus memenuhi Tri Dharma universitasnya dengan baik. Ia harus melakukan pendidikan dan pengajaran, penelitian, juga pengabdian kepada masyarakat. Seorang guru besar harus memiliki pendidikan minimal S3. Selain itu, seseorang perlu melakukan publikasi-publikasi yang terindeks internasional,” tutur Prof. Ari dalam keterangan pers, Selasa (19/4/2022).

Hal ini, lanjut Prof Ari memotivasi calon guru besar untuk melakukan bimbingan-bimbingan kepada peserta didik, termasuk pendidikan doktoral. "Dengan demikian, karena pembimbing S3 semakin banyak, jumlah lulusan S3 semakin meningkat. Terbukti, saat ini 80% staf FKUI memiliki pendidikan terakhir doktoral,” katanya.

 

2 dari 3 halaman

Peringkat FKUI di ASEAN

Di ASEAN, FKUI berhasil menempati urutan kelima, setelah fakultas kedokteran dari National University of Singapore (NUS), Nanyang Technological University (NTU), Mahidol University dari Thailand dan Universiti Malaya (UM) Malaysia. FKUI menduduki peringkat yang sama dengan Chulalongkorn University dari Thailand. Pemeringkatan ranking QS WUR by Subject didasari pada Overall Score, H-index Citations, Citations per Paper, Academic Reputation, dan Employer Reputation.

Pencapaian ini merupakan peningkatan yang sangat membanggakan. Dalam periode empat tahun ini, FKUI telah berhasil meningkatkan peringkat QS WUR by Subject dari urutan 301-350 menjadi 201-250. Peningkatan ini tidak terlepas dari kerja keras seluruh sivitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, seperti dengan peningkatan jumlah guru besar sebanyak 50 guru besar FKUI dalam periode tersebut.

Di sisi lain, mendorong sivitas untuk melakukan publikasi juga berdampak positif bagi FKUI. Saat ini, indeks Scopus FKUI sudah mencapai hampir 1000 artikel per tahunnya. Capaian ini berdampak pula pada kolaborasi internasional yang terus meningkat, karena untuk dapat meraih publikasi internasional, seseorang harus melakukan kolaborasi internasional tersebut.

Untuk pengabdian masyarakat, FKUI selalu berupaya mendorong staf-stafnya yang merupakan klinisi sekaligus akademisi dan peneliti, agar lebih komunikatif dengan media massa. Karena, melalui para ahli dan pakar dari FKUI rekan jurnalis bisa mendapatkan informasi yang terpercaya. Komunikasi yang baik dengan media telah berhasil meningkatkan pemberitaan positif mengenai FKUI secara berkesinambungan.

 

3 dari 3 halaman

Strategi kedepan

Ke depannya, Prof. Ari menargetkan untuk dapat menembus 200 besar dunia dalam periode empat tahun mendatang. Hal ini akan dicapai dengan,

1) memfokuskan publikasi-publikasi internasional dalam jurnal dengan Scopus Q1 dan Q2;

2) mendorong riset-riset menuju inovasi;

3) meningkatkan reputasi internasional; dan 4) meningkatkan diaspora FKUI di kancah internasional.

Menyambut kabar gembira tersebut, Prof. Ari mengutarakan kebahagiaan dan terima kasihnya pada seluruh sivitas FKUI.

“Terima kasih untuk seluruh sivitas yang telah memberikan kontribusi terbaiknya pada FKUI. Tentunya, segenap kerja keras tersebut tidak sia-sia. Semoga ke depannya, FKUI dapat terus meningkatkan peringkatnya di dunia,” ujar Prof. Ari.

Prof. Ari menambahkan, “Kita masih punya banyak tugas. Saat ini, baru terdapat empat universitas dari Indonesia yang fakultas kedokterannya masuk 1000 besar dunia. Hal ini mencerminkan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia, dan merupakan tantangan yang harus segera diatasi. Pendidikan kedokteran di Indonesia harus bisa lebih baik lagi. Terlepas dari almamater, meningkatkan kualitas pendidikan kedokteran di Indonesia adalah tanggung jawab kita bersama agar produknya dapat bersaing secara global.”