Liputan6.com, Jakarta Salah satu dapur kemanusiaan Ukraina yang dipelopori koki José Andrés dihantam rudal Rusia beberapa hari lalu.
Akibatnya empat pekerja di restoran mitra Andrés World Central Kitchen (WCK) terluka dan satu orang tewas. Walau demikian, dapur dan kegiatan memasak masih dilakukan untuk menyokong asupan makanan pada warga Ukraina yang terdampak perang.
Baca Juga
Sejauh ini, diperkirakan dapur kemanusiaan yang dipelopori koki selebritas itu telah menyajikan hampir 12 juta makanan sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari.
Advertisement
Usai kejadian, para staf yang terluka dilarikan ke rumah sakit. Meski mengalami luka bakar, mereka ingin kembali bekerja ketika luka mereka sembuh.
Sedangkan, staf yang lain telah berhasil menyelamatkan bahan makanan dan peralatan yang tersisa.
“Semua masih memasak dan merawat orang. Jika anak-anak di sini, kami di sini. Kami membuka 10 restoran lagi hari ini,” ujar Andres mengutip New York Post, Rabu (20/4/2022).
Koki selebriti Amerika kelahiran Spanyol — yang berbasis di Washington, DC — memiliki restoran di seluruh AS, termasuk New York. Andrés meluncurkan WCK pada 2010 untuk membantu orang-orang bertahan dari bencana alam. Ini adalah perang pertamanya.
"Ini menyeramkan? Tentu saja. Ini perang,” kata Andrés.
“Anda bisa terkena bom atau rudal kapan saja. Tetapi orang-orang membutuhkan bantuan kita.”
“Ketika Anda mengantarkan makanan ke tempat-tempat di mana Rusia baru saja pergi dan Anda menyadari ada ranjau di sekitar Anda, dan sirene terus berbunyi ke kanan dan ke kiri, Anda tahu bahwa Anda berada dalam situasi yang berbeda,” tambahnya.
Banyak Pengalaman Mengerikan
Koki paruh baya ini tak menampik bahwa memang muncul ketakutan. Namun, ia juga sadar masih banyak warga yang membutuhkan makanan.
Maka dari itu, ia berpegang pada prinsip penyelesaian masalah walau harus mengambil risiko.
"Kita tidak akan pernah bisa menyelesaikan masalah tanpa mengambil risiko."
Andrés adalah salah satu dari dua penerima pertama penghargaan Keberanian dan Keadaban Jeff Bezos senilai USD100 juta, dan dia menggunakan sebagian uangnya di Ukraina, yang merupakan operasi terbesar WCK hingga saat ini.
Selama membantu di tengah perang, banyak hal yang dia lihat dan tidak akan pernah dia lupakan. WCK berada di Kramatorsk ketika stasiun kereta api - tempat ribuan wanita dan anak-anak berusaha menyelamatkan diri - dibom, menewaskan sedikitnya 54 orang.
Andrés juga berada di Bucha, tempat orang Rusia melakukan kejahatan perang yang mengerikan seperti pemerkosaan, penyiksaan, dan pembunuhan.
“Ketika Anda melihat mobil dihancurkan dengan kursi anak-anak dan Anda tahu ini adalah keluarga yang mencoba melarikan diri, itu menyentuh Anda,” kata Andrés.
Advertisement
Banyak yang Belum Makan
Perang yang masih bergulir membuat sebagian warga sipil tidak mendapat makanan yang layak atau makanan enak.
Bahkan, ketika Andrés mengantarkan makanan, ia bertemu dengan warga yang belum makan dengan layak selama lebih dari 30 hari.
Dan, mendapatkan makanan membuat mereka terlihat sedikit bahagia setelah berbagai kejadian mengerikan yang mereka alami.
“Seperti pertama kali saya tiba di Bucha. Saya bilang saya akan kembali dengan lebih banyak makanan dan mereka terkejut ketika saya melakukannya.”
“Jenis jaminan seperti inilah yang perlu dilihat orang untuk mengetahui bahwa bahkan di tengah perang, segalanya akan menjadi lebih baik.”
Memberi makanan juga membawa kebahagiaan tersendiri bagi Andrés sehingga membuatnya ingin melakukan ini secara berkelanjutan.
“Ini memberi Anda semacam kegembiraan, pekerjaan ini perlu terus berlanjut bahkan ketika orang-orang terus sekarat.”
Selain menyediakan makanan sendiri, WCK juga membayar mitra lokal untuk menyediakan makanan dan memberikan bahan-bahan makanan untuk orang-orang yang bisa memasak di rumah.
Mereka beroperasi di lebih dari 90 kota dan kota kecil di Ukraina, serta di Polandia, Moldova, Rumania, Slovakia, Hongaria, dan Spanyol. Mereka mengantarkan 300.000 makanan sehari.
Pengalaman di Chernihiv
Andrés juga berkisah, ia berada di South Beach Wine & Food Festival di Miami ketika Rusia melancarkan invasi pada 24 Februari. Dalam beberapa jam setelah invasi, WCK sudah mendarat di Ukraina. WCK didasarkan pada sumbangan dan tidak memiliki kontrak pemerintah.
Pekan lalu, Andrés menelepon dari Chernihiv, dekat Belarus di jalan menuju Kyiv, di mana ia naik kereta pertama setelah pengepungan 39 hari, di mana kota itu tanpa pemanas, gas, listrik, atau air.
Kereta api dan jembatan hancur bersama dengan ribuan rumah. Sekitar 100 orang setiap hari sekarat di puncak pengepungan.
Namun beberapa warga menjadi terlihat hebat di tengah pengepungan. Walau tidak ada kereta atau jembatan selama blokade tetapi mereka memasak tanpa henti. Bahkan, mereka berburu rusa dan memasaknya dengan kentang.
“Orang-orang ini juga menyeberangi sungai dengan perahu untuk mendapatkan makanan,” kata Andrés, seraya menambahkan bahwa Chernihiv “tampak seperti film yang buruk. Setiap rumah telah hancur atau rusak,” tutup Andrés.
Advertisement