Liputan6.com, Jakarta Saat berpuasa selama kurang lebih 13 jam, tubuh kemungkinan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan. Hal tersebut pun ikut berdampak pada kondisi tubuh.
Salah satu yang sering terjadi adalah bibir kering. Namun, selain itu, bagian tubuh lainnya yang juga berpotensi mengalami kekeringan adalah mata.
Baca Juga
Pada bulan Ramadhan, risiko terkait kesehatan mata seperti mata kering memang berpotensi terjadi. Dehidrasi inilah yang menjadi pemicu utamanya.
Advertisement
"Terdapat beberapa masalah yang cukup sering ditemukan di poli mata, seperti masalah penyakit mata kering dan katarak. Kedua penyakit ini dapat menyebabkan gangguan penglihatan," ujar subspesialis infeksi imunologi JEC Eye Hospitals & Clinics, dr Anna Nur Utami dalam temu media pada Kamis, (21/4/2022).
Berkaitan dengan hal tersebut, Anna pun mengungkapkan bahwa untuk menyambut lebaran, maka mempersiapkan mata agar tetap sehat menjadi hal yang penting.
"Menyambut Lebaran kali ini, mari luangkan waktu sejenak untuk memastikan keadaan mata kita dalam keadaan optimal sehingga momen berkumpul keluarga dapat dilaksanakan tanpa adanya gangguan pandangan," kata Anna.
Terlebih, mata yang sehat juga diperlukan untuk dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan baik. Sedangkan, hidrasi dan kesehatan mata memang saling berhubungan.
Lebih dari 50 persen tubuh manusia terdiri dari air. Itulah mengapa tidak mengherankan jika dehidrasi dapat mempengaruhi penglihatan.
Oleh karena itu, masyarakat sangat disarankan untuk menjaga jumlah asupan air minum dalam keadaan puasa. Konsumsinya bisa dipenuhi dalam dua waktu berbeda yakni ketika sahur dan berbuka puasa.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Ketakutan pasien katarak
Tak hanya mata kering, gangguan penglihatan lainnya yang juga sering muncul adalah katarak. Persoalan mata satu ini menjadi penting ditangani dengan segera.
Namun tak dapat dipungkiri, ketika bulan Ramadhan, banyak pasien katarak yang cenderung mengurungkan niatnya untuk memeriksakan kondisi matanya.
Hal ini lantaran adanya keraguan akan tindakan operasi yang dikatakan dapat membatalkan puasa. Padahal di sisi lain, katarak tidak disarankan untuk ditunda entah pemeriksaan, maupun penanganannya.
"Pada bulan Ramadhan banyak pasien yang mengurungkan niat untuk memeriksakan matanya baik karena faktor tenaga dan juga adanya keraguan tindakan operasi mata akan membatalkan puasa," kata Anna.
"Akan tetapi perlu diingat, apabila pemeriksaan mata ditunda, penderita mata kering maupun katarak, besar kemungkinan mereka akan mengalami gangguan penglihatan dikala Lebaran," tambahnya.
Hal tersebut tentu dapat mengganggu perayaan Lebaran menjadi kurang optimal. Menurut Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) sendiri, terdapat setidaknya 1,3 juta kebutaan akibat katarak pada tahun 2017.
Advertisement
Buntut dehidrasi lainnya
Dalam kesempatan berbeda, spesialis kulit dan kelamin Bamed, dr Aninda Marina mengungkapkan bahwa kurangnya asupan cairan (dehidrasi) dapat mempengaruhi kulit sehingga dapat terlihat bersisik, pecah-pecah, kering, dan gatal.
"Di samping itu dapat terjadi bibir pecah-pecah yang mengakibatkan gatal hingga luka yang nyeri," ujar Marina dalam virtual media briefing Bamed bertema Siap Hadapi Ramadhan untuk Keluarga Indonesia pada Kamis, 31 Maret 2022.
"Serta dapat menyebabkan gangguan suhu tubuh sehingga membuat terasa lebih dingin ataupun suhu tubuh meningkat," Marina menjelaskan.
Marina lebih lanjut mengungkapkan bahwa akibat cairan yang kurang ditambah dengan kurangnya waktu tidur dapat menyebabkan kulit menjadi kusam, tidak cerah, gelap, dan sayu.
"Buka puasa dengan makanan manis ataupun berminyak yang berlebihan juga dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Apalagi dengan kurangnya tidur yang bisa mengganggu ritme sirkadian normal, sehingga mempermudah pertumbuhan jerawat," kata Marina.
Namun masalah terkait bibir kering juga masih memiliki solusinya. Selain dengan memenuhi kebutuhan cairan, Anda juga dianjurkan untuk tidak menjilat atau membasahi bibir dengan air liur.
Kebiasaan menjilat bibir kering
Jika Anda mengalami bibir kering, maka hal pertama yang dapat dilakukan adalah dengan menghindari kebiasaan menjilat atau membasahi bibir dengan air liur.
"Kegiatan menjilat bibir yang bertujuan membasahi bibir malah akan memperburuk kondisi kekeringan bibir hingga dapat menyebabkan eksim pada bibir," ujar Marina.
Selanjutnya, Anda juga dapat memenuhi asupan cairan dengan meminum air putih setidaknya 1,5 liter dalam 24 jam saat sahur dan buka puasa.
"Hindari konsumsi kopi dan soda, karena minuman tersebut dapat menghambat nutrisi dan mengganggu kelembaban kulit yang memicu kulit kering," kata Marina.
Marina juga menyarankan untuk menggunakan pelembab yang mengandung hyaluronic acid atau gliserin secara rutin dua kali sehari sehabis mandi.
"Bisa berikan pelembab bibir yang mengandung petroleum jelly tanpa pewangi agar mencegah bibir kering dan mencegah luka," ujarnya.
Sedangkan untuk kulit pada bagian tubuh lainnya, Anda bisa menggunakan pelembab yang mengandung hyaluronic acid atau gliserin secara rutin dua kali sehari sehabis mandi.
Advertisement