Sukses

Mengenal Planetary Health Diet, Pola Makan Ramah Lingkungan yang Dianggap Bisa Selamatkan Bumi

Perubahan iklim, polusi hingga sampah makanan bisa mempercepat kerusakan bumi. Padahal bumi adalah tempat tinggal kita.

Liputan6.com, Jakarta - Di hari bumi, kita diingatkan akan masalah perubahan iklim, polusi hingga sampah makanan yang bisa mempercepat kerusakan bumi. Padahal bumi adalah tempat tinggal kita.

Physician Nutrition Specialist RSUI Depok, dr Wahyu Ika Wardhani, MBiomed, M.Gizi, Sp.GK (K), FINEM mengatakan pentingnya diet yang bersifat sustainable. Sebab dalam kehidupan di bumi ini semuanya memperhatikan keseimbangan ekosistem. Sehingga beberapa faktor pun perlu menjadi perhatian seperti emisi gas akibat produksi pangan overfishing (pengambilan pangan berlebihan) hingga penggunaan zat kimia pada makanan.

"Akhirnya ahli berpikir untuk mengorientasi pola makan yang sudah ada sehingga bersifat sustainable sehingga bisa mengurangi sampah makanan," katanya dalam Seminar Awam Bicara Sehat - SEHAT TUBUHKU, SELAMATKAN BUMIKU (Spesial Hari Bumi Sedunia) yang ditayangkan di Youtube RSUI, Sabtu (23/4/2022).

Seperti diketahui, sejumlah diet dilakukan untuk mengatasi atau mencegah penyakit. Seperti pola diet vegetarian yang baik bagi penyandang diabetes, diet pestearian untuk penderita kanker, atau diet mediterania untuk kesehatan jantung.

Konsep inilah yang kemudian dipelajari kembali oleh ahli untuk menjadi diet yang ramah lingkungan atau disebut planetary health diet atau diet planet.

"Diet planet ini adalah konsep baru yang didefinisikan sebagai kesehatan penduduk dan kondisi sistem natural yang mempengaruhi manusia dan dikemukakan dalam jurnal Lancet," kata Ika.

Bisa dikatakan, lanjut dia, pola makan ini dianggap sehat dan juga memiliki sistem pangan berkelanjutan dengan tagline planet bumi untuk kesehatan.

"Transformasi sektor masyarakat saat ini fokus pada kesehatan penduduk dan kurang mempertimbangkan sistem natural. Nah di dalam jurnal Lancet ini ahli memperkenalkan terminologi baru yang ternyata memiliki peran penting bagi keberlangsungan planet (bumi)," jelasnya.

 

 

2 dari 4 halaman

Pola makan Planetary Health Diet

Menu harian

50% sayur dan buah30% biji-bijian atau umbi 20% lauk pauk dan kacang-kacangan

Dalam seminggu

1x daging 2x ikan, 1-2 kali telur

Dikutip BBC goodfood, diet planet ini lebih mirip diet flexitarian, namun didominasi sayuran dan sedikit daging merah.

Asupan kalori yang optimal, yang untuk orang dewasa rata-rata adalah 2500 kkal per hari, tetapi bervariasi tergantung pada usia, jenis kelamin dan tingkat aktivitas.

Ilustrasi dalam sehari

Protein (jumlah harian/kisaran yang mungkin) Kacang (50g/0-27g)Kacang, buncis, lentil dll (75g/0-100g) Ikan (28g/0-100g) Telur (13g/0-25g) Daging merah yaitu daging sapi, domba, babi (14g/0-28g) Unggas (29g/0-058g) Susu (250g/0-500g) Karbohidrat (jumlah harian/kisaran yang mungkin) Biji-bijian utuh yaitu beras, gandum, oat (232g)

Sayuran bertepung yaitu kentang (50g/0-100g) Sayuran (300g, setara dengan 3-4 porsi/200-600g) Buah (200g, setara dengan 2,5 porsi/100-300g) Gula tambahan (31g/0-31g) Lemak (jumlah harian/kisaran yang mungkin) Tak jenuh (40g/20-80g)Jenuh (11.8g/0-11.8g)

Anda mungkin menikmati satu burger daging sapi dan dua porsi ikan per minggu dengan sisa protein Anda yang berasal dari kacang-kacangan, kacang-kacangan dan kacang-kacangan. Anda dapat memasukkan segelas susu atau keju atau mentega setiap hari dan hanya di bawah dua telur per minggu.

"Boleh mengonsumsi protein hewani dan produk susu tapi lebih kecil. Mengonsumsi lemak tak jenuh dan gula tambahan sedikit sekali. Dalam seminggu energi 2500 kkal. Konsep ini dianggap akan mengurangi limbah pangan hingga setengahnya sehingga sejalan sasaran SDG's," kata Ika.

Sayangnya, diet planet ini cukup kontroversi karena ahli lain berpendapat pola makan ini akan konsumsi buah sayur dan kacang-kacangnya tidak lengkap nutrisinya.

Defisit nutrisi yang dimaksud termasuk kurangnya kadar vitamin B12 serta retinol, vitamin D dan kalsium. 

Selain itu hewan pun dapat diternak secara natural. Begitu pun dengan sayuran yang dapat ditanam tanpa pestisida justru memperbaiki tanah dan bersifat karbon netral. "Kacang sering dianggap dapat menyebabkan inflamasi dan efek metabolik bagi seseorang yang memiliki alergi dan autoimun." 

 

3 dari 4 halaman

Isi Piringku

Kementerian Kesehatan sendiri memiliki 'Isi Piringku', pedoman gizi seimbang. "Isi piringku di dalamnya didominasi oleh konsumsi buah dan sayur yang menempati setengah isi piring, lauk pauk sepertiga, dan makanan pokok yang menempati dua pertiga isi piring. Karbo kompleks dan aneka ragam." kata Ika.

Secara umum, "Isi Piringku" menggambarkan porsi makan yang dikonsumsi dalam satu piring yang terdiri dari 50 persen buah dan sayur, dan 50 persen sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Kampanye "Isi Piringku" juga menekankan untuk membatasi gula, garam, dan lemak dalam konsumsi sehari-hari. Dalam perkembangan ilmu gizi yang baru, pedoman "4 Sehat 5 Sempurna" berubah menjadi pedoman gizi seimbang yang terdiri dari 10 pesan tentang menjaga gizi.

Dari 10 pesan tersebut, dikelompokkan lagi menjadi empat pesan pokok yakni pola makan gizi seimbang, minum air putih yang cukup, aktivitas fisik minimal 30 menit per hari, dan mengukur tinggi dan berat badan yang sesuai untuk mengetahui kondisi tubuh.

 

4 dari 4 halaman

Contoh Isi Piringku sekali makan

Isi Piringku Sekali Makan, dikutip dari laman Kemenkes

(Contoh: makan siang ±700 kalori)

Makanan Pokok

Nasi dan penukarnya 150 gr Nasi = 3 centang nasi  = 3 buah sedang kentang (300 gr)   = 1 1/2 gelas mie kering (75gr)

Lauk Pauk

a. Lauk Hewani, 75 gr Ikan Kembung = 2 potong sedang ayam tanpa kulit (80gr) = 1 butir telur ayam ukuran besar (55 gr) = 2 potong daging sapi sedang (70 gr)

b. Lauk Nabati, 100 gr Tahu = 2 potong sedang tempe (50 gr)Sayuran = 150 gr = 1 mangkok sedangBuah150 gr pepaya  = 2 potong sedang = 2 buah jeruk sedang (110gr) = 1 buah kecil pisang ambon (50 gr).

"Pilihan makan tidak hanya soal nutrisi, diet planet pun merupakan upaya membuat pola makan ramah lingkungan, namun masih kontroversial. Selain pemilihan makanan, diet untuk bumi sehat perlu dipersiapkan sejak produksi, distribusi dan sampah makanan. Diet seimbang dan variasi makanan penting dan bersifat sustainable," pungkas Ika.