Liputan6.com, Jakarta Saat ini, kondisi pandemi COVID-19 di Indonesia masuk dalam kategori terkendali. Per hari ini, ada penambahan sekitar 317 kasus baru.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Baca Juga
"Hari ini kita sedikit meng-update terkait dinamika daripada vaksinasi COVID-19. Kita lihat bahwa kondisi pandemi kita saat ini sudah cukup terkendali," ujar Nadia dalam konferensi pers Dinamika Vaksin COVID-19, Senin (25/4/2022).
Advertisement
Kondisi terkendali pandemi COVID-19 Indonesia berlangsung meskipun telah dilakukan pelonggaran secara perlahan.
"Walaupun pelonggaran-pelonggaran aktivitas sudah kita lakukan. Bahkan sejak awal Ramadhan, pemerintah memutuskan kita untuk bisa mudik setelah dua tahun tidak melakukannya," kata Nadia.
"Tahun ini perayaan Idulfitri sudah mulai berbeda karena kita sudah bisa berkumpul dengan keluarga besar," Nadia menjelaskan.
Saat ini, Nadia mengungkapkan kebanyakan daerah di Indonesia sudah berada dalam PPKM level 1. Sementara itu, tidak terjadi pula peningkatan kasus yang signifikan.
"Kalau kita lihat angka konfirmasi harian turun terus. Pada tanggal 25 April dilaporkan 317 kasus. Jauh turun dari pada saat kita mengalami puncak Omicron ataupun juga pada saat varian Delta," ujar Nadia.
Angka kematian di Indonesia hari ini juga dipaparkan Nadia sebanyak 33 kasus. Padahal angka tertingginya pada gelombang Omicron kemarin mencapai 2.200 kasus.
"Angka positif kita saat ini sudah kurang dari satu persen atau 0,25 persen dan tingkat keterisian rumah sakit kita hingga 23 April hanya 3 persen," kata Nadia.
Angka reproduksi virus menurun
Lebih lanjut Nadia menjelaskan bahwa angka reproduksi virus COVID-19 di Indonesia juga cenderung turun mendekati angka kurang dari 1.
"Kondisi ini tentunya sama seperti kondisi September-Desember 2021, dimana pandemi sudah bisa kita kendalikan pada kondisi yang sangat rendah," ujar Nadia.
"Kita bisa lihat angka positif kita itu kita pertahankan dalam kurun waktu tiga sampai 3,5 bulan pada angka dibawah 1 persen," tambahnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, Nadia menjelaskan bahwa Indonesia patut untuk bersyukur karena pengendalian COVID-19 terbilang baik dibanding negara lain termasuk negara-negara Asia lainnya.
Seperti pada 24 April kemarin, Malaysia yang melaporkan 4 ribu kasus, Singapura 2 ribu kasus, Thailand hampir 15 ribu kasus, dan Australia dengan 33,7 ribu kasus.
"Kita tahu vaksinasi sangat berperan dalam upaya pengendalian COVID-19, bagaimana kemudian kondisi pada saat kita mengalami varian Delta dengan cakupan vaksinasi pada waktu itu hanya 30 persen dari dosis pertama,"
"Sangat berbeda dengan kondisi yang saat ini terjadi pada saat kita mengalami varian Omicron, dimana hampir 70 persen daripada masyarakat sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama," kata Nadia.
Advertisement
Capaian vaksinasi tembus 95 persen
Dalam kesempatan yang sama, Nadia menyampaikan pula rasa terima kasihnya kepada seluruh pihak yang terlibat mensukseskan upaya vaksinasi di Indonesia.
"Tentunya kami mengucapkan dan berterimakasih atas seluruh dukungan, kolaborasi, dan partisipasi. Serta minat masyarakat yang sangat tinggi untuk mengikuti program vaksinasi kemarin," ujar Nadia.
"Kita mencatatkan bahwa vaksinasi dosis pertama kita sudah 95,5 persen, dimana dosis kedua sebesar 78,8 persen per tanggal 25 April," tambahnya.
Nadia menjelaskan, target pemerintah pada akhir Mei 2022, Indonesia akan mencapai target 80 persen dosis kedua.
Selanjutnya, ia menyebutkan bahwa capaian vaksinasi dosis ketiga juga bisa meningkat. Saat ini capaian vaksinasi dosis ketiga di Indonesia mencapai 17 persen.
"Kita berharap tentunya tambahan dosis ketiga ini akan memberikan tambahan pertahanan antibodi bagi masyarakat kita dalam merayakan ibadah dan mudik Lebaran tahun ini," kata Nadia.
Menurut Nadia, biasanya ketika ada hari raya atau liburan panjang, peningkatan kasus COVID-19 biasanya terjadi, termasuk pada gelombang sebelumnya. Maka diharapkan masyarakat juga mengingat untuk selalu menjaga kondisi.
Ujian bersama
Jelang hari raya Idul Fitri 2022, Nadia mengungkapkan bahwa momentum tersebut menjadi ujian bersama bagi Indonesia agar tidak memiliki peningkatan atau lonjakan kasus kembali.
"Kita cukup optimis mengingat cakupan vaksinasi cukup tinggi. Pencapaian ini tentu tidak lepas dari dorongan sejumlah regimen vaksin yang telah kita gunakan selama ini," ujar Nadia.
Hal ini lantaran vaksinasi memang menjadi salah satu pelindung terkuat masyarakat dari virus Corona.
Apalagi beberapa jenis vaksin juga telah dinyatakan aman dan halal untuk digunakan masyarakat. Dengan kerja sama berbagai pihak, pemberian vaksin juga terus dilakukan.
"Berbagai upaya kita lakukan dengan berbagai skema agar masyarakat Indonesia segera mengakses vaksinasi. Supaya tingkat fatalitas dan kematian bisa kita tekan serendah mungkin dan dalam waktu secepat mungkin," kata Nadia.
Dalam kondisi darurat, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga telah mengeluarkan fatwa halal untuk vaksin COVID-19 yakni pada vaksin Sinovac.
"Vaksin yang sudah digunakan di Indonesia juga menjadi vaksin yang banyak digunakan di negara-negara muslim," Nadia menuturkan.
Advertisement