Sukses

Halal dan Suci, Kemenkes Harap Vaksin Merah Putih Bisa Segera Digunakan

Vaksin Merah Putih diharapkan bisa segera digunakan untuk program vaksinasi nasional.

Liputan6.com, Jakarta Halal dan suci, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI Siti Nadia Tarmizi berharap Vaksin Merah Putih dapat segera digunakan untuk vaksinasi COVID-19 dan booster. Harapan ini merespons putusan Mahkamah Agung (MA) soal penyediaan vaksin COVID-19 yang halal.

Vaksin Merah Putih, khususnya yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia telah mengantongi Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Kabar ini diumumkan pada 10 Februari 2022.

"Kita berharap Vaksin Merah Putih bisa segera juga digunakan," harap Nadia saat dikonfirmasi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Selasa, 26 April 2022.

Pada konferensi pers, Ketua MUI Bidang Fatwa Asrorun Ni'am mengatakan, penerbitan Sertifikat Halal MUI untuk Vaksin Merah Putih dilakukan setelah melalui serangkaian pengujian dari Lembaga Pengkajian Pangan dan Obat-obatan (LPPOM) MUI serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Majelis Ulama Indonesia sudah melaksanakan Sidang Pleno Komisi Fatwa. Hasilnya, sesuai Keputusan Majelis Ulama Indonesia Nomor 8 Tahun 2022 tentang Produk Vaksin Merah Putih kerja sama Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia menimbang dan mengingat dan seterusnya, memerhatikan dan seterusnya, memutuskan dan menetapkan," kata Asrorun di Kantor MUI, Jakarta, Kamis (10/2/2022).

"Yang pertama, ketentuan umum dalam fatwa yang dimaksud adalah Vaksin COVID-19 buatan Universitas Airlangga dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia adalah Vaksin COVID-19 dengan nama Vaksin Merah Putih. Ketentuan hukum vaksin ini hukumnya suci dan halal."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Jaminan Kehalalan Vaksin Merah Putih

Asrorun Ni'am melanjutkan, penetapan dan pembahasan kehalalan Vaksin Merah Putih sebagai wujud dukungan dan partisipasi dalam konteks keagamaan, terlebih lagi vaksin ini dikembangkan anak bangsa. Pembahasan dilakukan secara maraton bersama seluruh sumber daya yang ada.

"Kita gerakan sumber daya, baik di bidang aspek saintis yang dilakukan oleh teman-teman di LPPOM MUI dan keagamaan, khususnya di Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia secara internal maupun bersama dengan produsen," lanjutnya.

"Pada saat sidang pertama diperoleh informasi bahwa proses produk Vaksin Merah Putih) memenuhi kriteria sepanjang aman. Tapi waktu itu, kami belum jadwalkan untuk sidang pleno karena menunggu penjelasan dari Badan POM sebagai pihak yang memiliki otoritas memberikan aspek keamanan."

Adanya jaminan kehalalan Vaksin Merah Putih karena mayoritas masyarakat Muslim menjadi bagian tak terpisahkan dari pengamalan ajaran keagamaan. MUI juga mengapresiasi secara khusus kepada Tim Peneliti Unair dan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia.

"Kami memberikan apresiasi sekaligus selamat kepada Tim Peneliti dari Universitas Airlangga dan produsen PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dirut LPPOM MUI yang sudah berjibaku juga melakukan akselerasi di dalam penetapan keputusan kehalalan Vaksin Merah Putih," imbuh Asrorun.

3 dari 4 halaman

Target EUA Vaksin Merah Putih

Adapun izin darurat penggunaan (Emergency Use Authorization/EUA) vaksin Merah Putih yang dikembangkan oleh Universitas Airlangga (Unair) Surabaya bekerja sama dengan PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia ditargetkan keluar Agustus 2022.

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI Penny K. Lukito mengatakan, proses uji klinik vaksin Merah Putih Unair - Biotis masih berjalan. Saat ini, uji klinik dalam tahap fase kedua.

"Untuk yang (vaksin Merah Putih) Unair - Biotis, harapannya (EUA) keluar Agustus atau September 2022.  Kita lihat juga ini perkembangannya," kata Penny saat konferensi pers Pendampingan Produksi Vaksin Zifivax di PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Jumat, 8 April 2022.

"Kan fase uji klinik kedua mulai Maret. Harapannya, hasilnya baik. Lalu, fase uji klinik ketiga nanti Mei dan selesai Juni 2022. Kemudian, akan ada proses evaluasi dan sebagainya."

Untuk Vaksin Merah Putih yang dikembangkan institusi lain saat ini dalam tahap penelitian, belum sampai tahap pengembangan. Diketahui, ada 6 institusi yang sedang mengembangkan vaksin Merah Putih, di antaranya, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Dari perguruan tinggi, ada Universitas Indonesia (UI), Universitas Airlangga (Unair) Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

4 dari 4 halaman

Vaksin Merah Putih untuk Booster

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengaku bangga atas keseriusan Pemerintah Provinsi Jawa Timur bersama Universitas Airlangga (Unair) dalam mengembangkan Vaksin Merah Putih.

Vaksin Merah Putih ini merupakan satu-satunya vaksin dalam negeri yang pengembangannya dimulai dari hulu di tahap penelitian hingga hilirnya atau di sisi produksi.

"Ini merupakan satu-satunya produksi inisiatif vaksin dalam negeri yang mulai dari awal. Banyak yang mengerjakan hanya dari sisi hilirnya saja, tapi yang memulai dari awal hingga produksi ready to use hanya dari Unair ini," ujar Budi Gunadi saat Kick Off Uji Klinis Vaksin Merah Putih di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Soetomo Surabaya, Rabu (9/2/2022).

Terkait peruntukannya, Budi Gunadi berharap bisa dipergunakan untuk vaksin booster dan vaksin anak usia tiga tahun ke atas.

"Mengingat masih sedikit vaksin yang lolos uji klinis untuk anak-anak. Oleh sebab itu, ini menjadi potensi besar bagi Indonesia," sambungnya.

Selain itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga berharap nantinya vaksin Merah Putih bisa digunakan sebagai vaksin donasi Internasional.

"Utamanya bagi negara-negara muslim yang kesulitan mendapatkan vaksin dikarenakan status halal. Terlebih, Indonesia akan menjadi tuan rumah dalam G20 pada November mendatang," ucap Menkes Budi Gunadi.