Liputan6.com, Jakarta Model Dinda Syarif blak-blakan soal berbagai perubahan pada tubuh yang dilakukan agar terlihat seperti wanita pada umumnya. Salah satu yang terbaru adalah operasi menghilangkan jakun. Tindakan tersebut ia pilih untuk dilakukan di Thailand.
Sosok transgender yang sudah tak asing di dunia maya Tanah Air menceritakan pengalamannya saat operasi menghilangkan jakun melalui unggahan di Instagram Story pribadinya.
Baca Juga
Dinda menunjukkan potret sebelum dan sesudah menjalani proses operasi menghilangkan jakun.
Advertisement
"Jakun sebelum di kikis," tulisnya dengan menunjukkan ke potret yang menampilkan dirinya masih dengan jakun.
Ia juga berkisah, sebelum operasi, Dinda sempat ditolak karena jadwal di sana sudah penuh. Hal tersebut membuatnya sempat bersitegang dengan suster di sana.
Setelah berbincang dengan dokter, ia akhirnya mendapat urutan operasi terakhir pada hari tersebut. Dinda juga tampak membagikan potret dengan leher diperban sembari tersenyum ke arah kamera.
Menurutnya, ia hanya dibius lokal dan saat operasi mengaku dapat mencium aroma tulang. Bahkan, ia ternyata masih menyimpan sisa tulang jakunnya dari operasi jakun tersebut.
“Semua orang punya hobi, punya keinginan untuk membahagiakan dirinya sendiri. Kita berhak bahagia kok dengan apa yang kita sukai dan hobi kita. Lakukan apa yang kamu mau yang membuatmu nyaman dan bahagia selagi tidak criminal,” tulisnya dalam Instagram Story.
Dinda Syarif sempat menyandang gelar Miss International Queen Indonesia pada 2018. Sebelumnya, ia pernah bekerja sebagai asisten makeup artist hingga asisten artis.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengenal Operasi Menghilangkan Jakun
Operasi menghilangkan jakun atau disebut juga tracheal shave adalah jenis operasi feminisasi wajah. Ini digunakan terutama oleh perempuan trans dan orang trans non-biner yang ingin wajah mereka terlihat lebih feminin.
Ini juga dapat dilakukan pada perempuan cisgender yang menginginkan efek yang sama seperti dikutip dari Healthline, Rabu (27/4/2022).
Prosedur ini biasa disebut sebagai operasi pengecilan jakun dan juga dikenal sebagai chondrolaryngoplasty, atau pengurangan tulang rawan tiroid. Jakun yang besar adalah karakteristik seks sekunder laki-laki yang jelas.
Bagi orang-orang yang beralih dari pria ke perempuan, prosedur mahal dan berisiko.
Tracheal shave adalah prosedur pembedahan yang sering dilakukan pada pasien rawat jalan, dengan anestesi umum. Ini dilakukan untuk mengurangi ukuran tonjolan laring, yang terletak di atas kelenjar tiroid di tengah tenggorokan.
Penonjolan laring lebih sering disebut sebagai jakun. Selama prosedur ini, tulang rawan tiroid dikeluarkan dari bagian depan laring. Peran tulang rawan tiroid adalah untuk melindungi pita suara dari kerusakan atau ketegangan.
Advertisement
Jakun pada Laki-Laki
Pada orang yang dilahirkan sebagai laki-laki, hormon seperti testosteron meningkatkan ukuran dan volume laring dan tulang rawan tiroid selama masa pubertas. Pita suara juga menjadi lebih panjang selama waktu ini.
Perubahan ini menyebabkan suara menjadi lebih dalam. Mereka juga menyebabkan pembentukan benjolan menonjol di bagian depan tenggorokan.
Karena orang yang lahir sebagai perempuan biasanya tidak mengalami benjolan ini selama masa pubertas, menghilangkannya membantu membuat seluruh wajah tampak lebih feminin.
Beberapa orang memilih untuk menjalani prosedur ini bersamaan dengan prosedur feminisasi wajah lainnya, seperti pengurangan dagu, pengurangan rahang, pembesaran bibir, pembesaran pipi kontur dahi, dan operasi hidung.
Untuk prosedurnya, dokter akan mengevaluasi pasien secara medis. Mereka akan meminta pasien menjalani beberapa tes diagnostik untuk menentukan apakah pasien cukup sehat untuk operasi. Ini termasuk elektrokardiogram (EKG) dan tes darah. Dokter juga ingin tahu tentang obat-obatan atau suplemen yang dikonsumsi pasien sebelum menjalankan operasi.
Proses Operasi
Sebelum prosedur operasi dijalankan, pasien akan diminta untuk berhenti minum aspirin, atau obat apa pun yang dapat menyebabkan perdarahan, atau menghambat pembekuan darah.
Jika pasien merokok atau vape, dokter akan meminta pasien untuk berhenti setidaknya beberapa hari sebelum operasi.
Pasien juga akan menerima instruksi tertulis yang menunjukkan kapan harus berhenti makan dan minum sebelum prosedur. Selama prosedur, biasanya dilakukan dengan anestesi umum. Dibutuhkan sekitar 30 menit hingga 1 jam, dari awal hingga akhir.
Dokter bedah akan membuat sayatan kecil horizontal di bawah dagu atau rahang, di lipatan kulit. Ini memastikan bahwa bekas luka tidak akan terlihat di kemudian hari. Sebuah kamera kecil akan dimasukkan ke dalam sayatan. Ini digunakan untuk menemukan tulang rawan tiroid, dan pita suara.
Kartilago tiroid dan batasnya akan dicukur, dan dibuang. Dokter bedah akan berhati-hati agar tidak menyentuh pita suara. Setelah selesai, sayatan akan dijahit tertutup.
Setelah operasi, pasien akan dibawa ke ruang pemulihan dan diamati selama beberapa waktu sebelum dipulangkan. Jika pasien melakukan beberapa prosedur feminisasi wajah sekaligus, mereka mungkin diminta untuk menginap semalam di rumah sakit.
Seperti halnya operasi apapun, pasien harus meminta seseorang menjemput dan membawa pulang. Disarankan agar pasien beristirahat selama satu atau dua hari. Pasien juga disarankan untuk menghindari aktivitas berat dan bernyanyi atau berbicara dengan keras.
Jika tidak memiliki asuransi kesehatan yang mencakup prosedur ini, pasien harus keluar biaya sendiri sekitar 3 ribu dolar AS--4 ribu dolar AS (Rp43 juta-Rp57 juta). Beberapa perusahaan asuransi kesehatan menanggung biaya operasi feminisasi wajah, tetapi ini bukan norma umum.
Advertisement