Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang memiliki penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung perlu mencari tahu lebih banyak gejala dan penyebabnya. Khawatirnya seperti Maia Estianty yang sampai harus dibawa ke rumah sakit dan mendapatkan penanganan serius beberapa waktu lalu.
dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS, Spesialis Bedah Penyakit Hati, Empedu, Limpa dan Pankreas di RS EMC Alam Sutera yang menangani Maia Estianty mengatakan bahwa penyebab Maia mengalami GERD adalah batu empedu berukuran besar yang berada di leher saluran empedu.
Baca Juga
"Batu empedu ukurannya besar, dia mau masuk ke saluran, tapi karena ukurannya besar, enggak bisa, nyangkut di leher saluran empedu, itu yang bikin sakit," kata dr Thjang Supardjo saat memeriksa isi perut Maia Estianty seperti dalam video yang diunggah di Channel Youtube Maia Aleldul TV.
Advertisement
Ukuran batu empedu yang besar itulah kata dr Thjang Supardjo yang membuat Bunda Maia merasa sakit perut.
"Berobat GERD kemana-mana enggak akan sembuh, karena penyebabnya batu empedu. Diambil dulu (batunya), diselesaikan deh. Baru kemudian biasanya GERD nya akan ikut sembuh," tambah dr. Tjhang Supardjo.
Kronologi Sakit GERD dan Batu Empedu Maia Estianty
Seperti diketahui, di Channel Youtube Maia Aleldul TV, penyanyi sekaligus produser musik ternama itu menjelaskan gejala GERD yang dialaminya. Menurut penuturan Maia, ia tak bisa menelan karena tenggorokannya terasa sangat sakit.
"GERD itu awalnya gara-gara aku minum obat, terus kayak ada sesuatu yang mengganjal di kerongkongan. Terus aku minumin air putih, tapi masih kayak ada yang nyantol gitu. Akhirnya, salahnya aku sih, aku minum kopi secara aku penggemar kopi berat," kata Maia di video Youtube tersebut.
Setelah minum kopi itu, tiba-tiba Maia mengalami kondisi sakit saat menelan dan minum. Itu terjadi di pesta ulang tahun Krisdayanti.
Esok harinya, Maia mengaku alami demam dan sakit yang luar biasa. Saat menjelaskan sakit, Maia menekan area perutnya di daerah ulu hati dan mengaku seperti disilet-silet. Segera Maia mencari pertolongan di RS daerah Jakarta Selatan ditemani Dul, ia menjelaskan sempat diberikan obat pereda nyeri asam lambung dengan cara disuntik.
"Sempat enakan memang, tapi besoknya sakit lagi buat makan dan minum. Rasanya seperti disilet-silet," ceritanya. Gegara kondisi itu, Maia pun mesti tidur di ruang tamu karena posisi tidur harus agak tegak.
Beberapa hari perawatan, kondisinya tetap tidak kunjung sembuh sampai akhirnya Maia dibawa ke rumah sakit dengan dokter favoritnya yakni dr. Tjhang Supardjo yang sudah menangani nya juga beberapa tahun lalu terkait kondisi ini.
Advertisement
Penjelasan Batu Empedu Bisa Sebabkan GERD
dr. Tjhang Supardjo mengungkapkan pada kasus Maia Estianty, batu empedu yang terbentuk di tubuh bisa menyebabkan GERD akibat letak batu yang ada di leher kantung empedu.
Efek adanya batu tersebut di leher kantung yang kemudian menyebabkan GERD atau perasaan sakit di perut dan kerongkongan. Tidak kecil, ukuran batu empedu yang menutupi leher kantung empedu Maia sebesar 1,8 cm dan 1,6 cm, ada dua batu.
Tapi, secara umum dijelaskan dalam Gallstone Diet, ketika seseorang memiliki batu empedu di empedunya, maka gejala seperti sakit di perut sangat bisa terjadi. Selain itu, pada beberapa kasus juga menyebabkan mual dan muntah.
Perbedaan Gejala Batu Empedu dan GERD
GERD (gastroesophageal reflux disease) atau penyakit asam lambung disebabkan oleh melemahnya katup atau sfingter yang terletak di kerongkongan bagian bawah. Normalnya, katup ini akan terbuka untuk memungkinkan makanan serta minuman masuk menuju lambung dan dicerna.
dr. Tjhang Supardjo menjelaskan setelah makanan atau minuman masuk ke lambung, katup ini akan tertutup kencang guna mencegah isi lambung kembali naik ke kerongkongan. Namun pada penderita GERD, katup ini melemah, sehingga tidak dapat menutup dengan baik.
"Hal ini mengakibatkan isi lambung yang berisi makanan dan asam lambung naik ke kerongkongan. Apabila kondisi ini terjadi terus-menerus, lapisan kerongkongan akan mengalami iritasi hingga peradangan dan lama kelamaan menjadi lemah," sebutnya.
Penyakit batu empedu atau cholelithiasis adalah kondisi yang ditandai dengan sakit perut mendadak akibat terbentuknya batu di dalam kantung empedu. Penyakit batu empedu juga bisa terjadi di saluran empedu.
dr. Tjhang Supardjo mengungkapkan kantung empedu adalah organ berukuran kecil yang terletak di bawah organ hati. Organ ini mampu memproduksi dan menyimpan cairan empedu yang berperan penting dalam proses pencernaan, termasuk mencerna kolesterol yang terkandung di dalam makanan yang dikonsumsi.
"Sebagian besar batu empedu berasal dari endapan kolesterol yang akhirnya mengeras dan membentuk batu," ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, sakit GERD ditandai dengan sensasi mual-muntah, tidak nafsu makan, hingga nyeri ulu hati. Namun, gejala yang Anda kira hanya karena GERD bisa jadi pertanda penyakit batu empedu. Simak perbedaan gejala batu empedu dan GERD berikut ini.
1. Beda gejala nyeri ulu hatinya
Nyeri ulu hati merupakan keluhan yang umum ditemui, baik sebagai gejala GERD maupun penyakit batu empedu. Pasalnya, kedua hal ini sama-sama terjadi pada saluran pencernaan dan letaknya saling bersebelahan di daerah perut bagian atas.
Sakit GERD disebabkan akibat otot kerongkongan bagian bawah mengalami kelemahan untuk mengatasi produksi asam lambung yang berlebihan. Gejala GERD paling umum yakni nyeri ulu hati yakni perut kiri atas yang disertai mual dan muntah yang terasa asam atau pahit.
Penyakit batu empedu juga menyebabkan nyeri ulu hati, tapi lokasinya lebih terfokus pada daerah perut kanan atas yang menjalar sampai ke pinggang, punggung, bahkan kadang sampai ke bahu.
Nyeri yang merupakan gejala batu empedu juga biasanya berlangsung lama hingga dapat berlangsung sampai berjam-jam. Selain itu, nyerinya tidak membaik setelah minum obat antasida atau obat-obatan maag lainnya.
2. Beda pemicu gejalanya
Kedua kondisi kesehatan ini sama-sama bisa terjadi setelah makan. Namun, gejala batu empedu biasanya memberat setelah makan makanan berlemak seperti makanan gorengan dan makanan bersantan.
Sedangkan pada sakit GERD, makanan apa saja baik yang berlemak maupun tidak tetap akan merangsang produksi asam lambung dan menimbulkan nyeri.
Konsumsi antibiotik, obat nyeri NSAID, dan kortikosteroid juga dapat memicu sakit GERD. Namun, obat-obatan yang disebutkan tidak memengaruhi timbulnya gejala batu empedu.
3. Beda gejala penyertanya
Apakah Anda akhir-akhir ini merasakan nyeri lambung dan berpikir ragu jangan-jangan nyeri yang Anda rasakan bukan sakit GERD tapi sakit batu empedu?
Supaya jangan salah, orang dengan penyakit batu empedu akan mengalami gejala nyeri yang tiba-tiba dan intens di bagian kanan atas perut, nyeri di bawah tulang dada, sakit di antara antara tulang belikat, nyeri di bahu kanan, serta mual dan muntah.
Menggigil atau demam yang tidak diketahui penyebabnya mungkin menandakan bahwa Anda sudah mengalami infeksi. Di kandung empedu. Jika mengalami infeksi, Anda memerlukan pengobatan sebelum kondisi memburuk dan komplikasi. Karena infeksi bisa saja mengancam jiwa jika menyebar ke bagian tubuh lain. Orang dengan penyakit batu empedu bisa saja mengalami diare kronis. Jika Anda mengalami lebih dari empat buang air besar per hari selama setidaknya tiga bulan mungkin merupakan tanda penyakit kandung empedu kronis.
Kulit berwarna kuning, atau ikterus, mungkin merupakan tanda adanya penyumbatan atau batu di saluran empedu yang umum. Saluran empedu umum adalah saluran yang mengarah dari kantung empedu ke usus kecil. Selain itu, kotoran berwarna lebih terang dan urine gelap adalah kemungkinan tanda-tanda penyumbatan saluran empedu.
Mengetahui gejala-gejala yang diuraikan di atas jelas sudah kalau kondisi penyakit batu empedu lebih kompleks dari sakit GERD. Sakit GERD biasa tidak akan membuat Anda mengalami ikterus ataupun diare kronis.
Batu empedu adalah endapan cairan pencernaan yang mengeras dan terbentuk di kantung empedu. Orang yang mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas membutuhkan operasi pengangkatan kantung empedu.
Cara Mengobati Penyakit Batu Empedu
dr. Tjhang Supardjo mengungkapkan kalau pengobatan penyakit batu empedu akan dilakukan berdasarkan indikasi gejala. Pilihan pengobatan untuk batu empedu meliputi:
1. Pembedahan untuk mengangkat kantung empedu (kolesistektomi)
Dokter bisa jadi merekomendasikan operasi untuk mengangkat kantung empedu ketika gejala sudah cukup intens. Setelah kantung empedu diangkat, empedu dapat mengalir langsung dari hati ke usus kecil dan tidak lagi disimpan di kantung empedu.
“Anda tidak memerlukan kantung empedu untuk hidup, dan pengangkatan kantung empedu tidak mempengaruhi kemampuan mencerna makanan. Hanya saja pengangkatan ini dapat menyebabkan diare, yang biasanya bersifat sementara,” sebutnya.
2. Obat untuk melarutkan batu empedu
Obat yang Anda minum dapat membantu melarutkan batu empedu. Tetapi mungkin diperlukan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun pengobatan untuk melarutkan batu empedu. Terkadang ketika obat-obatan tidak berhasil, satu-satunya jalan adalah dengan operasi.
“Anda dapat mengurangi risiko batu empedu jika Anda makan tepat waktu, rutin sarapan setiap hari, minum air putih yang cukup, tidak obesitas, konsumsi makanan berserat tinggi dan rendah lemak, serta olahraga teratur,” kata dr. Tjhang Supardjo.
Itulah penjelasan seputar batu empedu dan GERD, bila Anda memiliki pertanyaan dan keluhan lainnya bisa berkonsultasi langsung dengan dr. Tjhang Supardjo, M. Surg, FCCS, Sp.B, FCSI, FInaCS, FICS, Spesialis Bedah Penyakit Hati, Empedu, Limpa dan Pankreas yang berpraktek di RS EMC Alam Sutera setiap hari Senin - Sabtu mulai pukul 09.00 - 12.00 WIB.
Informasi lebih lengkapnya kunjungi website RS EMC Alam Sutera dan Call Center 021-29779977.
(*)
Advertisement