Sukses

Daftar Negara yang Laporkan Kasus Hepatitis Akut Misterius pada Anak

Indonesia meminta waspada mengingat ada tiga kasus anak meninggal dunia terkait hepatitis akut misterius. Menilik data WHO sudah ada 12 negara yang melaporkan kasus ini lebih dahulu. Negara mana saja?

Liputan6.com, Jakarta Pada 1 Mei 2022 Kementerian Kesehatan mengumumkan ada tiga anak di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta meninggal dunia diduga terkait hepatitis akut misterius. Sebelumnya, negara tetangga Singapura pada 29 April 2022 juga melaporkan satu kasus hepatitis akut serius pada bayi 10 bulan.

Bila merujuk pada data Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) sebelum dua negara tersebut, ada belasan negara yang melaporkan kasus hepatitis akut misterius itu. Per 21 April 2022 sudah ada 169 kasus yang dilaporkan dari 12 negara di dunia seperti mengutip laman resmi WHO, Selasa (3/5/2022).

Berikut rinciannya:

Inggris Raya dan Irlandia Utara: 114 kasus

Spanyol: 13 kasus

Israel: 12 kasus

Amerika Serikat: 9 kasus

Denmark: 6 kasus

Irlandia: kurang dari 5 kasus

Belanda: 4 kasus

Italia: 4 kasus

Norwegia: 2

Prancis: 2

Rumania:1

Belgia: 1

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Pada kasus di negara-negara tersebut kasus hepatitis akut misterius terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun.

Efek penyakit ini nyatanya tidak ringan. Ada 17  anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

 

2 dari 4 halaman

Kasus di Indonesia

Terkait tiga anak di RSCM meninggal dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, Kementerian Kesehatan berupaya untuk melakukan investigasi penyebabnya.

Kemenkes melakukan pemeriksaan panel virus secara lengkap. Lalu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta melakukan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut seperti disampaikan Juru Bicara Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Nadia juga meminta masyarakat tetap tenang selama masa investigasi dilakukan. Lalu, ia juga meminta masyarakat menerapkan gaya hidup bersih sebagai bentuk pencegahan tertular penyakit.

“Selama masa investigasi, kami menghimbau masyarakat untuk berhati-hati dan tetap tenang. Lakukan tindakan pencegahan seperti mencuci tangan, memastikan makanan dalam keadaan matang dan bersih, tidak bergantian alat makan, menghindari kontak dengan orang sakit serta tetap melaksanakan protokol kesehatan," pesan Nadia dalam keterangan resmi yang diterima Health-Liputan6.com.

Ketiga anak yang meninggal tersebut meninggal dunia kurun waktu yang berbeda. Yakni dari pertengahan April hingga 30 April 2022.

Pasien dengan dugaan hepatitis akut misterius itu mengalami gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran.

3 dari 4 halaman

Anak Tunjukkan Gejala Kuning, Segera Cek ke Dokter

Nadia juga mengingatkan kepada masyarakat yang melihat putra putrinya sakit dengan gejala mengarah ke hepatitis segera periksakan ke dokter.

Gejalanya yaitu:

- kulit dan mata kuning

- sakit perut

- muntah-muntah dan diare mendadak

- buang air kecil berwarna teh tua

- buang air besar berwarna pucat, kejang

"Jika mengalami gejala di atas segera memeriksakan anak ke fasilitas layanan kesehatan terdekat," kata Nadia.

Hingga kini, penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Peneliti di luar negeri telah melakukan pemeriksaan laboratorium dan faktanya virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut.

Lalu, pada pada 74 kasus dil luar negeri terdeteksi adenovirus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. Lalu, ditemukan virus SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

 

4 dari 4 halaman

Kemenkes Minta Dinkes untuk Waspada

Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Sumber Daya Manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk memantau dan melaporkan kasus sindrom penyakit kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons (SKDR).

Kemenkes juga meminta jajaran di bawahnya menginformasikan kepada masyarakat untuk segera mengunjungi puskesmas atau rumah sakit terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning.

“Tentunya kami lakukan penguatan surveilans melalui lintas program dan lintas sektor, agar dapat segera dilakukan tindakan apabila ditemukan kasus sindrom jaundice akut maupun yang memiliki ciri-ciri seperti gejala hepatitis” ucap Nadia.