Liputan6.com, Jakarta - Merespons adanya tiga anak meninggal dunia yang diduga mengalami hepatitis misterius (unknown hepatitis) di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meminta peningkatan pengawasan di pintu-pintu masuk negara. Pintu masuk yang dimaksud, terutama dari pelabuhan dan bandara.
Kewaspadaan hepatitis akut misterius pada anak di atas tertuang dalam Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology).
Baca Juga
SE kewaspadaan hepatitis ini ditandatangani Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 27 April 2022. Sesuai SE yang diperoleh Health Liputan6.com pada Senin, 2 Mei 2022, bunyi tindak lanjut pengawasan terhadap hepatitis misterius, yaitu:
Advertisement
Meminta Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) untuk:
- Meningkatkan pengawasan terhadap penumpang dan kru, alat angkut, barang bawaan, vektor, dan lingkungan pelabuhan dan bandara, terutama yang berasal dari negara terjangkit saat ini.
- Meningkatkan upaya promosi kesehatan bagi masyarakat di sekitar wilayah pintu masuk negara (bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas darat negara).
- Mengkoordinasikan pelayanan kesehatan dengan Dinas Kesehatan dan rumah sakit setempat.
- Berkoordinasi dengan Otoritas Imigrasi dalam penelusuran data ketika ditemukan kasus dari warga negara asing.
- Berkoordinasi dengan pihak maskapai penerbangan dalam hal mendeteksi penumpang dengan sindrom jaundice.
- Segera memberikan notifikasi apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P Kemenkes melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com, dan ditembuskan kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Pertama Kali dari Skotlandia Tengah
Kemenkes telah meningkatkan kewaspadaan dalam dua pekan terakhir setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus Hepatitis Akut yang menyerang anak-anak di Eropa, Amerika dan Asia, dan belum diketahui penyebabnya sejak 15 April 2022.
Dalam pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan, sejak secara resmi dipublikasikan sebagai KLB oleh WHO, jumlah laporan kasus hepatitis akut misterius terus bertambah. Tercatat, lebih dari 170 kasus dilaporkan lebih dari 12 negara.
Sebagaimana informasi yang dihimpun Kemenkes RI, WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology) pada anak-anak usia 11 bulan - 5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.
Selanjutnya, kisaran kasus juga terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut ditandai peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare, muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.
Advertisement
12 Negara Laporkan Hepatitis Akut
Melalui Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology), Kemenkes menyebut ada 12 negara yang sudah melaporkan kasus tersebut.
Data laporan negara yang terjangkit hepatitis misterius pada anak dihimpun Kemenkes RI per 21 April 2022. Tercatat 169 kasus yang dilaporkan di 12 negara, antara lain:
- Inggris 114
- Spanyol 13
- Israel 12
- Amerika Serikat 9
- Denmark 6
- Irlandia < 5
- Belanda 4
- Italia 4
- Norwegia 2
- Perancis 2
- Romania 1
- Belgia 1
"Penyebab dari penyakit tersebut (hepatitis akut pada anak) masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit itu," jelas Siti Nadia Tarmizi.
"Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus."
Adenovirus adalah kelompok virus yang dapat menyebabkan infeksi pada mata, usus, paru, dan saluran napas.
Gejala Temuan Kasus Hepatitis Akut
Pada 5 April 2022, Inggris Raya (UK) melaporkan ke Sistem Notifikasi IHR Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization’s IHR notification system) terkait peningkatan kasus hepatitis akut dengan etiologi yang tidak diketahui di antara anak-anak berusia di bawah 10 tahun dari Skotlandia.
Pada 8 April 2022, 72 kasus serupa telah diidentifikasi di seluruh Inggris, yang mana sebagian besar berusia antara dua dan lima tahun. Kemudian pada 20 April 2022, total 111 kasus telah dilaporkan dari Inggris.
Laporan European Centre for Disease Prevention and Control (ECDC) berjudul, Increase in severe acute hepatitis cases of unknown aetiology in children yang diterbitkan pada 28 April 2022 menyebut, kasus-kasus yang tercatat di Inggris terjadi pada anak-anak yang sebelumnya sehat.
Mereka mengalami gejala klinis dan tanda-tanda hepatitis akut yang parah, termasuk penyakit kuning dan peningkatan aspartat transaminase (AST) atau alanintransaminase (ALT) lebih besar dari 500 IU/L.
AST atau ALT merupakan enzim-enzim hati yang paling sensitif dan digunakan secara luas untuk mendeteksi kerusakan hati.
Beberapa gejala hepatitis akut misterius yang dilaporkan meliputi gejala gastrointestinal. Misal, sakit perut, diare, dan muntah pada minggu-minggu sebelumnya. Sejumlah kasus lain ada gejala demam.
Kebanyakan anak-anak di Inggris akhirnya dirawat di rumah sakit dan beberapa berkembang menjadi gagal hati akut (ALF) yang memerlukan penanganan unit pediatri anak dan perlunya transplantasi hati.
Advertisement