Liputan6.com, Bandung - Mewaspadai kasus hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, dinas kesehatan Provinsi Jawa Barat melakukan koordinasi dengan pihak terkait. Pihak-pihak tersebut yakni Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, serta dinas kesehatan dari 27 kabupaten/kota.
Meski belum ditemukan kasus hepatitis akut seperti di DKI Jakarta, Jawa Barat tetap mewaspadainya.
Baca Juga
Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, ada beberapa langkah awal atau antisipasi yang dilakukan Jawa Barat terkait hepatitis misterius.
Advertisement
Langkah pertama yakni dengan surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing-masing stakeholders, seperti dikutip dari laman Jabarprov.go.id.
Langkah antisipasi kedua yaitu menginvetarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis.
"Ketiga, kami meningkatkan sosialisasi, komunikasi-informasi-edukasi (KIE), serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat," ujar Nina dalam rapat koordinasi daring, Sabtu (7/5).
Penguatan fasilitas pelayanan kesehatan menjadi mulai dari puskesmas hingga rumah sakit jadi langkah keempat antisipasi hepatitis akut.
"Kelima, rumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut ini," ujar Nina.
Dia berharap, melalui gerak cepat yang dilakukan, fasilitas pelayanan kesehatan dapat mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas.Â
Dalam rapat koordinasi daring Sabtu (7/5), tak kurang dari 850 praktisi kedokteran membahas kemunculan hepatitis akut misterius. Rapat tersebut dihadiri narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dr. Anggraini Sp. A. K. Selain Kepala Dinkes Jabar beserta jajaran, Kepala Labkesda Provinsi Jawa Barat, kepala dinkes 27 kota/kabupaten, Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Ketua IDAI, Ketua KKP, dan Kepala Labkesda kota/kabupaten.
Â
Belum Ada Laporan Hepatitis Akut di Jabar
Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini di Jabar belum ada laporan mengenai penyakit tersebut.
"Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan," tuturnya.
Namun demikian, Jabar akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti sering mencuci tangan, meminum air dan makanan yang matang dan bersih, menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.
"Kita terus edukasi warga khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi COVID-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan COVID-19," jelasnya.
Â
Â
Advertisement