Sukses

Respons Cepat Bantu Krisis Sri Lanka, WHO Indonesia Puji Kemenkes RI

Indonesia melalui Kemenkes RI belum lama ini mengirimkan obat dan alat kesehatan guna membantu Sri Lanka

Liputan6.com, Bali - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Indonesia mengapresiasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) atas respons cepat membantu krisis ekonomi yang melanda Sri Lanka. Krisis ini memengaruhi industri farmasi yang berdampak terhadap kekurangan obat-obatan esensial.

WHO Representative Indonesia, Dr N Paranietharan menyampaikan bahwa Kemenkes RI sudah mengirimkan vaksin, obat-obatan, dan alat kesehatan ke Sri Lanka beberapa waktu yang lalu. Bantuan ini dikirimkan dalam dua kloter.

"Dalam hal pasokan vaksin dan obat-obatan, menurut saya adalah bantuan besar yang telah dilakukan bangsa Indonesia, termasuk sumbangan baru-baru ini kepada Sri Lanka," kata Paranietharan saat penandatangan kerja sama antara Kementerian Kesehatan RI - WHO Indonesia dalam acara 15th ASEAN Health Ministers Meeting and Related Meetings di Hotel Conrad, Nusa Dua Bali pada Sabtu, 14 Mei 2022.

"Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan membawa beberapa persediaan medis penting yang dibutuhkan Sri Lanka akibat kekurangan pasokan," dia menambahkan.

Paranietharan berterima kasih kepada Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, Kementerian Kesehatan RI, dan Pemerintah Indonesia. Bantuan alat kesehatan dan obat-obatan dari Indonesia rupanya merupakan donasi pertama yang diterima Sri Lanka.

"Terima kasih banyak atas kepemimpinan Anda (Budi Gunadi Sadikin dan untuk Pemerintah Indonesia atas tindakan cepat donasi yang merupakan donasi pertama yang diterima di Sri Lanka," katanya.

"Kami sangat menghargai upaya Indonesia. Terima kasih banyak, sekali lagi, terima kasih," Dr N Paranietharan menambahkan.

 

2 dari 4 halaman

Bantuan 3.026 Kg Alat Kesehatan dan Obat-obatan

Sri Lanka kini tengah mengalami krisis yang berdampak pada kelangkaan obat dan alat kesehatan. Merespons situasi tersebut, Pemerintah Indonesia mengirimkan 3.026 kg bantuan kemanusiaan berupa obat-obatan esensial dan alat kesehatan untuk Pemerintah Sri Lanka.

Bantuan diserahkan secara simbolis oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nugraha dan diterima oleh Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia dan ASEAN Yasoja Gunasekera di Gedung Gapura, Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang pada Kamis, 28 April 2022.

“Dengan semangat kemanusiaan dan solidaritas sebagai negara sahabat, Indonesia bermaksud menyerahkan bantuan kesehatan untuk Pemerintah dan masyarakat Sri Lanka,” kata Kunta melalui pernyataan resmi.

Kunta menjelaskan, dalam proses pengumpulan donasi kemanusiaan, Kementerian Kesehatan menjalin komunikasi intens dengan Kementerian Luar Negeri, Duta Besar Sri Lanka untuk Indonesia, WHO Indonesia, dan 9 perusahaan farmasi.Kesembilan perusahaan farmasi yang dimaksud, yakni PT. Dexa Medica Group, PT Bernofarma, PT Global Onkolab Farma (Kalbe Group), PT CKD Otto, PT. Jayamas, PT. Safelock, PT Ocean Medika, PT. Bara Sehat Jaya, dan PT. Triton Manufactures.

Berkat bantuan program Corporate Social Responsibility (CSR) dari kesembilan perusahaan tersebut, total donasi yang berhasil terkumpul senilai Rp22,1 miliar yang terdiri dari 11 item obat dan 8 item alat kesehatan.

“Atas donasi dan kerja sama dari seluruh pihak yang terlibat, bantuan donasi ini bisa diterima hari ini untuk selanjutnya diserahkan kepada Pemerintah Sri Lanka,” lanjut Kunta.

Bantuan alat kesehatan dan obat-obatan dari Kementerian Kesehatan RI, terang Kunta Wibawa, dikirim dalam dua kloter menggunakan pesawat kargo dari Bandara Soekarno-Hatta.

Kloter pertama diberangkatkan mulai Kamis (28/4/2022) dengan total berat 1.284 kg (1,2 ton) terdiri dari 8 item obat sitostatika dan 6 item alat kesehatan, senilai Rp4.527.331.397.

Kloter kedua, diberangkatkan tanggal 8 Mei 2022 dengan total berat 1.834 kilogram (1,8 ton) terdiri dari dua item obat sitostatika, satu suplemen untuk pasien kanker, dan dua item alat kesehatan senilai Rp17.628.620.848.Sebelum dikirim, seluruh bantuan telah diperiksa, baik dari segi fungsi maupun kelengkapan dokumen oleh Kemenkes.

 

3 dari 4 halaman

Refleksi Erat Indonesia - Sri Lanka

Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Agusdini Banun Saptaningsih memastikan seluruh bantuan dalam keadaan baik dan siap diterbangkan ke Sri Lanka.

“Untuk menjaga mutu dan keamanan obat selama perjalanan, telah dilakukan packaging sesuai standar pengemasan untuk ekspor obat dan alat kesehatan serta dilengkapi dokumen-dokumen lengkap yang diperlukan,” terangnya.

Kunta Wibawa mengungkapkan, bantuan yang dikirimkan Indonesia kepada Sri Lanka merupakan wujud hubungan baik dan erat antara dua negara.Indonesia dan Sri Lanka sendiri telah menjadi mitra strategis sangat lama, yang mana tahun 2022 ini telah memasuki usia 70 tahun. Hubungan keduanya terus terjalin erat dan semakin kuat sampai saat ini.

Dengan demikian, sebagai negara sahabat sekaligus mitra strategis Indonesia, Kunta berharap bantuan yang diserahkan Indonesia hari ini, bisa membantu memenuhi kebutuhan obat-obatan dan alat kesehatan di Sri Lanka.

“Semoga bantuan ini bisa membantu mengurangi beban Saudara-saudara kita di Sri Lanka,” harapnya.

Mewakili Pemerintah Sri Lanka, Yasoja Gunasekera menyampaikan, terima kasih atas kepedulian Pemerintah Indonesia, masyarakat, dan sektor swasta di Indonesia terhadap situasi dan kondisi yang kini dihadapi Sri Lanka.

Menurutnya bantuan kemanusiaan ini merupakan refleksi dari kuatnya hubungan antara Indonesia dan Sri Lanka yang telah terjalin selama 70 tahun ini, yakni saling mengerti situasi dan kondisi masing-masing negara terutama jika salah satunya sedang mengalami masa-masa sulit.

“Dari hati yang paling dalam, saya mengucapkan terima kasih,” ucapnya.

 

4 dari 4 halaman

Pasokan Obat-obatan Habis

Krisis ekonomi Sri Lanka membuat apotek lokal kehabisan obat yang mengakibatkan pasien pergi dengan tangan kosong.

Seorang dokter dari Asosiasi Medis Sri Lanka yang bernama Ishan mengatakan, pasokan seluruh jenis obat-obatan kurang, bahkan kosong. Untuk jenis obat parasetamol dan antibiotik saja tidak tersedia.

“Semua jenis obat - obatan umum dan obat khusus untuk kondisi kesehatan tertentu kekurangan akibat krisis ekonomi. Sebuah daftar terus-menerus diedarkan oleh organisasi yang berwenang untuk memberikan gambaran tentang obat-obatan yang kosong dan juga untuk mencari bantuan bagi orang lain," katanya, dikutip dari India Today, Minggu (15/5/2022).

Apoteker setempat berkata, “Banyak obat bebas seperti parasetamol dan antibiotik tidak tersedia. Obat jantung dan obat anestesi tidak tersedia sehingga operasi dihentikan sementara di banyak tempat."

Tak tanggung-tanggung, apoteker lain menambahkan dampak krisis ekonomi juga menyebabkan, kenaikan harga obat-obatan.

"Kami telah mengamati orang-orang yang melakukan perjalanan jauh untuk mendapatkan obat. Terkadang, mereka tidak membeli obat yang mereka butuhkan karena harganya. Ini adalah situasi yang mengerikan," ujarnya.

Menurut Dr Ishan, langkah alternatif memecahkan persoalan pasokan obat-obatan kurang adalah negara lain memberikan bantuan.

“India telah memberikan uluran tangan dan kami berterima kasih untuk itu. Tetapi kami akan membutuhkan lebih banyak bantuan dalam hal obat-obatan.”

Sejak Januari, Pemerintah India memberikan bantuan senilai US$3,5 miliar kepada Sri Lanka. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri India S Jaishankar juga mengatakan bahwa India juga akan membantu Sri Lanka yang mempunyai masalah kekurangan obat. *