Liputan6.com, Jakarta Selain menular lewat saluran cerna, penularan hepatitis misterius disebut-sebut dapat melalui udara. Lantas, apakah benar demikian?
Direktur Pelayanan Medik, Keperawatan dan Penunjang RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Sumariyono menerangkan, penularan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya lewat udara juga bisa terjadi. Namun, persentase terbesar tetap melalui saluran cerna.
Baca Juga
Profil Armando Obet Oropa, Pemain Muda yang Dipanggil STY Memperkuat Timnas Indonesia di Piala AFF 2024
Rekam Jejak Karier Setyo Budiyanto Ketua KPK yang Dukung OTT, Lulusan Akpol yang Tegas Terhadap Korupsi
Pengacara Razman Arif Nasution Dampingi Istri Jalani Pemeriksaan Terkait Laporannya Terhadap Nikita Mirzani
"Sebetulnya cara penularan secara pasti karena penyebabnya juga belum pasti ya kita masih belum tahu, tapi dari data-data yang ada saat ini, yang didapatkan dari penelitian di Inggris, penyebab terbanyak yang adalah Adenovirus, salah satunya Adenovirus tipe 41 yang penularannya melalui saluran cerna," jelas Sumariyono saat konferensi pers di Gedung RSCM, Jakarta pada Selasa, 17 Mei 2022.
Advertisement
"Kalau ditanya, apakah ada cara penularan lain? Kemungkinan ada, yang mana beberapa data disertai dengan gangguan di saluran pernapasan. Tapi yang yang menonjol atau utamanya adalah (penularan) yang dari saluran cerna. Kalau enggak salah, (penularan) 18 persen itu dengan cara saluran napas."
Lebih lanjut, Sumariyono menyebutkan, upaya melakukan pengendalian infeksi hepatitis akut misterius melalui saluran cerna dan napas. Upaya mencegah penularan hepatitis melalui saluran cerna dengan kebersihan tangan serta makanan selalu diupayakan makanan dan minuman yang higienis.
"Kalau untuk anak-anak juga diperhatikan, bagaimana perilaku anak-anak lagi di sekolah. ada hal-hal khusus jangan sampai berganti-ganti alat makan dari anak satu ke anak yang lain ataupun berbagi makanan ya," katanya.
"Perhatikan juga kebersihan tangan dan higienis. Kemudian satu lagi tetap melaksanakan protokol kesehatan, karena masih terkait juga masih kemungkinan (penularan) dari saluran napas."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Virus Serang Saluran Cerna dan Pernapasan
Pada konferensi pers, Kamis (5/5/2022), Hanifah Oswari menyebutkan, dugaan awal hepatitis akut misterius disebabkan oleh Adenovirus, SARS CoV-2 dan lainnya. Virus tersebut utamanya, menyerang saluran cerna dan saluran pernafasan.
Untuk mencegah risiko infeksi, Prof Hanifah menyarankan agar orang tua meningkatkan kewaspadaan dengan melakukan tindakan pencegahan. Langkah awal yang bisa dilakukan dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
“Untuk mencegah dari saluran pencernaan, jagalah kebersihan dengan cara mencuci tangan dengan sabun, memastikan makanan atau minuman yang dikonsumsi itu matang, tidak menggunakan alat-alat makan bersama dengan orang lain, serta menghindari kontak anak-anak kita dari orang yang sakit agar anak-anak kita tetap sehat,” jelasnya.
Selain itu, upaya mencegah penularan hepatitis akut melalui saluran pernapasan dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas. Upaya lain yang dapat dilakukan masyarakat untuk mencegah penularan hepatitis akut adalah pemahaman orangtua terhadap gejala awal penyakit hepatitis akut.
Advertisement
Jangan Tunggu Gejala sampai Berat
Hanifah Oswari menyebutkan, gejala awal penyakit hepatitis akut adalah mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Selanjutnya, gejala akan semakin berat seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan Buang Air Besar (BAB) berwarna putih pucat.
Jika anak mengalami gejala-gejala tersebut, orangtua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal.
"Jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran. Karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil," terang Hanifah.
“Bawalah anak-anak kita ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan. Jangan menunggu sampai gejalanya lebih berat, karena kalau berat kita kehilangan momentum untuk bisa menolong lebih cepat. Apalagi kalau sampai sudah terjadi penurunan kesadaran, maka kesempatan untuk menyelematkannya sangat kecil."
Oleh karena itu, perlu adanya kerja sama yang solid antara orang tua, tenaga kesehatan dan fasilitas pelayanan kesehatan agar bisa menemukan gejala hepatitis akut misterius sedini mungkin agar anak segera mendapatkan pertolongan medis.
Penyelidikan Kasus Hepatitis Akut di Inggris
UK Health Security Agency (UKHSA) Inggris bekerja sama dengan Public Health Scotland, Public Health Wales and the Public Health Agency terus menyelidiki kasus hepatitis akut pada anak-anak berusia 10 tahun ke bawah yang telah diidentifikasi sejak Januari 2022.
Pada pembaruan UKHSA per 12 Mei 2022, virus yang biasa menyebabkan hepatitis menular (hepatitis A sampai E) belum terdeteksi. Kasus terbanyak pada anak di bawah 5 tahun yang menunjukkan gejala awal penyakit gastroenteritis (diare, mual) diikuti dengan timbulnya ikterus.
Investigasi penemuan kasus aktif telah mengidentifikasi 13 kasus yang dikonfirmasi lebih lanjut sejak pembaruan terakhir pada 6 Mei 2022, sehingga jumlah total kasus di Inggris menjadi 176, pada 10 Mei 2022.
Dari kasus yang dikonfirmasi, 128 adalah penduduk di Inggris, 26 di Skotlandia, 13 di Wales dan 9 di Irlandia Utara. Tidak ada anak yang meninggal. Sebagai bagian dari penyelidikan, sejumlah kecil anak-anak di atas usia 10 tahun juga sedang diselidiki.
UKHSA terus menyelidiki kemungkinan penyebabnya dan akan secara teratur menerbitkan pembaruan teknis. Penyelidikan terus menunjukkan hubungan dengan Adenovirus. Adenovirus adalah virus yang paling sering terdeteksi dalam sampel yang diuji dan studi epidemiologi formal terus berlanjut.
Studi penelitian tentang sistem kekebalan juga sedang dilakukan untuk menentukan apakah perubahan kerentanan atau efek dari infeksi sebelumnya atau bersamaan dapat menjadi faktor yang berkontribusi.
Tindakan kebersihan normal, termasuk mencuci tangan secara menyeluruh dan memastikan anak-anak mencuci tangan dengan benar, membantu mengurangi penyebaran banyak infeksi umum, termasuk Adenovirus.
Advertisement