Liputan6.com, Jakarta Sejak pandemi berlangsung, Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan istilah suspek atau OTG (orang tanpa gejala). Namun tak hanya COVID-19, hepatitis akut yang masih misterius penyebabnya yang baru-baru ini ramai diperbincangkan juga memiliki istilahnya sendiri .
Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa terdapat sejumlah definisi kasus yang digunakan untuk hepatitis akut yang belum diketahui penyebab atau acute hepatitis of unknown aetiology.
Baca Juga
Syahril menyebutkan, istilah tersebut sesuai dengan apa yang digunakan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan tidak jauh berbeda dengan istilah yang digunakan pada COVID-19.
Advertisement
“Sama dengan dulu kasus COVID-19, ada yang suspek, ada yang OTG, dan lain-lain sampai konfirmasi. Nah pada kasus hepatitis pun seperti itu,” ujar Syahril dalam konferensi pers pada Rabu, 18 Mei 2022 ditulis Kamis, (19/5/2022).
Lalu, apa sajakah istilah-istilah yang digunakan untuk hepatitis akut? Berikut penjelasannya.
1. Confirmed
Confirmed merupakan definisi yang digunakan untuk kasus pertama. Sejauh ini, belum ada kasus hepatitis akut yang disebut dengan konfirmasi positif oleh WHO.
Mengingat penelitian tentang hepatitis akut juga masih dalam tahap penelitian dan hasil resmi belum dikeluarkan.
Artinya, sejauh ini belum ada pula kasus yang dapat disebut sebagai confirmed hepatitis akut.
2. Probable
Probable merupakan kasus hepatitis akut yang pada pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan adanya virus hepatitis A sampai E. Serta, memiliki SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L dengan usia di bawah 16 tahun.
“Untuk kasus ini, pasien tidak terdeteksi hepatitis (A-E), maka dia salah satu dugaan hepatitis yang belum diketahui penyebabnya. Namun hasil laboratorium SGOT atau SGPT di atas 500 IU/L,” kata Syahril.
Di Indonesia, hingga 17 Mei 2022, ada satu anak yang masuk dalam probable.
Istilah yang Lain
3. Epi-Linked
Selanjutnya, Epi-Linked menjadi salah satu istilah yang baru dan berbeda dari istilah yang ada pada COVID-19.
Dalam hal hepatitis akut, sebutan Epi-Linked digunakan untuk kasus hepatitis akut yang muncul pada segala usia dan memiliki kontak erat dengan kasus probable.
4. Pending Classification
Istilah keempat yang digunakan dalam hepatitis akut adalah pending classification. Artinya, masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium untuk hepatitis A sampai dengan E.
Namun pasien sudah memiliki SGOT maupun SGPT yang tinggi yaitu di atas 500 IU/L dengan usia 16 tahun.
Hingga 17 Mei 2022, ada 13 pasien yang masuk dalam status pending classification di RI.
5. Discarded
Sedangkan untuk kasus dugaan terkait hepatitis akut yang tidak tergolong dalam semua definisi yang ada sebelumnya, maka kasus tersebut akan disebut sebagai discarded.
"Discarded itu tambahan dari kita yaitu hepatitis akut (virus hepatitis A–E) yang terdeteksi, atau etiologi lain yang terdeteksi," kata Syahril.
Hingga saat ini, kelima istilah tersebutlah yang digunakan untuk kasus terkait hepatitis akut di Indonesia maupun di negara lainnya.
Advertisement
Kasus Dugaan Hepatitis Akut di Indonesia
Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak FKUI Prof Dr dr. Hanifah Oswari, Sp.A (K) sekaligus lead scientist untuk hepatitis akut menjelaskan bahwa penyakit hepatitis akut ini memang sebelumnya muncul di sejumlah negara.
Berdasarkan catatan WHO, penyakit ini awal mulanya terdeteksi di Alabama pada Oktober 2021. Ketika itu, ada 5 kasus hepatitis berat dengan kadar adenovirus tinggi (viremia adenovirus).
Selanjutnya, pada 5 April lalu penyakit hepatitis akut ini dilaporkan di Inggris. Tiga hari kemudian, 8 April 2022 sebanyak 3 negara lain melaporkan hal serupa.
Masih Misterius Penyebabnya
Hepatitis Akut oleh WHO masuk dalam Disease Outbreak News (DONs) oleh WHO ditetapkan pada 15 April 2022. Berdasarkan data hingga 10 Mei 2022, sudah ada 436 kasus yang dilaporkan dari 27 negara termasuk Indonesia.
Kasus ini pertama kali dilaporkan di Inggris. Hingga kini peneliti dunia terus mencari tahu penyebabnya. Ada dua virus terbanyak yang terdeteksi sejauh ini di Inggris berkaitan dengan kasus hepatitis akut, yaitu Adenovirus 72,22 persen dan SARS-CoV-2 sebanyak 11,3 persen.
Namun PAHO (Pan American Health Organization) menyatakan, penyebab pasti penyakit belum bisa dipastikan.
"Adenovirus ditemukan pada banyak sampel darah, namun viral load rendah, dan Adenovirus belum bisa ditemukan di sampel jaringan hati. Inilah yang masih dipertanyakan," ujar Hanifah Oswari dalam Webinar Kesehatan: Infeksi Emerging: Hepatitis Akut Berat yang Belum Diketahui Penyebabnya.
Advertisement