Sukses

Semakin Canggih, Begini Tindakan Operasi Katarak Masa Kini

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat secara global setidaknya ada 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan termasuk katarak.

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat secara global setidaknya ada 2,2 miliar orang memiliki gangguan penglihatan termasuk katarak.

Katarak merupakan gangguan yang membuat lensa mata keruh sehingga penglihatan menjadi buram. Penyakit ini memicu terjadinya penurunan penglihatan dan kesehatan mata yang pada akhirnya dapat memengaruhi kualitas hidup bahkan berdampak pada ekonomi dan sosial.

Prevalensi penyakit ini meningkat seiring dengan bertambahnya usia populasi dunia dan perubahan gaya hidup.

Ini terjadi pada 94 juta orang secara global. Menurut Data Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI) tahun 2020, sebanyak 8 juta orang mengalami gangguan penglihatan dan 81,2 persennya disebabkan oleh katarak.

Data WHO pada 2020 juga menunjukkan, sebanyak 1 milyar orang di dunia memiliki gangguan penglihatan yang dapat dicegah atau belum ditangani.

 “Gangguan penglihatan masih menjadi masalah kesehatan yang terpenting di Indonesia. Salah satu yang menjadi momok terbesar dari gangguan penglihatan itu sendiri adalah katarak,” kata Spesialis Mata Konsultan Bedah Katarak & Refraktif JEC dan Direktur Utama RS Mata JEC Kedoya, DR. Dr. Setiyo Budi Riyanto, SpM(K) dalam konferensi pers Senin (23/5/2022).

Ia menambahkan, individu dengan katarak harus segera ditangani dengan melakukan tindakan operasi yang mudah dan efisien. Di sisi lain, harga juga harus terjangkau dan layanannya tersedia di seluruh sentra kesehatan mata di Indonesia.

“Sehingga pasien dapat kembali menikmati penglihatannya secara optimal.”

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Operasi Katarak Masa Kini

Untuk menangani katarak, pasien perlu menjalani operasi. Tindakan operasi katarak kerap dilakukan dengan ekstraksi lensa katarak menggunakan mesin fakoemulsifikasi dan mengimplantasi lensa intraokular (intraocular lens/IOL).

Saat ini, teknologi terbaru seperti CALLISTO Eye mampu memberikan panduan gambaran (image guided) dalam pemasangan/implantasi IOL torik penderita katarak dan astigmatisme (silinder).

JEC Eye Hospitals and Clinics telah memiliki sistem operasi dengan image guided CALLISTO Eye® sejak 2019. Diperkuat dengan teknologi mutakhir, CALLISTO Eye® menjadikan operasi katarak  dan astigmatisme dapat dilakukan secara singkat, efisien, presisi dan akurat.

“Di JEC Eye Hospitals and Clinics, kami mempersembahkan  CALLISTO Eye® di RS Mata JEC@Kedoya dan RS Mata JEC@Menteng bagi para pasien penyandang katarak dan astigmatisme di Indonesia.”

“Dengan modalitas tindakan operasi yang mutakhir tersebut, kami berharap dapat mengurangi masalah kebutaan yang terjadi di negara ini,”ujar Dr Johan Hutauruk, SpM(K), Presiden Direktur JEC Eye Hospitals and Clinics mengutip keterangan pers.

3 dari 4 halaman

Penelitian IOL Torik

Sejauh ini, dikarenakan harga instrumen image guided system sangat mahal, ketersediaan instrumen tersebut sangat terbatas untuk dimiliki oleh fasilitas kesehatan di Indonesia. Akibatnya, penanganan pasien katarak dengan gangguan refraksi astigmatisme belum optimal.

Memahami situasi itu,  Setiyo Budi Riyanto) memberikan solusi lain dalam penanganan mata katarak dan gangguan refraksi astigmatisme. Yaitu dengan menggagas pendekatan baru implantasi IOL torik dengan metode biomikroskopi slit lamp yang biasa dipakai oleh semua dokter spesialis mata dalam praktik sehari-hari. 

Penelitian ini tertuang dalam disertasi berjudul "Akurasi dan Efektivitas Penentuan Aksis IOL Torik pada Meridian Kornea antara Metode Manual Biomikroskopi Slit Lamp terhadap CALLISTO Eye® Image Guided System pada Operasi Katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi.”

Penelitian yang terdiri atas dua fase ini berlangsung mulai Desember 2019 hingga Juli 2021 dengan melibatkan 42 mata dari 34 pasien katarak disertai astigmatisme ≥ 1.00 Dioptri (D).

“Penelitian ini bertujuan untuk memberikan solusi bagi penyandang katarak dan gangguan refraksi astigmatisme untuk melakukan tindakan operasi yang lebih terjangkau dan juga mampu memberikan hasil yang optimal,” kata Setiyo.

4 dari 4 halaman

Memberi Hasil Operasi Optimal

Setiyo menambahkan, penggunaan biomikroskopi slit lamp yang kerap dipakai oleh praktisi kesehatan, mampu memberikan hasil operasi yang optimal.

“Mendekati hasil apabila menggunakan instrumen image guided system CALLISTO Eye® yang menjadi gold standard dalam disertasi saya ini,” katanya.

Pemaparan hasil penelitian telah disampaikan dalam Ujian Terbuka, Program Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

“Kepedulian terhadap upaya pencegahan gangguan penglihatan masyarakat Indonesia menjadi salah satu alasan JEC Eye Hospitals and Clinics sebagai eye care leader menyediakan fasilitas JEC Cataract & Refractive Surgery Service dengan menghadirkan layanan komprehensif dan modern bagi pasien katarak,” kata Mubadiyah, S.Psi, MM selaku Kepala Divisi Markom JEC Eye Hospitals and Clinics.

“Mulai tahapan edukasi dan konsultasi, diagnostik, serta tindakan medis hingga bedah. Tidak hanya melalui kemutakhiran teknologi dan layanan komprehensif, tetapi juga penerapan temuan berbasis sains yang progresif, guna memberi solusi pada tantangan yang tengah dihadapi masyarakat,” pungkasnya.