Sukses

Tambah Lagi 36, Total Ada 56 Kasus Cacar Monyet di Inggris

Dari tanggal 7 hingga 23 Mei terdapat total 56 kasus cacar monyet atau monkeypox di Inggris.

Liputan6.com, Jakarta Inggris mengonfirmasi adanya tambahan kasus baru monkeypox atau cacar monyet sebanyak 36. Dengan adanya tambahan ini UK Health Security Agency (UKHSA) mengatakan dari 7 hingga 23 Mei 2022 terdapat total 56 kasus cacar monyet di sana.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan pemerintah melihat perkembangan kasus monkeypox atau cacar monyet ini dengan hati-hati. Mengingat penyakit ini sangat sebenarnya jarang menular dari manusia ke manusia.

"Ini pada dasarnya adalah penyakit yang sangat langka dan sejauh ini konsekuensinya tampaknya tidak terlalu serius, tetapi penting bagi kita untuk tetap mengawasinya," kata Johnson kepada wartawan mengutip Channel News Asia, Selasa (24/5/2022).

UKHSA mengatakan virus ini tidak menular dengan mudah di antara orang-orang. Penularan antar manusia bisa terjadi bila melalui kontak dengan sekresi pernapasan, lesi kulit dari orang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi.

Tenaga kesehatan, orang yang tinggal serumah dan kontak erat lain merupakan orang yang berisiko tinggi.

"Selain laporan kasus lebih lanjut yang diidentifikasi di negara lain secara global, kami terus mengidentifikasi kasus tambahan di Inggris," kata Kepala Penasihat Medis UKHSA Dr. Susan Hopkins dalam sebuah pernyataan.

"Sebagian besar kasus baru-baru ini di Inggris dan Eropa ditemukan pada gay dan biseksual, jadi kami secara khusus mendorong pria-pria ini untuk waspada terhadap gejalanya."

UKHSA juga menyarankan kepada mereka yang melakukan kontak dekat pasien cacar monyet untuk melakukan karantina selama 21 hari.

2 dari 4 halaman

Temuan Penularan Lokal di Inggris

Cacar monyet sebenarnya adalah penyakit zoonosis yakni menular dari hewan ke manusia. Hewan-hewan yang biasanya menularkan seperti monyet dan hewan pengerat (rodent).

Penularan terjadi melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau lesi kulit hewan yg terinfeksi, dan mengonsumsi daging hewan liar yang terkontaminasi (bush meat).

Penularan dari manusia ke manusia amat jarang terjadi. Namun, transmisi komunitas untuk kasus cacar monyet kini telah menjadi hal yang umum di Inggris.

"Kami menemukan kasus-kasus yang tidak memiliki kontak dengan orang yang tela melakukan perjalanan dari Afrika Barat, ini yang telah kami lihat sebelumnya di negara ini," ujar Hopkins pada televisi BBC.

"Kami mendeteksi lebih banyak kasus harian," tambahnya, dilansir Channelnews Asia.

Hopkins menampik laporan yang mengatakan ada satu pasien yang tengah mendapat perawatan intensif. Namun, Hopkins mengatakan, penyebaran kasus cacar monyet terjadi pada daerah-daerah urban, di antara pria penyuksa sesama jenis (gay) ataupun biseksual.

"Risiko pada populasi umum sangat rendah saat ini, dan menurut saya masyarakat perlu memahami hal itu," ujarnya.

Hopkins menambahkan, pada sebagian besar orang dewasa gejala cacar monyet cenderung ringan.

3 dari 4 halaman

Gejala Monkeypox atau Cacar Monyet

Mengutip laman Kementerian Kesehatan RI,  gejala yang timbul diawali dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot dan lemas. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan.

Dalam 1-3 hari setelah gejala awal atau fase prodromal, akan memasuki fase erupsi berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya secara bertahap.

Ruam atau lesi pada kulit ini berkembang mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok.

Monkeypox biasanya merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung selama 14 – 21 hari. Namun, pada anak bisa saja terjadi keparahan.

 

4 dari 4 halaman

Belum Ada Kasus Monkeypox di RI

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan hingga kini belum ada kasus monkeypox atau cacar monyet masuk wilayah Indonesia. Namun, tingkat kewaspadaan di pintu-pintu masuk atau pintu perbatasan terus dilakukan.

"Sampai hari ini kita belum ada kasus (monkeypox atau cacar monyet)," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr Mohammad Syahril, SpP kepada Health - Liputan6.com via telepon pada Senin, 23 Mei 2022.

Meski begitu Syahril mengatakan pemerintah tetap waspada. Bukan hanya RI, tapi seluruh negara di dunia tengah mewaspadai penyakit yang biasanya menular dari hewan ke manusia (zoonosis) ini.

"Kita harus waspada, tetap ya, bukan hanya Indonesia tapi semuanya, karena penyakit ini menular dan bisa ditularkan dari orang yang masuk dari negara yang terjangkit," kata Syahril lagi.

Salah satu upaya mencegah kasus ini masuk Indonesia adalah dengan meningkatkan kewaspadaan di pintu-pintu masuk negara. Kewaspadaan yang dilakukan diantaranya dengan melakukan karantina hewan seperti monyet dan hewan diduga sakit dan bisa menularkan cacar monyet. Hewan tersebut harus menjalani karantina hewan.

"Lalu, pada manusia juga dilakukan kewaspadaan dari negara yang terjangkit. Misalnya dari Australia, maka pintu masuk orang dari negara tersebut harus dijaga hati-hati dan (petugas di pintu masuk) diingatkan," kata Syahril.

Â