Liputan6.com, Hollywood - Aktor kawakan Ray Liotta meninggal dunia di usia 67 pada Kamis waktu Hollywood, 26 Mei 2022. Ray dikabarkan wafat dalam kondisi tidur.
Situs berita Deadline dikutip pada Jumat, 27 Mei 2022, mengabarkan bahwa saat kejadian Ray Liotta sedang bermalam di kamar hotel di Republik Dominika.
Baca Juga
Sebab, saat ini dia tengah menjalani proses pengambilan gambar untuk film Dangerous Waters yang berlangsung selama satu minggu.
Advertisement
Disebut juga bahwa tunangannya, Jacy Nitollo, berada di samping Ray saat peristiwa itu terjadi.
Kesedihan atas meninggalnya pemeran Henry Hill dalam GoodFellas garapan Martin Scorsese dirasakan sejumlah rekan selebritis papan atas.
Sebut saja lawan mainnya di Shades of Blue yang tayang pada 2016 s.d 2018, Jennifer Lopez, yang menyebut Ray adalah rekan dalam kejahatan di serial drama itu.
"Hal pertama yang muncul di kepalaku adalah dia begitu baik kepada anak-anakku," kata J-Lo di unggahan Instagram pribadinya.
Dia juga mengatakan bahwa Ray Liotta adalah cerminan dari sosok pria keras tapi memiliki hati yang lemah lembut.
"Kurasa ini yang membuatnya menjadi seorang aktor yang sangat menarik untuk disaksikan. GoodFellas yang sebenarnya," ujarnya.
Duka mendalam juga disampaikan Martin Scorsese. Dia mengaku terpukul atas kabar yang terjadi pada Ray Liotta.
Menurut Martin, Ray memiliki bakat yang begitu unik dan memiliki jiwa petualang. Serta aktor yang begitu berani.
"Peran Henry Hill sebenarnya begitu menantang, karena karakter ini memiliki begitu banyak sisi, lapisan yang begitu rumit. Dan, Ray ada di hampir semua adegan panjang yang melelahkan," katanya.
"Dia membuatku terpukau dan aku akan selalu bangga dengan karya yang kami buat bersama. Hatiku bersama orang-orang terkasihnya. Sangat sakit melihatnya pergi begitu cepat," Martin Scorsese menekankan.
Ray Liotta Meninggal Saat Tidur
Tidak disebut dengan jelas penyebab pasti meninggalnya Ray Liotta. Hanya dikatakan bahwa dia meninggal saat tidur.
Biasanya ada gejala penyakit tertentu yang dapat menyebabkan seseorang meninggal saat tidur, seperti jantung berhenti mendadak, sleep apnea, hingga serangan jantung.
Dikutip dari situs doktervito.com pada Jumat, 27 Mei 2022, serangan jantung kerap kali dianggap sebagai sesuatu yang terjadi secara mendadak.
Tidak jarang, tulis Vito, kejadiannya pun langsung menyebabkan kematian dengan begitu cepat.
Vito A Damay yang dikenal sebagai spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan dari Siloam Hospitals Lippo Village, mengatakan, ada tanda-tanda akan terjadi serangan jantung yang kerap kali tidak disadari oleh pasien atau orang-orang terdekat pasien.
Itulah mengapa seringkali seseorang kebingungan apa yang jadi pemicunya di baliknya.
"Seringkali itu karena memang orang yang pertama kali kena serangan jantung enggak nyangka kalau dia akan kena serangan jantung. Keluarganya pun enggak nyangka, makanya tanda-tandanya mungkin terlewatkan," ujar Vito dalam kanal YouTube DRV CHANNEL.
Advertisement
Sleep Apnea pun Bisa Sebabkan Meninggal Saat Tidur
Selanjutnya adalah Obstructive Sleep Apnea (OSA) yang bisa memicu gangguan tidur, bahkan kematian yang terjadi saat tidur.
Dokter spesialis paru, Andika Chandra Putra, mengatakan, beberapa orang menganggap bahwa tidur tidak ada kaitannya dengan kesehatan paru. Namun, anggapan itu keliru lantaran penyakit paru seperti Obstructive Sleep Apnea (OSA) bisa memicu gangguan tidur.
“Pendapat yang mengatakan bahwa tidur dan pernapasan tidak berhubungan itu salah besar, karena memang ada gangguan tidur yang berhubungan dengan pernapasan atau sleep related breathing disorder. Yang paling banyak adalah OSA,” kata Andika dalam seminar dari Persatuan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Jumat (18/3/2022).
Andika menambahkan, OSA merupakan kejadian berhentinya napas lebih dari 10 detik yang terjadi secara berulang sepanjang waktu tidur.
OSA sering terlambat terdiagnosa pada fase awal yang apabila tidak ditangani dapat menimbulkan berbagai komplikasi kardiovaskular, metabolik, neuroendokrin, hingga kematian mendadak saat tidur dan dapat terjadi pada seluruh rentang usia.
Laki-laki usia menengah dikatakan paling banyak mengidap OSA.
Serangan Jantung dan Kematian Mendadak
Vito menjelaskan, serangan jantung bisa terjadi karena adanya pembuluh darah yang menyempit. Serta, adanya plak atau kerusakan dalam arteri koroner, pembuluh darah yang memberikan dukungan pada otot jantung.
"Seringkali orang yang terkena serangan jantung itu memang punya tanda karena pembuluh darah yang menyempit, itulah yang menjadi dasarnya. Jadi orang serangan jantung tiba-tiba tanpa ada apa-apa sama sekali itu hampir gak mungkin," kata Vito.
Hal yang terjadi setelahnya adalah oksigen dan juga nutrisi pada jantung akan terhenti lewat penyumbatan yang terjadi. Sehingga, lama kelamaan terjadi penyumbatan pada pembuluh darah arteri.
Kondisi tersebutlah yang dapat memicu terjadinya serangan jantung hingga kematian.
Bahkan meskipun orang tersebut memiliki faktor keturunan penyakit genetik dari orangtua, dengan pola hidup yang sehat, maka sebenarnya penyakit jantung sendiri merupakan sesuatu yang dapat dicegah.
Advertisement