Liputan6.com, Jakarta - Pandemi COVID-19 membuat orang lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Namun, saat di dalam rumah, Anda terbiasa menggunakan alas kaki atau tidak?
Ternyata pakai alas kaki di dalam rumah itu penting lho. Ini tak hanya akan membantu Anda menghindari cedera umum tapi juga mencegah berkembangnya masalah lain dengan pinggul, lutut, dan punggung.
Baca Juga
Sean Peden, MD, spesialis ortopedi kaki dan pergelangan kaki Yale Medicine, menyayangkan orang yang tak mengenakan alas kaki di dalam rumahnya. Entah itu yang bekerja penuh waktu atau paruh waktu di rumahnya. Mungkin beberapa mengenakan sandal, tapi juga banyak yang tanpa alas kaki.
Advertisement
"Dan karena itu, banyak pasien datang kepada kami dengan masalah kaki," kata Peden dilansirdyah
.
Menurutnya, merawat kaki dengan baik akan membantu Anda menghindari cedera umum seperti tendonitis dan plantar fasciitis.
Penden berbagi beberapa masalah kaki paling umum dialami dan perawatan sederhananya.
1 Pilih Alas Kaki "Di Rumah" yang Tepat
Memilih alas kaki di rumah sama pentingnya seperti ketika Anda memilih sepatu yang sesuai untuk ke kantor.
"Berjalan tanpa alas kaki di rumah tidak dianjurkan karena alasan yang sama berjalan tanpa alas kaki di luar tidak disarankan," kata Peden.
Peden bilang, semua jenis alas kaki akan melindungi kaki Anda. Selama berminggu-minggu atau berbulan-bulan, berjalan tanpa alas kaki dapat menambah tekanan signifikan pada lengkungan, tendon, plantar fascia, dan persendian.
"Hal ini dapat menyebabkan berbagai komplikasi, dari kondisi kecil seperti kapalan hingga masalah besar seperti arch collapse," imbuhnya.
Alas kaki, kata Peden, dapat membantu meredam kejut. Dan beberapa orang membutuhkan lebih banyak peredam kejut daripada yang lain sesuai dengan tipe tubuh dan gaya berjalannya.
"Jika Anda menderita sakit kaki—atau pernah mengalami masalah kaki di masa lalu—mengenakan apa yang saya sebut 'sepatu rumah', atau 'sandal rumah', adalah ide yang bagus," tegas Peden.
Peden menjelaskan maksud dari sepatu atau sandal rumah itu idealnya yang bersol keras, slip-on yang dipakai secara eksklusif di dalam rumah untuk menghindari masuknya kotoran atau bakteri.
Semakin keras solnya maka semakin sedikit tekanan yang dialami sendi dan tendon di kaki Anda di setiap langkah. Sol yang keras mentransfer tekanan itu ke sepatu daripada ke kaki.
“Agar praktis, saya sarankan slip-on clog atau sandal tanpa tali. Dengan begitu, Anda tidak perlu mengikat dan melepas sepatu 10 kali sehari,” kata Peden.
Sandal yang perlu dihindari yakni yang berbulu dan tidak berbentuk. Apalagi Anda yang di rumah mungkin naik dan turun tangga puluhan kali sehari—atau melakukan pekerjaan rumah.
"Dan itu bukan aktivitas yang dilakukan dengan alas kaki yang tidak memiliki penyangga," Peden.
Aturan praktis sandal atau sepatu yang baik di rumah itu adalah jika itu bukan sesuatu yang bisa Anda kenakan nyaman dengan berjalan beberapa blok, Anda juga tidak boleh memakainya di sekitar rumah sepanjang hari.
Tendonitis
2. Tendonitis: Akibat Alas Kaki yang Tidak Tepat
Salah satu masalah kaki paling umum yang dialami pasien Peden sejak pandemi dimulai adalah Achilles tendonitis, atau radang tendon (tali jaringan tebal yang menghubungkan otot ke tulang). Tendon Achilles membentang dari bagian belakang betis ke tulang tumit Anda.
Tendonitis Achilles dapat menyebabkan rasa sakit dan bengkak pada kaki dan pergelangan kaki.
"Ini bisa menjadi masalah terutama jika orang dengan kaki rata menghabiskan enam bulan hingga satu tahun untuk tidak memakai sepatu yang mendukung secara teratur," katanya.
Tendon di lengkungan kaki menjadi meradang saat kaki menjadi lebih rata. Ini cukup menyakitkan dan bisa melemahkan.
Peden mengatakan dia juga melihat lebih banyak pasien dengan tendonitis tibialis posterior, yang menyebabkan lengkung kaki yang kolaps atau kaki rata.
Cara mengatasinya, untuk nyeri akut, hal pertama yang harus dicoba adalah istirahat, es, dan tak menggunakan kaki Anda sesering mungkin. Anda harus menemukan alas kaki dengan dukungan lengkungan yang baik.
"Beberapa orang mungkin memerlukan penyangga pergelangan kaki atau sisipan tambahan untuk sepatu mereka, tetapi untuk sebagian besar, alas kaki yang tepat adalah jawabannya," katanya.
Penyakit tendon ini umumnya berlangsung beberapa bulan, tetapi pasien biasanya membaik dalam satu atau dua minggu
Karena itu, Peden mendesak siapa saja yang memiliki masalah tendon untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
"Anda ingin menghindari berkembangnya masalah tendon kronis, karena itu lebih sulit untuk disembuhkan," katanya.
Advertisement
Plantas Facitis
3. Plantar Fasciitis: Masalah Kaki Umum Lainnya
Peden mengatakan banyak pasien yang mengembangkan plantar fasciitis, yaitu peradangan pada pita jaringan di bagian bawah kaki Anda, selain tendonitis.
Gejala umumnya rasa sakit yang menusuk di tumit yang bisa menjadi paling intens saat Anda pertama kali bangun dari tempat tidur di pagi hari. Itu karena plantar fascia, yang membentang dari tumit hingga pangkal jari kaki, mengencang dalam semalam.
Plantar fascia menopang lengkungan kaki dan menyerap tekanan. Terlalu banyak tekanan—dari berdiri di atas kaki Anda di permukaan yang keras untuk waktu yang lama, sepatu yang tidak tepat, dapat menyebabkan iritasi dan robekan kecil pada pita jaringan.
"Rasa sakitnya biasanya di bagian bawah tumit," jelas Peden.
Sedangkan yang terkait dengan tendon Achilles dan otot betis yang kencang, jika orang lebih lama duduk, otot dapat menegang, dan memakai alas kaki yang tidak tepat dapat memperburuk masalah.
Cara mengatasinya, selain menggunakan alas kaki yang mendukung dan menghindari berjalan tanpa alas kaki, perawatan harus mencakup program peregangan di rumah untuk mengatasi ketegangan pada otot betis dan tendon Achilles.
Meskipun plantar fasciitis bisa menyakitkan, Peden mengatakan dia meyakinkan pasien bahwa itu bukan kondisi yang progresif. Orang sering khawatir itu adalah awal dari sesuatu seperti radang sendi, yang terus memburuk. Namun, dengan beberapa bulan perawatan konservatif, non-invasif, non-bedah, pasien dengan plantar fasciitis biasanya menjadi lebih baik.
Terapi Fisik
4. Terapi Fisik dan Penyesuaian Gaya Hidup Bantu Masalah Kaki
Olahraga, terapi fisik, dan penurunan berat badan juga dapat mengatasi nyeri kaki.
"Satu pon berat tambahan pada tubuh Anda menyebabkan enam pon tekanan tambahan pada kaki Anda. Jadi, jika Anda kehilangan 10 pon, itu benar-benar menghilangkan 60 pon tekanan dari kaki Anda," kata Dr. Peden.
Dengan pandemi, banyak orang mengalami kenaikan berat badan, yang menambah masalah. Tetapi kuncinya adalah tidak menurunkan berat badan terlalu banyak dalam waktu yang terlalu cepat.
"Jika Anda mencoba menurunkan berat badan dengan tiba-tiba berjalan terlalu banyak, itu juga akan menyulitkan kaki Anda, dan dapat menyebabkan masalah kaki lainnya," kata Peden.
Alhasil Peden sering merekomendasikan latihan silang, termasuk aktivitas kardio berdampak rendah seperti bersepeda atau berenang. "Anda bisa berjalan, tetapi cobalah untuk santai dan, seperti biasa, kenakan sepatu yang bagus dan mendukung."
Sepatu hiking seringkali merupakan pilihan yang baik, terutama jika Anda berjalan di permukaan yang tidak rata, termasuk jalan setapak.
"Mereka sedikit lebih aman daripada sepatu kets, dan melindungi kaki dan pergelangan kaki Anda lebih baik," katanya.
Advertisement
Kapan Harus ke Dokter
5. Kapan Harus ke Dokter?
Dalam kasus tertentu, terapi fisik dianjurkan untuk masalah kaki yang berkepanjangan. "Terapis fisik memiliki banyak teknik yang dapat mempercepat proses pemulihan," kata Dr. Peden.
Pembedahan jarang diperlukan untuk kondisi kronis seperti tendonitis atau plantar fasciitis. Tetapi jika Anda merasakan sakit kaki, jangan takut untuk mencari bantuan medis.
"Saya tahu orang-orang memiliki tingkat kenyamanan yang berbeda saat ini mencari perawatan medis selama pandemi, tetapi jika Anda memiliki masalah kaki dan sakit untuk sementara waktu, Anda harus pergi ke dokter," katanya.