Liputan6.com, Jakarta Perkembangan kasus COVID-19 nasional terbilang fluktuatif tapi masih terkendali. Kondisi ini terlihat dalam tiga pekan terakhir sebagaimana data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19.
Keberhasilan kasus yang terkendali, menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito, dibuktikan dengan tingkat kesembuhan yang tinggi di atas rata-rata dunia. Kasus penularan infeksi virus Corona harian juga sudah di bawah rata-rata dunia.Â
Baca Juga
"Dalam tiga minggu terakhir memang fluktuatif, namun kondisi tersebut masih terkendali. Terbukti dari kasus infeksi harian nasional di bawah rata-rata dunia, yakni 1 banding 60 kasus per 1.000 penduduk," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat (10/6/2022).
Advertisement
"Kemudian diikuti tingkat kesembuhan tinggi mencapai 97,36 persen. Angka ini d atas rata-rata kesembuhan dunia."
Upaya pemantauan kasus COVID-19 juga dilakukan Satgas Penanganan COVID-19 setiap hari. Adanya kasus COVID-19 yang terkendali menjadi dasar pertimbangan Pemerintah dalam menentukan kebijakan relaksasi selanjutnya, salah satunya pelonggaran masker dan mobilitas.
"Satgas melakukan monitoring setiap harinya untuk menjaga tingkat terkendali kasus. Tingkat kasus keterisian rumah sakit atau Bed Occupancy Ratio/BOR dengan data pendukung ini jadi pertimbangan para ahli dan pakar kesehatan juga dalam kebijakan," jelas Wiku.
"Dari pertimbangan tersebut, Pemerintah Indonesia mengambil keputusan, termasuk implementasi penggunaan masker di ruang terbuka."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kasus Aktif Naik dalam 4 Hari Terakhir
Di tengah kasus COVID-19 nasional yang secara umum terkendali, Wiku Adisasmito mengungkapkan, terjadi kenaikan tren kasus positif COVID-19 selama tiga pekan terakhir. Kondisi ini diikuti kenaikan kasus aktif dalam empat hari terakhir.
Padahal, selama tiga bulan berturut-turut sejak gelombang varian Omicron, kasus berhasil dipertahankan tetap stabil. Masyarakat dan pemerintah daerah senantiasa berhati-hati dan tidak lengah.
"Meskipun angkanya terbilang belum signifikan, namun sudah seharusnya kita belajar dari kenaikan kasus pada gelombang COVID-19 yang telah kita alami bersama. Harus diwaspadai adanya kenaikan dalam jumlah yang sekecil apapun," jelas Wiku.
Berdasarkan grafik data Satgas Penanganan COVID-19 per 5 Juni 2022, terjadi kenaikan kasus positif mingguan, bertambah 571 kasus atau 31 persen dibandingkan kasus pada 22 Mei 2022, yaitu dari 1.814 menjadi 2.385 kasus mingguan.
Situasi serupa terjadi pada kasus aktif harian, kenaikannya bertambah 328 kasus atau 10 persen dibandingkan pada 2 Juni 2022, yaitu dari 3.105 menjadi 3.433 kasus aktif harian.
"Meskipun begitu, kenaikan kasus positif dan kasus aktif tidak diikuti kenaikan tren keterisian tempat tidur (BOR) isolasi harian di rumah sakit yang masih stagnan. Tren kematian mingguan juga terus menunjukkan penurunan," papar Wiku.
Advertisement
Provinsi dengan Kenaikan Kasus Aktif
Dari sisi perkembangan kasus COVID-19 di tingkat provinsi, ada 5 provinsi menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus aktif pada minggu terakhir, antara lain, DKI Jakarta naik 30 persen, Banten naik 38 persen, Jawa Barat naik 18 persen, DI Yogyakarta naik 45 persen, dan Jawa Timur naik 37 persen.
"Jika mencermati letak geografisnya, kelimanya dari Pulau Jawa dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa. Aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif," Wiku Adisasmito menambahkan.
"Mohon dicermati bagi seluruh pemerintah daerah maupun masyarakat pada provinsi tersebut."
Kabar baiknya, angka kematian akibat COVID-19 pada provinsi-provinsi di atas cenderung menunjukkan penurunan. Tidak ada kenaikan BOR yang signifikan.
"Persentase BOR masih terjaga di bawah 3 persen. Kecuali DI Yogyakarta, kematian mingguannya bertambah, dari satu menjadi tiga kematian dalam pekan terakhir," lanjut Wiku.
Segera Mitigasi Kenaikan Kasus COVID-19
Menilik kasus COVID-19 yang naik dalam tiga pekan terakhir, Wiku Adisasmito meminta kepada para gubernur dan bupati/wali kota segera memantau dan memitigasi kenaikan yang terjadi. Evaluasi diperlukan agar pengendalian lekas berjalan.
"Segera evaluasi kebijakan dan peraturan yang berlaku apabila diperlukan. Dan kepada masyarakat yang sedang dalam euforia kembali beraktivitas normal, agar tidak lengah. Dengan disiplin masker, dan rajin mencuci tangan, akan sangat membantu terhindar dari penularan," pesannya.
Selain itu, masyarakat diminta segera beristirahat di rumah dan memeriksakan diri ke dokter apabila kurang sehat maupun mengalami gejala COVID-19. Bagi yang belum vaksinasi COVID-19 diharapkan segera mendapatkan dosis ketiga atau booster untuk semakin meningkatkan kekebalan komunitas.
"Virus (Corona) masih ada di sekitar kita. Ingat, protokol kesehatan adalah kunci keberhasilan di masa pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat ini," pungkas Wiku.
Advertisement