Sukses

Jabar Targetkan Zero New Stunting pada 2023

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi mengatakan, data survei SSGI tahun 2021 menyebutkan prevalensi stunting masih dalam kategori tinggi pada tahun tersebut dan menargetkan Jawa Barat zero new stunting pada 2023.

Liputan6.com, Bandung - Jumlah rerata penurunan stunting dalam tiga tahun terakhir di Jawa Barat adalah 1,35 persen per tahun.

Sementara target capaian Pemerintah Jawa Barat pada tahun 2023 adalah 19,2 persen guna mendukung program nasional untuk menurunkan prevalensi stunting.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Nina Susana Dewi, data survei SSGI tahun 2021 menyebutkan prevalensi stunting masih dalam kategori tinggi pada tahun tersebut. Pihaknya pun menargetkan Jawa Barat zero stunting atau tidak ada lagi kasus stunting baru pada 2023.

"Prevalensi stunting tahun 2021 meliputi 9 kabupaten dan kota termasuk kategori sedang, 14 kabupaten dan kota termasuk dalam kategori tinggi, dan 4 kabupaten dan kota termasuk kategori sangat tinggi yakni Kota Cirebon, Kabupaten Bandung, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Garut," ujar Nina ditulis Minggu, 12 Juni 2022.

Nina mengatakan bahwa perlu dilakukan gerakan bersama antara pemerintah daerah, camat, kades atau lurah yang menyasar remaja, ibu hamil anemia dan kurang energi kronis (KEK) dengan melakukan intervensi spesifik dan sensitif.

Selain itu, pemberian tablet tambah darah (TTD) dan screening anemia menjadi salah satu yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat dalam menangani stunting dengan menyasar remaja putri.

"Membagikan TTD pada remaja putri SMP dan SMA dengan jangka waktu seminggu sekali saat kegiatan sekolah agar konsumsi bersama di sekolah dan diawasi oleh guru serta melakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb) pada remaja putri kelas 7 dan 10," kata Nina. 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Tablet Tambah Darah untuk Ibu Hamil

Selain menyasar kepada remaja putri, Nina menuturkan pemberian TTD juga diberikan kepada ibu hamil, disertai pemeriksaan kehamilan dan pemberian makanan tambahan.

Sementara itu, Nina menjelaskan tindakan yang dilakukan untuk balita dalam menangani stunting adalah pemberian makanan tambahan protein hewani pada baduta, pemantauan tumbuh kembang, dan edukasi remaja putri, ibu hamil serta keluarga balita.

"Diperlukan pula peran lintas sektor dalam penanganan stunting di Jawa Barat. Program Jabar zero new stunting targetkan eliminasi pada 2023," tukas Nina.

3 dari 4 halaman

Program Unggulan Jabar

Jabar Zero New Stunting adalah program unggulan Provinsi Jawa Barat dalam mendukung program nasional untuk menurunkan prevalensi stunting, dengan target capaian pada tahun 2023 adalah 19,2 persen.

Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.

Ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang kesehatan.

4 dari 4 halaman

Kepgub Jabar No. 441.05

Faktor yang menjadi penyebab stunting meliputi kurangnya akses makanan bergizi, praktik pengasuhan yang kurang baik, kurangnya akses air bersih dan sanitasi yang layak, serta terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan Ante Natal Care (ANC).

Komitmen percepatan penurunan stunting diatur dalam Perpres yang ditandatangani pada 5 Agustus 2021 yakni Perpres No. 72 tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

Sementara di Jawa Barat, peraturan mengenai ini termaktub dalam Surat Kepgub Jawa Barat Nomor 441.05/Kep.829-Bapp/2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Daerah Provinsi Jawa Barat mengenai Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 107 Tahun 2020 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah Provinsi Jawa Barat. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini