Liputan6.com, Jakarta - Tidak terlihat gurat kecemasan di wajah Kiano saat memasuki salah satu ruangan yang ada di Klinik Rumah Sunat dr Mahdian Cabang Taman Margasatwa di Jakarta Selatan. Dia bahkan langsung naik ke ranjang lalu berbaring dengan santai tanpa diaba-aba terlebih dahulu.
"Hari ini aku mau sunat," kata Kiano kepada Health Liputan6.com saat menyapanya.
Baca Juga
Sebelum naik ke atas ranjang, Kiano sudah mengganti celananya dengan sarung. Sembari menunggu dokter yang akan menyunatnya, bocah laki-laki berumur sembilan tahun itu meminta suster untuk mengganti siaran televisi yang ada di ruangan tersebut dengan acara kesukaannya.
Advertisement
Dia benar-benar anteng. Kiano tetap santai dan tidak berubah menjadi panik saat dokter masuk ke dalam ruangan. Adapun yang menyunat Kiano tidak lain adalah dr Mahdian Nur Nasution SpBS yang empunya klinik sunat modern pertama dan terbesar di Indonesia itu.
Kiano menjalani khitan menggunakan teknologi 'sunat laser' yang sebenarnya. Proses sunat tidak memakan waktu lama, hanya tiga menit. Selama prosedur dijalankan, tidak terdengar suara rintihan yang menandakan Kiano kesakitan. Hanya sekali dia tersentak lantaran kaget saat melihat dokter Mahdian memegang gunting.Â
"Aku enggak mau digunting," kata Kiano.Â
"Kiano tidak akan digunting, kok. Yang penting kakinya Kiano jangan goyang, ya. Kiano lihat ke arah teve saja," kata suster yang membantu dr Mahdian Nur Nasution SpBS dalam menyunat Kiano.
Kiano pun kembali tenang dan mengikuti omongan suster. Kedua matanya terfokus ke layar televisi yang memutar kartun favoritnya, Ipin dan Upin.
Â
Â
Metode Sunat Laser yang Sebenarnya
Sunat laser yang dijalani Kiano disebut dr Mahdian Nur Nasution sebagai metode sunat terbaru yang ada di kliniknya.
Meski metode sunat satu ini sudah terdengar amat familiar di telinga hampir semua orang Indonesia sejak lama, tapi ternyata yang dulu itu tidak dapat 100 persen dikatakan sebagai sunat laser.
Dengan kata lain, sebagaimana yang dijelaskan dr Mahdian, selama ini persepsi sunat laser di Indonesia kurang tepat.
Laser dalam dunia medis atau kedokteran telah banyak digunakan sebagai metode untuk menangani banyak kesehatan maupun estetika. Menurut dia penggunaan laser dalam bidang medis sebenarnya telah dilakukan sejak 1960.
Laser dalam dunia medis, lanjut Mahdian, biasa digunakan untuk pengobatan kelainan kulit, batu ginjal, operasi mata, dan tumor. Yang teranyar untuk tindakan sirkumsisi atau sunat.
Dijelaskan Mahdian bahwa banyak jenis laser tapi tidak semuanya cocok untuk tindakan sirkumsisi. Sunat laser yang dulu itu sebenarnya tindakan electrocouter.
"Tindakan ini sebenarnya memiliki banyak risiko, seperti cedera, luka bakar, hingga amputasi," kata Mahdian.
Â
Advertisement
Sunat Laser Hanya Tiga Menit
Guna meluruskan kekeliruan mengenai sunat laser, dr Mahdian memerkenalkan dr. M Optical Maser sebagai metode sunar laser yang sebenarnya dengan mengembangkan optical maser dari Jerman sebagai teknologi sunat terbaru yang cocok untuk masyarakat Indonesia.Â
Merujuk Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), laser merupakan singkatan dari Light Amplification by Stimulated Emission of Radiation. Sementara sinar laser memiliki panjang gelombang tertentu yang berbeda dengan sinar lainnya.Â
Menurut Mahdian, sinar yang satu ini fokus pada titik tertentu dan mengeluarkan cahaya dengan intensitas yang sangat tinggi.
"Teknologi ini memiliki prinsip dasar mengalirkan gelombang elektromagnetik melalui fiber optik yang diproses melalui generator sehingga memiliki efek potong yang presisi dan tanpa luka bakar," katanya.
Yang disunat pun, lanjut Mahdian, tidak akan merasakan sakit yang teramat perih. Terpenting membuat anak nyaman karena prosesnya yang hanya memakan waktu tiga menit.Â
Â
Alasan Menggunakan Teknologi Sunat Laser yang Sesungguhnya
Dalam kesempatan itu, dr Mahdian mengatakan bahwa lebih dari dua juta anak menjalani sunatan setiap tahunnya. Oleh sebab itu, sebagai pemilik klinik sunat terbesar di Indonesia, dirinya harus putar otak mencari inovasi terbaru agar sunatan lebih optimal.
Sejak awal mendirikan Klinik Rumah Sunat dr Mahdian, dirinya mengaku prihatin dengan kurangnya pelayanan memuaskan untuk sunatan di Indonesia.
Namun, dia merasa lega melihat saat ini mulai banyak klinik sunat yang berupaya memberikan pelayanan terbaik.
Adapun alasan Mahdian menggunakan teknologi dr.M Optical Maser lantaran risiko komplikasi yang minimal, lebih aman karena tidak menimbulkan panas yang bisa menyebabkan luka bakar, serta tidak menyebabkan kerusakan jaringan.
Selain itu, juga memiliki risiko amputasi minimal, waktu tindakan yang paling lama hanya tiga menit, tanpa jahitan, perdarahan relatif minimal hingga tampir tanpa perdarahan.
"Metode ini juga bisa untuk segala usia karena hasil sunatnya rapi dan proses penyembuhannya lebih cepat sehingga bisa langsung beraktivitas," katanya.
Hal itu terlihat saat dr Mahdian menyunat Kiano. Kiano tampak tenang dan bisa langsung memakai celana setelah disunat. Dengan wajah semringah, Kiano menghampiri kedua orangtuanya yang menunggu di meja administrasi.
Advertisement