Liputan6.com, Jakarta Saraf memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Ia adalah serat-serat yang menghubungkan organ-organ tubuh dengan sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang) serta antar bagian sistem saraf lainnya. Oleh karena itu, tak heran jika ada saraf yang bermasalah bisa mempengaruhi fungsi tubuh.
Salah satu gangguan saraf yang sering dialami masyarakat yang melakukan aktivitas berat atau cedera tulang belakang adalah saraf terjepit.
Baca Juga
dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine dari RS EMC Tangerang mengungkapkan bahwa saraf terjepit adalah kondisi ketika saraf menerima tekanan berlebih dari jaringan sekitarnya. Jaringan tersebut dapat berupa jaringan otot, tendon, tulang, atau tulang rawan. Karena saraf menjalar sepanjang tubuh, saraf terjepit juga bisa terjadi di berbagai lokasi dalam tubuh.
Advertisement
Dalam istilah medis saraf terjepit dikenal hernia nucleus pulposus (HPN), suatu kondisi ketika bantalan antar-tulang belakang, yang lembut dan seperti agar-agar, menonjol sehingga menekan saraf di sekitarnya.
"Saat alami saraf terjepit, tubuh bakal mengirimkan “sinyal” berupa nyeri. Jika ini terjadi, Anda sebaiknya tidak meremehkannya, sebelum kerusakan saraf menjadi komplikasi," sebut dr. Harmantya Mahadhipta.
Penyebab Saraf Terjepit
Sebenarnya ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab saraf terjepit atau HNP.
- Faktor usia
- Faktor genetik
- Berat badan berlebihan
- Cedera pada tulang belakang
- Sering lakukan aktivitas berat (mengangkat beban berat) dan lain-lain.
"Semakin bertambah usia, diskus vertebra (penghubung antara tulang) menjadi tidak fleksibel dan mudah robek," kata dr. Harmantya Mahadhipta.
Masalah berat badan juga tidak bisa disepelekan karena itu bisa menyebabkan beban tulang belakang bertambah.
Gejala Saraf Terjepit
dr. Harmantya Mahadhipta menjabarkan kalau ciri-ciri saraf terjepit dapat bervariasi, tergantung kondisi pasien.
"Secara umum, gejala HNP yang paling sering terjadi adalah nyeri dan kesemutan. Kasus HNP yang ringan sering tidak menimbulkan gejala, tapi dapat juga muncul gejala nyeri yang hebat," jelasnya.
Beberapa gejala saraf terjepit yang sering dikeluhkan antara lain:
1. Nyeri
Keluhan nyeri ini biasanya muncul pada lokasi terjadinya HNP. Misalnya, apabila saraf terjepit terjadi di tulang belakang atau punggung bawah, maka akan muncul gejala nyeri punggung. Begitu juga jika HNP terjadi di leher, gejalanya yang muncul dapat berupa nyeri di leher.
2. Rasa ditusuk-tusuk jarum hingga sensasi terbakar
Beberapa penderita saraf terjepit mendeskripsikan rasa nyeri yang muncul sebagai nyeri yang ditusuk-tusuk maupun seperti terbakar.
3. Penjalaran Nyeri
Keluhan nyeri yang dirasa tajam dan mengganggu juga disertai dengan penjalaran. Biasanya pada saraf terjepit di punggung memberikan penjalaran nyeri ke area bokong sampai paha, betis, dan kaki. Sementara itu, jika saraf terjepit terjadi di area leher dapat menyebabkan nyeri menjalar ke bahu atau lengan.
4. Kesemutan
Selain nyeri, penderita saraf terjepit juga dapat mengeluh kesemutan di bagian tubuh yang terkena.
5. Berkurangnya sensasi atau mati rasa di area yang terkena
Tak hanya menyebabkan kesemutan, akibat saraf terjepit juga bisa muncul keluhan kurangnya sensasi hingga mati rasa pada bagian yang terkena. Keluhan ini umumnya cukup mengganggu karena membuat tidak nyaman penderitanya.
6. Kelemahan
Otot pada bagian saraf yang terjepit biasanya akan melemah. Akibatnya, penderita HNP semakin lama akan merasa kesulitan dalam mengangkat beban, bergerak, atau bahkan menggenggam.
Bilamana Anda mengalami salah satu atau beberapa gejala tersebut sebaiknya anda dapat mengkonsultasikannya ke Dokter Ortopedi Konsultan Tulang Belakang (Spine).
Diagnosis Saraf Terjepit
Saraf terjepit atau HNP dapat dideteksi melalui konsultasi ke Dokter Spesialis Ortopedi Konsultan Bedah tulang Belakang (Spine) dan pemeriksaan fisik (refleks, kekuatan otot (motorik), kemampuan berjalan, dan fungsi sensorik, dan lain sebagainya). Dan untuk menunjang diagnosis, dokter dapat menyarankan opsi pemeriksaan radiologi, yang sesuai dengan indikasi medis pasien diantaranya Sinar X, CT Scan, MRI dan lainnya.
Advertisement
Pengobatan Saraf Terjepit
Setelah mengetahui gejala, penyebab dan diagnosa dari saraf terjepit, maka kita harus bijak dalam memilih pengobatan yang akan dilakukan.
dr. Harmantya Mahadhipta menyebutkan pengobatan saraf terjepit bergantung pada kondisi pasien sendiri, yakni seberapa nyeri yang muncul serta tingkat keparahan HNP. Lama pengobatan saraf terjepit juga bisa berbeda pada masing-masing orang.
1. Obat-obatan
Pilihan obat yang bisa dikonsumsi penderita saraf terjepit, diantaranya:
- Obat Anti Nyeri Apabila derajat nyeri masih ringan, Anda dapat membeli obat anti nyeri yang dijual bebas, seperti ibuprofen.
- Pereda Nyeri Saraf Obat ini merupakan obat kedua yang rutin diberikan untuk penderita saraf terjepit setelah antinyeri. Contohnya, amitriptilin dan gabapentin.
- Muscle Relaxant Atau Pelemas Otot Obat ini diberikan untuk mengurangi ketegangan atau kaku otot.
- Suntik Steroid Epidural Suntikan steroid epidural membantu mengurangi keluhan nyeri akibat HNP.
2. Fisioterapi
Jenis terapi saraf terjepit yang dapat dilakukan, yaitu:
- Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation (TENS) Menggunakan energi listrik untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit untuk menghilangkan nyeri.
- Traksi Menggunakan benda dengan berat tertentu untuk menangani kerusakan atau gangguan pada tulang dan otot.
- Penggunaan Korset atau Brace
3. Operasi Saraf Terjepit
Bila obat-obatan dan/ atau Fisioterapi sudah dilakukan dalam waktu kurang lebih 6 minggu namun belum mendapat hasil perbaikan seperti yang sama, mungkin opsi operasi bisa dilakukan.
Sebagai informasi, 80-85% kasus HNP dapat ditangani tanpa operasi, namun 15-20% diantaranya perlu dilakukan tindakan operasi. Perkembangan teknologi kedokteran di hampir semua lini saat ini mengarah ke tehnik minimal invasive, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir akan resiko dari operasi saraf terjepit.
RS EMC Tangerang sebagai pusat pelayanan pengobatan saraf terjepit terus mengembangkan teknik minimal invasif, minimal impact yang memiliki kelebihan seperti aman, lebih efektif, dan pemulihan lebih cepat. Operasi untuk penanganan saraf terjepit ditangani langsung oleh para ahlinya, termasuk dr.Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine dan didukung oleh peralatan penunjang medis yang canggih serta tenaga medis yang profesional.
Bila Anda mengalami masalah saraf terjepit dan memiliki pertanyaan untuk mengobatinya, bisa melakukan konsultasi dengan mengunjungi praktek dr. Harmantya Mahadhipta Sp.OT (K) Spine di RS EMC Tangerang.
Sebagai informasi tambahan, RS EMC Tangerang bisa melakukan berbagai jenis operasi tulang belakang dan/atau saraf terjepit. Endoscopic spine surgery: PECD ( Percutaneous Endoscopic Cervical Discectomy), PELD (Percutaneous Endoscopy Lumbar Decompression), PSLD (Percutaneous Stenoscopy Lumbar Decompression), PETD (Percutaneous Endoscopic Thoracal Discectomy), BESS – TLIF (Biportal Endoscopic Spinal Surgery, Transforaminal Interbody Fusion), ENDO – TLIF (Endoscopic Posterolateral Transforaminal Lumbar Interbody Fusion, Endoscopic Rhizotomy, Endoscopic Debridement for Spine Infection, Scoliosis Correction Surgery, ACDF ( Anterior Cervical Discectomy and Fusion), ACCF Anterior Cervical Corpectomy and Fusion), MISS TLIF (Minimally Invasive Transforaminal Lumbar Interbody Fusion), PLIF (Posterior Lumbar Interbody Fusion), ALIF (Anterior Lumbar Interbody Fusion), PLDD (Percutaneous Laser Disc Decompression) Kyphoplasty, Vertebroplasty, Radiofrequency ablation (RFA), Facet Joint Injection, Sacroiliac (SI) joint injections dan lainnya.
Saat ini RS EMC Tangerang sudah sukses melakukan lebih dari 1000 kali tindakan/ operasi saraf terjepit, dan sudah melayani pasien dari dalam maupun luar negeri.
(*)