Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia mulai menunjukkan penambahan yang cukup tinggi. Dalam laporan harian sebaran COVID-19 hari ini, 14 Juni 2022 penambahan kasus positif tercatat sebanyak 930.
Angka ini turut menambah akumulasi kasus positif menjadi 6.062.009 terhitung sejak Maret 2020.
Baca Juga
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 548 sehingga akumulasinya menjadi 5.900.049.
Advertisement
Kasus meninggal juga terus naik, hari ini penambahannya sebanyak 10 sehingga akumulasinya menjadi 156.662.
Kasus aktif juga meningkat sebanyak 372 sehingga akumulasinya menjadi 5.298.
Data tersebut juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.520 dan suspek sebanyak 4.030.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 517 kasus positif baru dan 190 orang sembuh.
-Jawa Barat 162 kasus konfirmasi baru dan 62 sembuh dari COVID-19.
-Banten di peringkat ketiga dengan 109 kasus baru dan 70 orang sembuh.
-Jawa Timur 57 kasus baru dan 38 sembuh.
-Bali 26 kasus positif baru dan 6 sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang signifikan. Bahkan, masih ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Tinggi dari Kemarin
Di hari sebelumnya, yakni pada Senin 13 Juni 2022 data sebaran COVID-19 menunjukkan penambahan kasus positif baru sebanyak 591. Dengan demikian, penambahan hari ini lebih tinggi ketimbang kemarin dengan selisih 339 kasus.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 390 sehingga akumulasinya menjadi 5.898.501.
Sayangnya, kasus meninggal juga terus mengalami penambahan. Kemarin, penambahannya tercatat sebanyak 9 sehingga totalnya menjadi 156.652.
Kasus aktif juga bertambah sebanyak 192 sehingga totalnya menjadi 4.926.
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 66.300 dan suspek sebanyak 2.475.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi dengan penambahan kasus terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.
- DKI Jakarta hari ini melaporkan 348 kasus baru dan 182 orang telah sembuh.
- Jawa Barat di peringkat kedua dengan 80 kasus positif baru dan 36 orang telah sembuh dari COVID-19.
- Banten melaporkan 74 kasus baru dan 39 orang dinyatakan sembuh.
- Jawa Timur 25 kasus positif baru dan 37 pasien sembuh.
- Bali 19 kasus baru dan 31 orang sembuh dari COVID-19.
Provinsi lain tidak menunjukkan adanya penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali.
Provinsi-provinsi itu adalah Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Advertisement
Akibat Masuknya BA.4 dan BA.5
Penambahan kasus COVID-19 yang terjadi di Tanah Air salah satunya disebabkan oleh masuknya COVID-19 varian Omicron BA.4 dan BA.5.
Walau tidak signifikan, hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa peningkatan yang terjadi akan mengganggu upaya menuju endemi yang sudah digadang-gadang akan terjadi setidaknya pada akhir tahun ini.
Hal ini pun ditanggapi oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr Siti Nadia Tarmizi.
Menurut pengamatannya, peningkatan kasus COVID-19 terbilang sedikit dan positivity rate-nya masih sangat rendah di kisaran 1,4-1,5 persen.
Peningkatan kasus pun bukan hanya disebabkan oleh subvarian BA.4 dan BA.5, tapi mobilitas masyarakat yang tinggi saat Lebaran pun berkontribusi.
“Mobilitas masyarakat itu kan hampir 80 juta, jadi memang pergerakan itu sangat tinggi dan pergerakan itu selalu menyumbang penambahan kasus.”
Namun, jumlah yang terlihat seperti meningkat itu tidak menimbulkan klaster atau perluasan kasus secara luas.
“Jadi melihat angka tersebut kita menilai bahwa peningkatan kasus tadi itu adalah suatu hal yang wajar dan ini masih dalam jumlah yang rendah dan tidak mengganggu terhadap upaya menuju endemi.”
Merupakan Sebuah Dinamika
Jadi, lanjut Nadia, adanya jumlah kasus yang sedikit meningkat itu sebenarnya merupakan sebuah dinamika dari penularan tapi tetap dalam koridor bahwa pandemi ini masih terkendali.
Hal ini dibuktikan dengan laju angka penularan yang cenderung di angka satu dalam 4 minggu terakhir. Bahkan sempat di bawah angka satu, 0,96. Artinya, pandemi COVID-19 ini masih dalam kondisi terkendali.
Ia juga mengatakan, empat kasus COVID-19 subvarian Omicron BA.4 dan B.A5 yang terdeteksi di Indonesia berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).
“Ada potensi peningkatan dan kita lihat ini masih dari pelaku perjalanan, gejalanya tidak berat sehingga dengan isolasi mandiri sudah bisa sembuh. Dengan kondisi ini, kita merasa kebijakan-kebijakan kita termasuk aturan PPLN itu masih cukup,” kata Nadia.
“Jadi cukup dengan melengkapi dosis (vaksinasi) kemudian pada saat kedatangan tidak ada keluhan demam, maka yang bersangkutan atau PPLN itu dapat melakukan perjalanan,” katanya.
Artinya, sejauh ini belum ada penyesuaian kebijakan PPLN untuk memitigasi paparan subvarian BA.4 dan BA.5, tapi pemantauan tetap dilakukan.
Advertisement