Liputan6.com, Jakarta - Serangan jantung termasuk dalam kegawatdaruratan yang memerlukan penanganan sesegera mungkin oleh tim emergency dan spesialis jantung. Hal tersebut disampaikan dokter spesialis jantung dan pembuluh darah Dr. med. dr. Deno A. Ridjab, SpJP (K).
Jika terlambat mendapatkan penanganan medis, kematian akibat serangan jantung bisa terjadi. Denio menjelaskan, apabila serangan jantung yang luas, parah, terlambat atau tidak tertangani dengan baik, maka kemungkinan komplikasi yang timbul akan semakin berat. Komplikasi tersebut berupa gangguan irama jantung (aritmia), gagal jantung, syok kardiogenik, dan henti jantung yang dapat berujung pada kematian.
Baca Juga
Serangan jantung umumnya terjadi karena gangguan aliran darah di pembuluh darah jantung sehingga otot jantung mengalami kerusakan atau disebut juga infark miokard. Penyebab utama kondisi ini adalah penyakit jantung koroner.
Advertisement
Data Riset Dasar Kesehatan Indonesia (Riskesdas) tahun 2018 menunjukkan, angka kejadian penyakit jantung dan pembuluh darah mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Sedikitnya 15 dari 1000 orang atau sekitar 2.784.064 individu di Indonesia menderita penyakit jantung. Dengan demikian penyakit jantung koroner menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Saat ini, jumlah penyakit jantung pada usia muda sekitar 30 - 50 tahun pun mulai meningkat.
Sebagian besar serangan jantung identik dengan gejala seperti nyeri dada, rasa tidak nyaman seperti tertekan, sensasi terbakar, sakit di dada sebelah kiri atau tengah, kemudian menjalar sampai ke punggung, rahang, dan lengan, nyeri memberat saat beraktivitas.
Segera Periksakan Diri Jika Mengalami Gejala
Adapun gejala lain serangan jantung yakni seperti sesak napas, muncul keringat dingin, mual, muntah, dan pusing. Gejala serangan jantung bisa juga dijumpai mirip dengan keluhan GERD atau maag.
Bahkan ada juga penderita serangan jantung yang tidak mengalami gejala namun langsung mengalami henti jantung atau kematian mendadak. Denio menyarankan untuk segera ke rumah sakit yang memiliki fasilitas jantung.
Mencermati gejala serangan jantung yang kerap kali mirip dengan gangguan kesehatan lainnya, Denio menyarankan untuk segera ke rumah sakit yang memiliki fasilitas jantung.
Demikian pula jika individu merasakan ada nyeri dada atau kondisi yang tak biasa untuk segera memeriksakan diri. Hal ini guna memastikan apakah gangguan kesehatan yang dialami terkait penyakit jantung atau disebabkan masalah lainnya.
Pasalnya nyeri dada yang seringkali dikaitkan dengan tanda serangan jantung bisa juga disebabkan oleh kondisi kesehatan lain seperti GERD, trauma atau terkilir pasca olahraga, kecemasan atau serangan panik, infeksi paru, serta cacar ular atau herpes zoster.
Advertisement
Tindakan untuk Hindari Perburukan Kondisi Pasien
Beberapa tindakan seperti intervensi koroner perkutan primer atau angioplasty primer, sebut Denio, dapat dilakukan guna menghindari perburukan kondisi pasien aterosklerosis.
"Perburukan kondisi pasien seharusnya bisa kita hindari, salah satunya dengan tindakan Intervensi Koroner Perkutan Primer (Primary Percutaneous Coronary Intervention), atau Angioplasty Primer, yaitu prosedur medis untuk memulihkan aliran darah ke jantung dengan cara mengatasi sumbatan atau penyempitan pada arteri koroner yang diakibatkan oleh aterosklerosis, yakni penumpukan deposit kolesterol (disebut plak) di arteri," ujar Denio dalam temu media secara daring oleh Heartology Cardiovaskular Center, Selasa, 14 Juni 2022.
Lebih lanjut Denio menjelaskan, tindakan Primary PCI dilakukan dengan meregangkan area arteri koroner yang menyempit menggunakan balon yang terpasang pada kateter, yakni selang kecil yang fleksibel. Kateter tersebut dimasukkan ke tubuh melalui lengan bawah untuk menemukan arteri yang bermasalah. Agar peregangan area arteri bertahan lama maka dipasang ring.
“Waktu sangatlah vital, oleh sebab itu, primary PCI berperan sangat penting untuk menyelamatkan pasien” tukas Denio.
Menurutnya, Primary PCI adalah cara paling efektif dalam menangani pasien. Heartology Cardiovascular Center berkomitmen memberikan pelayanan yang cepat dan tepat pada pasien serangan jantung.
Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Setelah Pasang Ring Jantung?
Pemasangan ring jantung dapat dilakukan guna mengatasi masalah sumbatan pada pembuluh darah jantung. Namun, usai pemasangan ring jantung tetap diperlukan pemeriksaan lainnya
"Kita juga tetap memerlukan pemeriksaan-pemeriksaan lainnya seperti elektrokardiografi," ujar Denio.
Pemeriksaan tersebut guna melihat seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan dari serangan jantung. Selain itu, bisa juga dilakukan pemeriksaan tambahan untuk mendeteksi kemungkinan penyempitan arteri lainnya.
Sedangkan individu yang baru saja menjalani prosedur pemasangan ring jantung disarankan untuk beristirahat selama satu hingga dua minggu dan melakukan aktivitas secara bertahap.
Advertisement