Liputan6.com, Jakarta Ilmuwan asal Amerika Serikat yang aktif berperan selama pandemi COVID-19, Dr Anthony Fauci dinyatakan positif COVID-19 melalui hasil tes antigen.
Berdasarkan keterangan National Institutes of Health (NIH) pada Rabu, 15 Juni 2022, pria berusia 81 tahun yang menjadi kepala penasihat medis untuk Presiden Amerika Serikat Joe Biden ini tetap bekerja dari kediamannya setelah pulih dari gejala ringan.
Baca Juga
NIH juga menyatakan bahwa Fauci telah divaksinasi secara lengkap dan telah mendapatkan booster sebanyak dua kali. Fauci pun diketahui sedang tidak melakukan kontak belakangan ini dengan Joe Biden.
Advertisement
"Dia telah divaksinasi secara lengkap dan melakukan booster sebanyak dua kali. Saat ini, Fauci tengah mengalami gejala ringan," tulis keterangan dalam laman resmi NIH dikutip Health Liputan6.com pada Kamis, (16/6/2022).
"Dr Fauci akan isolasi dan melanjutkan kerja dari kediamannya. Dia tidak ada kontak dengan Presiden Biden atau pejabat senior pemerintahan lainnya," lanjut keterangan yang diberikan oleh NIH. Â
Saat ini, kasus COVID-19 memang sedang mengalami peningkatan akibat subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5.
Menurut data terakhir yang dihimpun oleh Our World in Data, kasus COVID-19 di Amerika Serikat pada Selasa, 14 Juni 2022 sudah mencapai 135.415 dalam satu hari.
Dalam keterangan yang sama, NIH juga mengungkapkan bahwa Fauci akan mematuhi pedoman kesehatan COVID-19 yang ada hingga nantinya dinyatakan sembuh.
"Dr Fauci akan mengikuti pedoman COVID-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dan saran medis dari dokternya, dan kembali ke NIH ketika hasil tesnya sudah negatif," ujar NIH.
Sempat Tolak Ajakan Makan Malam
Fauci mungkin menjadi salah satu orang yang paling tahu tentang seberapa menular virus SARS-CoV-2 ini. Mengutip New York Times, pada musim semi tahun ini, Fauci memutuskan untuk tidak menghadiri undangan makan malam di Gedung Putih.
Pertemuan tersebut menghadirkan tokoh politik dan media berita terkemuka di Amerika Serikat.
"Karena penilaian pribadi saya terhadap risiko pribadi saya," ujar Fauci merespons alasan tidak menghadiri acara tersebut.
Makan malam yang berlangsung di Gedung Putih tersebut memang mengundang lebih dari dua ribu tamu dalam sebuah ballroom hotel. Kondisinya sesak dan akhirnya menyebarkan virus Corona pada banyak jurnalis dan undangan lainnya yang ikut hadir pada saat itu.
Spesialis penyakit menular di Universitas Emory, Dr Carlos del Rio mengungkapkan bahwa varian COVID-19 memang menjadi sangat menular.
"Ini masalah waktu sebelum kita semua terinfeksi, jujur, virus ini memang sangat menular. Apa yang saya katakan pada orang-orang adalah bahwa pada suatu saat Anda akan menghadapi virus ini karena sudah melakukan banyak hal dan berkumpul. Jadi jika Anda mau menghadapi virus ini, sebaiknya Anda divaksinasi dan lakukan booster," kata Carlos.
Advertisement
Kiprah di Dunia Kesehatan
Fauci telah lama menjadi public figure yang bekerja untuk menangani pandemi COVID-19. Mengutip laman Aljazeera, ia juga seringkali difitnah oleh kelompok yang menentang langkahnya terkait penggunaan masker dan vaksinasi untuk mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 ini.
Fauci bukanlah sosok yang baru muncul saat pandemi COVID-19. Kiprahnya dalam dunia kesehatan di Amerika Serikat sudah dirintis olehnya sejak puluhan tahun lalu.
Ia secara aktif terlibat dalam respons AS pada pandemi tahun 1984 dan merupakan direktur National Institute of Allergy and Infectious Disease (NIAID) untuk NIH.
Fauci juga banyak dipuji atas karya dan upayanya untuk menahan penyebaran penyakit HIV-AIDS.
Penampilan Fauci di depan publik pada awal pandemi COVID-19 bahkan dilihat sebagai sumber kepastian oleh banyak orang di tengah banyaknya tanggapan miring dari pemerintahan Presiden Donald Trump.
Fauci seringkali secara terbuka mengkritik pendekatan yang diambil oleh Trump. Hal tersebut membuat hubungan antara dirinya dan mantan Presiden AS tersebut menjadi panas.
Trump juga berulang kali secara verbal diketahui menentang Fauci selama kampanye presiden. Bahkan, Trump pernah mengisyaratkan untuk memecat Fauci jika dirinya kembali terpilih sebagai presiden pada 2020 lalu.
Pahlawan untuk Banyak Orang
Fauci dianggap pahlawan atas saran-sarannya selama ini atas mitigasinya untuk menghadapi virus Corona.
Dirinya menjadi salah satu orang yang mendukung dilakukannya jaga jarak, penggunaan masker, dan vaksinasi jika memang ada stok vaksin COVID-19 yang tersedia.
Pada bulan lalu, Fauci sempat mengungkapkan bahwa dirinya enggan untuk melanjutkan perannya sebagai kepala penasihat medis Gedung Putih jika memang Trump terlipih menjadi presiden pada 2024 mendatang.
"Jika Anda melihat sejarah tanggapan selama pemerintahan Trump, saya pikir, Anda tahu, yang terbaik yang bisa dikatakan adalah itu tidak optimal," ujar Fauci mengutip laman CNBC International.
"Saya rasa, sejarah yang akan berbicara soal itu," sambungnya.
Pada Rabu, 1 Juni 2022 lalu, Fauci juga mengungkapkan bahwa dirinya akan mundur dari kepemimpinan pemerintahannya saat masa jabatan presiden berikutnya pada Januari 2025.
"Ya, saya tidak akan terlibat dalam politik apapun tentang siapa yang akan masuk ke Gedung Putih. Lagi pula, saat itu terjadi, saya pikir saya mungkin sudah tidak akan ada, tidak peduli siapapun presidennya," kata Fauci.
Advertisement