Sukses

Ketegaran Ridwan Kamil dan Istri, Lanjutkan Aktivitas dan Hadiri Wisuda Putrinya

Ridwan Kamil dan istrinya Atalia Praratya terlihat sudah kembali beraktivitas. Salah satunya adalah menghadiri wisuda kelulusan putrinya, Zara.

Liputan6.com, Jakarta - Belum genap seminggu putra sulungnya Emmeril Kahn Mumtadz atau Eril dimakamkan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan istrinya Atalia Praratya terlihat sudah kembali beraktivitas.

Sebelumnya, Ridwan Kamil diketahui hendak mengambil cuti selama 11 hari terhitung sejak tanggal 9 hingga 19 Juni 2022. Namun sebelum periode cutinya berakhir, dirinya sudah kembali bekerja.

Ridwan Kamil juga terlihat tetap meluangkan waktu untuk putrinya yang akrab disapa Zara. Pria lulusan arsitektur tersebut mengajak Zara keliling naik motor dan membeli es krim usai merayakan wisuda kemarin.

Zahra diketahui baru saja merayakan wisuda karena telah selesai mengenyam pendidikan di bangku SMA.

Dalam video berisi cuplikan momentum tersebut, terlihat Ridwan Kamil mengendarai vespa kuning sambil membonceng Zara keliling dan membeli es krim.

"Siang tadi disela kedinasan, Merayakan kebahagiaan kecil, yaitu Zara wisuda kelulusan SMA, dengan ngajak jalan-jalan naik motor vespa dan membelikan es krim," ujar Ridwan Kamil melalui akun Instagram pribadinya pada Kamis, 16 Juni 2022.

"Selamat @camilliazr, selamat memulai persiapan kehidupan sebagai mahasiswa," sambungnya.

Begitupun dengan sang istri, Atalia. Wanita yang akrab disapa Bu Cinta oleh suaminya tersebut pun terlihat menghadiri wisuda Zara dengan kebaya hitam. Mereka pun berfoto bersama dan mengabadikan momen tersebut dalam media sosial. 

"Cie cieeee... yang sudah mau jadi mahasiswaaaa... Bahagianya melihat Zara dan teman2nya ceria bahagia di wisuda sekolah yang dicintainya," tulis Atalia melalui akun @ataliapr pada Jumat, (17/6/2022).

2 dari 4 halaman

Proses Berduka

Ketegaran Ridwan Kamil dan Atalia banyak dipuji oleh warganet. Banyak orang tak segan untuk memberikan pendapat dan pujian pada pasangan tersebut karena sudah kembali beraktivitas bahkan tetap tersenyum meski di tengah kondisi yang berat.

Hal tersebut pun mungkin mengherankan bagi beberapa orang. Pasalnya proses berdamai dengan duka dan penerimaan akan peristiwa yang berat seperti saat baru saja ditinggalkan orang terkasih memang membutuhkan waktu dan sulit untuk ditentukan berapa lamanya.

Mengutip laman American Cancer Society, proses berduka bagi setiap orang akan berbeda. Termasuk soal durasi dan intensitas emosi yang dialami.

Tidak ada durasi atau panjang waktu yang pasti saat seseorang menghadapi kesedihan. Terlebih, kesedihan juga mungkin untuk datang dan pergi layaknya gelombang yang pasang surut.

Namun, studi yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine sendiri mengungkapkan bahwa seseorang yang mengalami kondisi duka umumnya dapat merasa lebih baik usai enam bulan setelah peristiwa.

Sedangkan untuk benar-benar sembuh atau menerima biasanya dibutuhkan waktu sekitar satu hingga dua tahun.

3 dari 4 halaman

Tidak Ada Durasi Waktu yang Pasti untuk Berduka

Psikoterapis yang berpraktik di Chicago, Santiago Delboy pun mengungkapkan bahwa proses berduka akan sangat bergantung pada masing-masing individu dan tidak ada waktu yang pasti untuk itu.

"Anda bisa berduka selama yang Anda butuhkan, bahkan jika itu membutuhkan waktu seumur hidup," ujar Santiago dikutip PsychCentral pada Jumat, (17/6/2022).

Kebanyakan orang yang berduka menemukan bahwa seiring berjalannya waktu, mereka dapat secara perlahan belajar untuk mengatasi kehilangan tersebut. Sehingga perasaannya dapat berubah menjadi lebih baik.

Namun, penting pula untuk mengingat bahwa kesedihan dapat terasa seperti roller coaster, di mana Anda dapat mengalami naik turun.

"Jika selama proses berduka Anda merasa terjebak, Anda juga bisa berbicara pada konselor yang bisa membantu untuk mengelola perasaan yang muncul," ujar psikolog di Denver, Colorado, Dr Lisa Marie Bobby.

Menurutnya, terus maju melalui kesedihan bisa menjadi proses yang lambat, dan tak apa untuk berada pada fase yang lambat. Bagi orang yang berduka, hal yang lebih penting adalah memperhatikan apa yang dirasakan dan menghindari kehilangan kontak dengan diri sendiri.

4 dari 4 halaman

Cara Berduka dengan Sehat

Tak berhenti di sana, proses berduka ternyata juga bisa lho dilalui dengan cara yang baik dan sehat. Salah satunya adalah dengan meminta pertolongan pada orang lain.

Konselor sekaligus penulis Copeology, Dr Joanne Frederick mengungkapkan bahwa mencari dukungan dari orang-orang terdekat merupakan cara yang sehat untuk mengatasi kesedihan.

Joanne mengungkapkan, banyak orang berpikir bahwa meminta pertolongan atau menceritakan kesedihan jadi tanda kelemahan.

"Padahal berpikir untuk terus melangkah tanpa meminta bantuan sedikitpun bukanlah cara yang sehat," kata Joanne.

"Tidak apa-apa untuk menangis. Tidak apa-apa untuk berdoa. Tidak apa-apa untuk bermeditasi, tidak apa-apa pula untuk mengambil waktu luang untuk memproses perasaan," tambahnya.

Hal tersebut lantaran dengan meluangkan waktu sejenak dianggap dapat meringankan beban atau kesedihan yang sedang dirasakan. Sehingga saat merasa sudah lebih baik, seseorang yang sedang berduka akan lebih mudah untuk berpikir jernih dan melanjutkan kehidupannya sehari-hari.Â