Liputan6.com, Jakarta - Kasus monkeypox atau cacar monyet di Inggris naik terus. Sudah ada 524 kasus terkonfirmasi cacar monyet di sana per 14 Juni 2022.
Menilik laman resmi pemerintah Inggris, angka kasus cacar monyet di atas sudah merujuk pada kasus di empat wilayah yakni Inggris, Skotalandia, Irlandia Utara dan Wales.
Baca Juga
UK Health Security Agency (UKHSA) pun terus mengingatkan warganya bahwa cacar monyet bisa menular ke siapa saja yang melakukan kontak erat dengan pasien. Tak terkecuali berhubungan seksual dengan mereka yang memiliki gejala cacar monyet.
Advertisement
UKHSA juga menyebutkan bahwa kasus terbanyak terjadi pada pria gay maupun biseksual.
"Saat ini kebanyakan kasus terjadi pada pria gay dan biseksual," kata mereka di laman tersebut yang diakses pada Jumat, 17 Juni 2022.
UKHSA juga menganjurkan warganya yang merasa memiliki gejala serupa ruam yang melepuh serta ada nanah untuk memeriksakan diri ke fasilitas layanan kesehatan. Selain itu, disarankan juga untuk segera melakukan pemeriksaan kesehatan bila:
- Melakukan kontak seksual dengan seseorang yang terinfeksi cacar monyet
- Melakukan perjalanan ke Afrika Barat atau Afrika Tengah dalam tiga pekan terakhir.
Inggris merupakan negara dengan konfirmasi terbanyak kasus cacar monyet atau monkeypox. Saat ini, ada 2.021 kasus cacar monyet d dunia per 15 Juni 2022. Jumlah kasus cacar monyet itu tersebar di lebih dari 30 negara non endemik menurut Our World Data.
Bisa Menjadi Epidemi
Ahli epidemiologi Dicky Budiman menyampaikan bahwa cacar monyet atau monkeypox tidak berpotensi menjadi pandemi baru, tapi jelas bisa menjadi epidemi.
“Update terakhir menyatakan bahwa cacar monyet tidak berpotensi menjadi pandemi baru tapi sangat berpotensi menjadi epidemi,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com.
Pernyataan ini selaras dengan keterangan seorang pakar dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Rosamund Lewis. Menurutnya, ratusan kasus cacar monyet yang dilaporkan sejauh ini tidak akan beralih menjadi pandemi.
Namun, Lewis mengakui, masih banyak hal yang belum diketahui tentang penyakit ini, termasuk bagaimana penyakit ini menyebar dan apakah penghentian imunisasi cacar air massal dari puluhan tahun lalu telah mempercepat penularannya.
Lewis mengatakan badan kesehatan itu sedang menyelidiki pertanyaan-pertanyaan ini termasuk apakah cacar monyet bisa menyebar lewat hubungan seks, lewat udara, dan apakah orang-orang tanpa gejala mampu menularkan penyakit ini.
Dia mengatakan, perkembangan penyakit cacar monyet di masa lalu menunjukkan penyakit ini tidak mudah menyebar. Untuk itu, masih ada waktu membendung masalah yang sekarang muncul.
Advertisement
Upaya RI Hadang Monkeypox
Mengingat cacar monyet berpotensi masuk ke Tanah Air, maka pemerintah mulai melakukan langkah-langkah kewaspadaan.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) Mohammad Syahril menyampaikan beberapa upaya kewaspadaan yang telah dilakukan Indonesia untuk menghadang cacar monyet.
Upaya kewaspadaan itu meliputi 4 poin yakni:
- Mengupdate situasi dan Frequently Asked Question (FAQ) terkait monkeypox yang dapat diunduh melalui https://infeksiemerging.kemkes.go.id/.
- SE untuk meningkatkan kewaspadaan baik di wilayah dan KKP termasuk untuk dinas kesehatan (dinkes), rumah sakit, kantor kesehatan pelabuhan dan sebagainya.
- Melakukan revisi pedoman pencegahan dan pengendalian monkeypox menyesuaikan situasi dan update WHO yang berisi mengenai surveilans, tatalaksana klinis, komunikasi risiko, dan pengelolaan laboratorium.
- Pemeriksaan kapasitas lab pemeriksaan dan rujukan.
Kata Pakar soal Kesiapan Indonesia Hadapi Cacar Monyet
Dicky mengatakan, dari sisi surveilans dan infrastruktur seharusnya Indonesia memang sudah lebih siap dibanding saat melawan COVID-19 yang penularannya lebih cepat.
“Tapi itu juga akan bergantung kepada respons, karena bicara siap itu tetap kemampuan surveilans, tenaga tracing, sistemnya, termasuk ada enggak vaksinnya? Karena vaksin yang relatif aman dan dianjurkan itu yang terkini, Nordic, yang relatif terbatas aksesnya.”
Dicky menyimpulkan bahwa kesiapan Indonesia dalam menghalau monkeypox terbilang 50 banding 50.
“Jadi kalau saya lihat, fifty fifty lah kesiapannya karena ini bicara juga suatu respons untuk menghadapi penyakit dengan masa inkubasi panjang, kemampuan deteksi dini, tracing, dan literasi menjadi sangat penting,” katanya.
Advertisement