Sukses

PMK Menyebar dengan Cepat, Presiden: Segera Berikan Vaksin

Presiden juga menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku ini dikonfirmasi dapat menyebar dengan cepat.

Liputan6.com, Jakarta Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menegaskan bahwa pemerintah akan bertindak cepat untuk mengatasi masalah penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang sejumlah hewan ternak di Tanah Air. Salah satunya, pemerintah telah mendatangkan 800 ribu vaksin untuk segera disuntikkan kepada hewan ternak di seluruh Indonesia.

“Suntikkan cepat-cepat, cepat, sehingga bisa melindungi sapi-sapi yang lain,” ujar Jokowi, dikutip Setkab, Sabtu (18/06/2022).

Presiden juga menjelaskan bahwa penyakit mulut dan kuku ini dikonfirmasi dapat menyebar dengan cepat. Menurutnya, pemerintah telah melakukan upaya lockdown di beberapa daerah di Tanah Air namun belum memberikan hasil yang maksimal.

“Padahal sudah diblok oleh Kementan dan Kepolisian tapi nyatanya bergerak cepat dan sekarang sudah 18 provinsi, 190 kabupaten dan kota,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan saat ini PMK telah tersebar di 18 provinsi dan 190 kabupaten/kota. Untuk itu Kementerian Pertanian mulai melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak secara nasional dimulai dari Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Vaksinasi massal secara nasional dilakukan di peternakan sapi perah Dusun Tanjunganom, Desa Tanjungsari, Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

Lokasi kedua, dilakukan di Kelompok Ternak Pertapaan Jaya, Dusun Banjar Anyar, Desa Pertapaan Maduretno Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo.

"Melalui vaksinasi ini kita harapkan dapat membantu mencegah penyebarluasan penyakit, terutama di sentra peternakan sapi perah dan wilayah sumber bibit ternak," kata Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Nasrullah dalam keterangannya yang diterima di Jakarta dilansir Antara.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa itu penyakit mulut dan kuku?

Penyakit mulut dan kuku atau biasa disebut PMK pada hewan ternak kerap dijumpai akhir-akhir ini. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang bersifat merusak jaringan sel. Kerugian dari dampak penyakit ini bukan hanya dirasakan oleh peternak, namun juga dapat dirasakan oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, edukasi mengenai penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak ini penting dimiliki.

“Penyakit ini merupakan penyakit akut, cepat, mendadak kemudian sangat menular dan sangat infeksius. Bisa mengenai ruminansia, babi, dan juga sejenis rusa,” ujar Prof. drh. R. Wasito, M.Sc., Ph.D., Dosen FKH UGM, dikutip dari laman UGM pada Sabtu (18/6).

Karena selain dapat menginfeksi hewan ternak ruminansia virus juga dapat menginfeksi rusa, Menurut informasi yang diterima, PMK sudah menyebar ke 15 provinsi dalam waktu yang cepat. Virus ini memiliki waktu inkubasi dalam kurun waktu 2-14 hari.

 

3 dari 4 halaman

Gejala PMK

Dalam beberapa kasus, tanda gejalanya sudah muncul dalam waktu kurang dari 24 jam setelah virus menginfeksi. Virus ini akan berkembang dalam jaringan faring, kulit, dan menyebar keseluruh tubuh melalui sirkulasi darah kemudian akan terbentuk lepuh pada faring.

“Gejala awal akut yaitu hipersalivasi (saliva berlebih), sapi tampak tidak bahagia, demam, dan nafsu makan menurun. Kalau gejala sudah kronik akan terbentuk lepuh, erosi, dan mengelupas,” ungkap Wasito.

Walaupun banyak sumber yang menyatakan penyakit ini tidak menular ke manusia, tetapi ditemukan beberapa kasus penularan ke manusia. Yaitu pada tahun 1834, manusia terinfeksi dari meminum susu sapi yang terinfeksi PMK serta pada tahun 1966 yang tercatat menjadi kasus infeksi FMK terakhir pada manusia.

 

4 dari 4 halaman

Vaksin sebagai upaya pencegahan

Vaksin sebagai upaya pencegahan saat ini pun belum bisa memberikan perlindungan yang baik terhadap hewan. Dalam penanganannya, PMK juga tidak memiliki pengobatan yang spesifik. Obat antibiotik yang diberikan hanya dapat mematikan bakteri sekunder dan tidak dapat untuk mematikan virus. Disamping itu, virus PMK ini akan tetap menetap dalam hewan dalam waktu yang lama.

“Di Inggris, penanganan PMK, wajib dipotong dan dimasukan ke insinerator untuk hewan yang sakit atau untuk hewan yang kontak dengan hewan yang sakit. Kemudian pemerintah memberi ganti rugi dana tanggap darurat,” terang Wasito.

Menurutnya, tindakan ini merupakan tindakan terbaik untuk memutus penularan PMK. Ia mengharapkan adanya kebijakan yang serius dari lembaga yang berperan dalam sertifikasi HALAL  dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia sehingga tidak terjadi penurunan nilai gizi dan degradasi keamanan pangan. Sebagai konklusi, Wasito menegaskan kompensasi perlu diberikan kepada petani dan peternak sehingga proses penyerahan hewan yang terinfeksi dapat lebih tertib berjalan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.