Liputan6.com, Jakarta - Satuan tugas Penanganan COVID-19 kembali melaporkan perkembangan terkini kasus harian infeksi SARS-CoV-2.
Hingga Minggu, 19 Juni 2022, tercatat 1.167 orang terkonfirmasi positif COVID-19. Tambahan kasus harian tersebut menjadikan total kasus konfirmasi positif di Indonesia sebanyak 6.068.075.
Baca Juga
DKI Jakarta dilaporkan memiliki kasus harian COVID-19 tertinggi yakni 735 orang. Berikutnya Jawa Barat menyumbang 162 kasus, dan Banten 134 kasus.
Advertisement
Sementara kasus aktif pun dilaporkan bertambah sebanyak 532 orang. Hingga kini total kasus aktif berjumlah 8.594 orang.
Penambahan konfirmasi positif harian tercatat lebih tinggi dibandingkan jumlah pasien yang sembuh dari infeksi virus Corona. Pada hari ini, Minggu, 19 Juni 2022, ada 623 pasien yang dinyatakan sembuh dari COVID-18, sehingga secara total 5.902.794 orang telah pulih.
Sebanyak tiga pasien dilaporkan meninggal dunia pada hari ini. Sehingga total pasien yang meningal dunia akibat COVID-19 berjumlah 156.687 orang.
Penambahan jumlah kasus harian COVID-19 sebelumnya telah diprediksi oleh Pemerintah pada beberapa hari lalu. Kenaikan kasus harian tersebut salah satunya dipicu oleh adanya BA.4 dan BA.5 yang merupakan subvarian Omicron. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pun telah menyebut bahwa tingkat transmisi atau penularan COVID-19 di Indonesia akan beralih pada level 2 menurut level transmisi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pemerintah juga terus menggencarkan target vaksinasi masyarakat Indonesia sebanyak 208.265.720. Pada vaksin ke-1 ada penambahan sebanyak 14.389. Sehingga total vaksinasi ke-1 201.145.493 orang. Pada vaksin ke-2 ada penambahan sebanyak 18.668. Sehingga total vaksinasi ke-2 168.447.738. Pada vaksin ke-3 ada penambahan sebanyak 67.621. Sehingga total vaksinasi ke-3 adalah 48.911.774.
Kasus Harian 18 Juni 2022: Bertambah 1.264
Kemarin, Sabtu, 18 Mei 2022 data Satgas COVID-19 menunjukkan adanya penambahan kasus positif sebanyak 1.264 jiwa. Dengan tambahan ini, maka akumulasi kasus positif di Indonesia genap mencapai 6.066.908 kasus.
Sedangkan kasus aktif COVID-19 di Indonsia hari ini berada pada angka 8.062 dengan kenaikan kasus sebanyak 736.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 523 sehingga akumulasinya menjadi 5.902.162.
Begitupun dengan pasien yang meninggal akibat virus SARS-CoV-2 yang ikut mengalami penambahan. Penambahannya ada sebanyak 5 kasus sehingga akumulasinya menjadi 156.684.
Data yang dibagikan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan jumlah spesimen yang diperiksa yakni 63.109 dan suspek sebanyak 3.606.
Data tersebut juga menunjukkan 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak dari transmisi lokal dan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kelimanya terdiri dari
- DKI Jakarta sebagai tingkat pertama dengan jumlah penambahan 733 kasus, dengan 696 transmisi lokal dan 37 PPLN.
- Jawa Barat dengan 200 kasus baru, dengan 200 transmisi lokal dan 0 PPLN.
- Banten dengan 142 kasus baru, 141 transmisi lokal, dan 1 PPLN.
- Jawa Timur dengan 73 kasus baru, dengan 72 transmisi lokal, dan 1 PPLN.
- Bali dengan 42 kasus baru, 39 transmisi lokal, dan 3 PPLN.
Sedangkan, provinsi lainnya terlihat tidak menunjukkan adanya penambahan kasus yang signifikan. Banyak provinsi yang juga tidak mengalami kenaikan kasus sama sekali.
Provinsi tersebut diantaranya adalah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku.
Advertisement
Waspada dan Konsisten Prokes
Melihat kasus yang terus meningkat, Menkes Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan konsisten menjalankan protokol kesehatan.
"Teman-teman tetap kita konsisten, di luar kita bisa membuka masker tapi begitu masuk kembali ke ruangan diharapkan dan disarankan kembali memakai masker," terang Menkes Budi.
"Kita harus tetap waspada, karena mudah-mudahan Indonesia sudah baik sekarang, karena kita bukan negara yang sangat agresif untuk membuka, tetap waspada dan hati-hati," sambung dia.
Imbauan waspada dan hati-hati dari Budi bukan tanpa alasan. Subvarian yang kini sedang banyak diteliti memang diketahui tak bisa dianggap remeh.
Menurut ahli epidemiologi Dicky Budiman, Covid-19 varian atau subvarian apapun jika dibiarkan maka dampaknya terhadap organ tubuh akan serius.
"Kalau tubuh terinfeksi secara berulang, dampaknya akan serius pada organ. Semakin ke sini, Covid-19 semakin terbukti dapat memicu dampak serius jangka panjang bukan hanya pada organ paru saja tapi juga organ yang tak diduga sebelumnya seperti otak, saraf, bahkan gangguan pertumbuhan bayi bagi ibu hamil," kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Kamis 16 Juni 2022.