Liputan6.com, Jakarta Mainan adalah media pembelajaran bagi anak. Ya karena memang dunianya anak adalah bermain ya.
Lewat bermain adalah cara anak-anak belajar. Bahkan dari anak usia nol bulan sekalipun orangtua sudah bisa mengajak anak bermain seperti disampaikan psikolog anak dan remaja Cecilia Sinaga.
Baca Juga
"Jangan beranggapan masih kecil terus enggak diajak bermain ya. Ajak bermain bisa dari anak nol bulan. Dengan berinteraksi dengan anak sejak kecil mereka kecil bisa membangun suasana hati anak," kata wanita yang karib disapa Cecil ini.
Advertisement
Selain sebagai media, mainan juga bisa melatih keterampilan anak, lalu menstimulasi daya pikir dan kreativitasnya. Secara umum manfaat mainan terbagi menjadi tiga: kognitif, fisik, dan sosio-emosional.
Mainan untuk melatih kognitif anak karena bisa menstimulasi daya pikir dan daya ingat, mengasah kemampuan pemecahan masalah dan kreativitas berpikir.
Lalu, manfaat mainan untuk melatih fisik anak karena dengan bermain bisa menstimulasi gerak tubuh anak, melatih kesimbangan, fokus dan konsentrasi anak.
Sedangkan mainan yang melatih sosio-emosional bisa meningkatkan rasa percaya diri, empati, interaksi sosial, bekerja dalam tim, melepaskan stres hingga mengungkapkan perasaan yang terpendam.
Namun ingat bahwa penggunaan mainan harus disesuaikan dengan tumbuh kembangnya. Jadi, jangan memberikan mainan yang belum sesuai dengan usianya karena bisa membuat anak stres juga.
"Kalau anak diberikan mainan buat yang lebih besar misalnya, nanti kalau dia tidak bisa bisa jadi kesal bisa stres, anak jadi merasa 'Kok enggak bisa sih'. Padahal memang belum usianya untuk bisa melakukan hal itu," kata Cecil dalam webinar bersama Toys Kingdom dalam pemberian mainan edukasi untuk anak-anak di Sikka, Nusa Tenggara Timur pada Kamis, 16 Juni 2022
Â
Orangtua Jangan Cuma Membelikan tapi Ikut Bermain
Cecil juga mengingatkan orangtua tidak cuma membelikan mainan untuk anak tapi juga berperan aktif bermain bersama si Kecil.
"Saya sarankan sih upayakan untuk menemani dia bermain ya, karena anak kan masih butuh interaksi dua arah," katanya.
Cecil juga mengatakan bahwa kehadiran gadget tidak bisa menggantikan mainan. Misalnya menonton lagu di handphone, anak hanya bisa melihat dan mendengarkan saja. Sementara bila ia bermain dengan mainan sesungguhnya ia bisa melihat, memegang, meraba tekstur mainan, membunyikan mainan tersebut. Apalagi bila sambil ditemani ayah atau ibu, anak makin terstimulasi.
Â
Advertisement
Panduan Memilih Mainan Sesuai Usia Anak
Cecil menerangkan tips memilih mainan sesuai usia anak sebagai berikut:
0 - 3 bulan
Orangtua bisa memberikan mainan yang memicu stimulasi sensorik seperti gantungan, bel, kotak musik. Pada usia ini mereka suka sekali dengan bermain tekstur.
3 - 6 bulan
Berikan mainan yang memicu keinginan untuk menggenggam, meremas, merasakan, dan menggigit. Pilihan ini dipilih sebagai pertimbangan akan rasa keingintahuan anak-anak bayi yang ingin merasakan pengalaman sensorik yang lebih banyak.
6 - 12 bulan
Berikan mainan yang melatih mereka untuk berdiri dan makan sendiri. Salah satunya sudah bisa diberikan finger food pada usia ini.
1-2 tahun
Usia-usia ini anak suka bermain bunyi, tekstur dan mainan yang mengandung informasi dasar. Selain itu, mereka juga sudah mulai bisa berjalan maka bisa memberi mainan yang memicu aktivitas fisik seperti menendang, mengejar sesuatu, dan menumpuk beberapa barang.
Orangtua bisa memberikan bola, stacking ring atau cincin tumpuk, mainan kayu berbentuk kubus, hingga alat musik sederhana.
2-3 Tahun
Usia anak dua tahun makin suka bereksplorasi bermain cat warna dan playdough misalnya sangat ia sukai. Pada anak umur ini harus selalu dalam pengawasan orangtua. Ia belum mengetahui mana benda yang bisa dimakan mana yang tidak.
Orangtua kini juga dipermudah karena banyak mainan yang sudah diberi label rekomendasi usia. Selain itu, pastikan juga mainan tersebut berbahan yang aman untuk anak. Pastikan dampingi selalu mereka bermain.
Bagaimana dengan Anak Berkebutuhan Khusus?
Sementara itu, bagi anak yang berkebutuhan khusus orangtua dan pengasuh bisa mengikuti perkembangannya. Misalnya pada usia delapan bulan baru bisa tengkurap ya beri mainan yang melatih fokus berguling.
"Jadi, kita lihat perkembangan anak ini ya, disesuaikan dengan kemampuannya, tidak mengikuti usia seperti anak-anak lainnya," kata Cecil.Â
Advertisement