Liputan6.com, Jakarta - Bagi yang sudah menerima vaksinasi COVID-19 dosis 1 dan 2 Sinovac dan Sinopharm kini dapat menggunakan booster Zifivax. Ketentuan ini merupakan penambahan regimen vaksin booster terbaru dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia.
Ketetapan penggunaan booster vaksin Zifivax di atas tertuang melalui surat edaran Nomor SR.02.06/C/ 2761 /2022 perihal Penambahan Regimen Vaksinasi COVID-19 Dosis Lanjutan (Booster) bagi sasaran yang mendapat vaksin primer Sinovac dan Sinopharm.
Baca Juga
Dalam surat yang diperoleh Health Liputan6.com pada Kamis, 23 Juni 2022 yang ditandatangani Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu tertanggal 28 Mei 2022, penerima vaksin Sinovac dan Sinopharm dapat menggunakan booster Zifivax dosis penuh.Â
Advertisement
Sebagai catatan, vaksin COVID-19 yang digunakan untuk dosis lanjutan (booster) disesuaikan dengan ketersediaan vaksin masing-masing daerah dengan mengutamakan vaksin yang memiliki masa kedaluwarsa terdekat.
Adapun pemberian vaksin booster dilakukan melalui dua mekanisme, yaitu:
a. Homolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang sama dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya.
b. Heterolog, yaitu pemberian dosis lanjutan (booster) dengan menggunakan jenis vaksin yang berbeda dengan vaksin primer dosis lengkap yang telah didapat sebelumnya
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kombinasi Booster Sinovac - Pfizer
Secara rinci, kombinasi vaksin booster yang ditetapkan Kemenkes, sebagai berikut:
Vaksin Primer Sinovac menggunakan booster:
- AstraZeneca separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Moderna dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Sinovac dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Vaksin Primer AstraZeneca menggunakan booster:
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- Pfizer separuh dosis (half dose) atau 0,15 ml
- Astra Zeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Vaksin Primer Pfizer menggunakan booster:
- Pfizer dosis penuh (full dose) atau 0,3 ml
- Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
- AstraZeneca dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Advertisement
Kombinasi Booster Moderna - Sinopharm
Vaksin Primer Moderna menggunakan booster:
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Vaksin Primer Janssen (J&J) menggunakan booster:
Moderna separuh dosis (half dose) atau 0,25 ml
Vaksin Primer Sinopharm menggunakan booster:
- Sinopharm dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
- Zifivax dosis penuh (full dose) atau 0,5 ml
Surat edaran Kemenkes juga menegaskan, ketetapan penambahan regimen booster itu telah melalui pertimbangan dan persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada 10 Maret lalu dan telah melalui rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI).
Walaupun vaksin booster dikejar, vaksinasi dosis primer tetap harus dikejar agar dapat mencapai target.
Seputar Vaksin Zifivax
Pada Kamis (7/10/2021), BPOM mengeluarkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk produk vaksin COVID-19 baru dengan nama dagang Zifivax. Zifivax merupakan vaksin yang dikembangkan dan diproduksi oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical dengan platform rekombinan protein sub-unit.
Vaksin Zifivax digunakan untuk indikasi pencegahan COVID-19 yang disebabkan oleh Virus SARS-CoV-2 pada orang berusia 18 tahun ke atas. Vaksin ini diberikan sebanyak 3 kali suntikan secara intramuskular (IM) dengan interval pemberian 1 bulan dari penyuntikan pertama ke penyuntikan berikutnya.
Dosis vaksin yang diberikan pada setiap kali suntikan adalah 25 mcg (0,5 mL). Sebagaimana vaksin pada umumnya, vaksin ini juga memerlukan kondisi khusus untuk penyimpanannya, yaitu pada suhu 2 sampai 8 derajat Celsius.
Pada keterangan resmi BPOM, Vaksin Zifivax telah melalui tahap uji klinik fase 3 pada sekitar 28.500 subjek uji. Indonesia adalah salah satu senter pelaksanaan uji klinik tahap 3 tersebut, selain Uzbekistan, Pakistan, Equador, dan China. Jumlah subjek uji dari Indonesia yang berpartisipasi dalam studi klinik vaksin ini sekitar 4.000 subjek uji.
Dari hasil uji klinik yang dilakukan, pemberian Vaksin Zifivax secara umum dapat ditoleransi dengan baik. Efek samping lokal yang paling sering terjadi adalah timbul nyeri pada tempat suntikan, sementara efek sistemik yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, demam, nyeri otot (myalgia), batuk, mual (nausea), dan diare dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2.
Advertisement