Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini penyebab hepatitis akut masih misterius alias belum juga diketahui. Dari 16 kasus probable hepatitis akut di Indonesia, hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan patogen yang paling banyak ditemukan adalah cytomegalovirus atau biasa disingkat CMV.
"Patogen yang paling banyak ditemukan pada pasien probable adalah CMV atau cytomegalovirus. Ada 4 dari 15 pasien yang diperiksa atau sekitar 25 persen," kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Mohammad Syahril dalam jumpa pers daring pada Jumat, 24 Juni 2022.
Baca Juga
Syahril menyebutkan 9 dari 16 pasien probable Acute Hepatitis of Unknown Aetiolog yang telah diperiksa lewat PCR dan metagenomik terdeteksi virus dari famili herpesviridae yakni CMV, HSV1, HHV- 6A, HHV1, EBV. Ada juga 1 pasien positif enterovirus dan 1 positif adenovirus.
Advertisement
Terkait temuan CMV pada 25 persen kasus hepatitis akut di Indonesia bukan berarti bahwa virus tersebut yang jadi penyebab penyakit itu. Bisa saja hal itu suatu kejadian yang terjadi di waktu bersamaan seperti disampaikan lead scientist hepatitis akut di RI, Profesor dr Hanifah Oswari SpA(K).
"Bahwa ditemukan 25 persen pada kasus probable belum berarti ini penyebabnya. Bisa saja coincidence yakni suatu kejadian yang terjadi bersama-sama," terang Hanifah di kesempatan yang sama.
Hanifah mengatakan para peneliti di luar negeri menemukan adenovirus pada sebagian pasien hepatitis akut. Namun, mereka belum berani menyebutkan bahwa adenovirus yang menjadi penyebab penyakit hepatitis akut, lanjut Hanifah.
Apa Itu CMV?
Cytomegalovirus atau CMV merupakan suatu jenis virus yang umum menginfeksi manusia. Virus yang termasuk dalam keluarga Herpesviridae. Virus lain dalam famili yang sama dan sering kali menginfeksi manusia adalah herpes simpleks virus, varicella zoster virus, dan Epstein-Barr virus.
Diperkirakan, 50 persen populasi manusia pernah terinfeksi virus ini sebelum mencapai usia 40 tahun seperti mengutip Klikdokter.
Hanifah mengungkapkan kasus CMV memang cukup banyak.
Pada bayi, CMV bisa berdampak serius seperti kuning, gangguan di otak sehingga membuat kerusakan pada otak. Bisa menyebabkan kelainan di mata dan gangguan pendengaran.
Advertisement
Penularan Lewat Cairan Tubuh
Hanifah mengatakan bahwa CMV bisa menular lewat cairan tubuh. Seperti dari air liur, darah, hubungan seksual. Lalu, bisa juga dari paparan kotoran atau tinja.
"Bila kontak dengan cairan tubuh bisa menularkan dari orang yang memiliki virus aktif CMV," kata Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indoenesia itu.
Mengingat bahaya yang bisa terjadi pada bayi bila terpapar CMV, Hanifah mengatakan bahwa virus ini harus diwaspadai. Termasuk pada anak-anak yang memiliki gangguan respon imun misalnya pada anak yang menjalani terapi kanker.
"Ini perlu menjadi perhatian bersama," tandas Hanifah.
Update Hepatitis Akut
Syahril mengungkapkan di Indonesia kasus hepatitis akut secara kumulatif ada 70. Angka ini terdiri dari 16 kasus probable, 14 pending, dan 40 discarded.
Kelompok discarded adalah kelompok yang disingkirkan lantaran sudah diketahui dan dipastikan bukan pasien hepatitis akut yang misterius.
“Dari 70 kasus yang dilaporkan, terdapat 40 (57,1 persen) pasien yang disingkirkan (discarded) karena penyebabnya sudah diketahui sehingga kita sekarang sedang meneliti sebanyak 30 kasus.”
Kasus-kasus discarded yang telah terdeteksi ternyata bukan disebabkan hepatitis akut melainkan akibat berbagai penyakit dengan rincian sebagai berikut:
-Dengue 15 orang (37,5 persen).
-Sepsis 6 orang (15,0 persen).
-Bacterial infection 5 orang (15,0 persen).
-Hep A reaktif 3 orang (7,5 persen).
-Drug-induced hepatitis 3 orang (7,5 persen).
-Kelainan Jantung 3 orang (7,5 persen).
-Kolestasis Susp Atresia Bilier 2 orang (5,0 persen).
-Leukemia 2 orang (5,0 persen).
-Neonatal kolestasis 1 (2,5 persen).
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Advertisement