Liputan6.com, Jakarta Juru Bicara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Mohammad Syahril mengatakan bahwa sejauh ini belum ditemukan kasus cacar monyet atau monkeypox di Tanah Air.
“Untuk di Indonesia, alhamdulillah saat ini kasusnya (cacar monyet) belum ada,” kata Syahril dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan, Jumat (24/6/2022).
Baca Juga
Meski begitu, beberapa wilayah di Indonesia telah melaporkan kasus yang dicurigai. Setelah penyelidikan lebih lanjut, disimpulkan bahwa belum ada satupun yang memenuhi kriteria suspek atau probable.
Advertisement
Total kasus yang dicurigai ada 9. Dari 9 orang tersebut 7 di antaranya dinyatakan negatif setelah tes PCR orthopoxviridae, 1 orang didiagnosis Pemfigoid Bulosa (penyakit kulit langka yang menyerang sistem imun), dan 1 orang lainnya Varicella atau cacar air.
Menurut Syahril, monkeypox adalah penyakit zoonosis yang pertama kali ditemukan di Denmark pada 1958. Saat itu terdapat dua kasus cacar yang muncul pada kera yang dipelihara untuk kegiatan penelitian. Karena terjadi pada kera atau monyet, maka penyakit ini dinamakan monkeypox.
Cacar monyet pertama kali mengenai manusia pada 1970 di Republik Kongo. Setelah itu, penyakit tersebut menjadi endemik di Afrika Barat dan Tengah yaitu Kamerun, Republik Afrika Tengah, Nigeria, Ivory Coast, Liberia, Ghana, Sierra Leone, Gabon, dan Sudan Selatan.
Namun, penyakit ini mulai kembali menjadi perbincangan di kalangan para ahli dan masyarakat. Pasalnya, sejak 13 Mei 2022 beberapa negara non endemis juga melaporkan kasus monkeypox.
Penyakit ini kini sudah ditemukan di 28 negara dengan 1.536 kasus suspek di Afrika dan 1.285 kasus terkonfirmasi di Eropa, Amerika, dan Australia.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
8 Negara dengan Kasus Tertinggi
Syahril mengatakan, kasus cacar monyet di dunia hingga 23 Juni 2022 sebanyak 3.335 konfirmasi, 298 suspek, dan 117 discarded (disingkirkan).
Ia pun merinci 8 negara dengan kasus konfirmasi cacar monyet lebih tinggi dari 100. Negara-negara itu yakni Inggris, Jerman, Spanyol, Portugal, Prancis, Kanada, Belanda, dan Amerika Serikat.
-Inggris 766 kasus konfirmasi.
-Jerman 521 konfirmasi.
-Spanyol 520 kasus konfirmasi dan 32 suspek.
-Portugal 317 konfirmasi.
-Prancis 277 kasus konfirmasi.
-Kanada 210 konfirmasi dan 44 suspek.
-Belanda 167 konfirmasi.
-Amerika Serikat 156 konfirmasi.
Kasus terbaru ditemukan di Korea Selatan. Negara ini melaporkan temuan pertama kasus monkeypox pada Rabu, 22 Juni 2022.
Dengan adanya temuan pertama kasus cacar monyet di negaranya, Korea Selatan pun meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit tersebut dan meminta monitoring serta sistem respons diperkuat.
Kasus pertama cacar monyet di Korea Selatan ditemukan pada warga negara tersebut yang baru saja tiba dari Jerman, Selasa, 21 Juni 2022. Warga negara Korea Selatan yang terpapar itu kini menerima perawatan di Incheon Medical Center setelah menunjukkan beberapa gejala cacar monyet dan menunjukkan hasil tes positif.
Advertisement
Status Monkeypox di Korea Selatan
Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan (KDCA) tidak menjelaskan detail individu yang terpapar tersebut.
Setelah adanya temuan kasus pertama, KDCA meningkatkan status level terhadap penyakit tersebut menjadi 'waspada'.
KDCA menyatakan akan meningkatkan pemantauan terhadap area-area yang memerlukan penguatan manajemen karantina, terutama bagi orang-orang yang datang dari negara-negara di mana penyakit cacar monyet sering terjadi, dilansir Channelnewsasia.
Komisioner KDCA Peck Kyong-ran mengatakan, pihaknya telah mendorong untuk menggunakan vaksinasi cacar monyet dan perawatan yang aman, serta meningkatkan sosialisasi terhadap hal tersebut. Sementara KDCA terus memperluas kemampuan pengujian diagnostiknya.
Sebelumnya pada hari yang sama, KDCA melaporkan dua kasus suspek virus penyebab cacar monyet. Sementara satu kasus lain yang merupakan warga negara asing yang masuk ke Korea Selatan pada Senin, 20 Juni 2022 dengan gejala ruam dan sakit tenggorokan menunjukkan hasil tes negatif. KDCA mengatakan, pasien tersebut didiagnosis dengan penyakit lain, tanpa menjelaskan detailnya.
Upaya Indonesia
Secara terpisah pada hari yang sama, Presiden Yoon Suk-yeol memerintahkan otoritas kesehatan untuk "meningkatkan manajemen karantina pendatang asing di bandara ... dan sepenuhnya siap untuk mendistribusikan vaksin dan perawatan ke bidang medis."
Yoon juga memerintahkan untuk segera menyelesaikan pengenalan vaksin generasi ketiga dan obat antivirus untuk cacar monyet.
Sebelumnya pada bulan Juni, Korea Selatan menetapkan cacar monyet sebagai penyakit menular tingkat dua, menurut sistem empat tingkatnya, dengan 22 penyakit menular termasuk COVID-19, kolera, dan cacar air termasuk dalam kategori yang sama.
Tak kalah dengan Korea Selatan, Indonesia juga sudah melakukan upaya antisipasi untuk mencegah penyebaran monkeypox. Menurut Syahril, pemerintah telah menyiapkan 2 laboratorium rujukan pemeriksaan monkeypox.
Kedua laboratorium tersebut yakni:
-Pusat Studi Satwa Primata, Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Institut Pertanian Bogor (LPPM IPB) di Jalan Lodaya II No. 5 Bogor, 16151.
-Laboratorium Penelitian Penyakit Infeksi Prof. Sri Oemiyati di Kompleks Pergudangan Kemenkes Gedung 01, Jalan Percetakan Negara II No. 23, Jakarta, 10560.
“Jadi di dua tempat ini dipusatkan untuk mendeteksi apabila ada dugaan kasus monkeypox,” pungkasnya.
Advertisement