Liputan6.com, Jakarta - Tim Visitasi dari Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) diingatkan untuk sering-sering mengedukasi calon jamaah haji 2022 mengenai pentingnya asupan cairan guna mencegah terjadinya dehidrasi.
Terkait hal tersebut, Kepala Pusat Kesehatan Haji, dr Budi Sylvana MARS meyakini bahwa setiap hari tim visitasi KKHI Mekkah memastikan jamaah haji dari Tanah Air tidak kekurangan cairan.
Baca Juga
"Ketika visitasi ke kloter perhatikan pasti banyak yang dehidrasi," kata Budi Sylvana ketika mengunjungi tim medis di ruang IGD KKHI Makkah pada Jumat, 24 Juni 2022 malam Waktu Arab Saudi (WAS).
Advertisement
Dikutip dari situs Sehat Negeriku pada Minggu, 26 Juni 2022 disebutkan bahwa Budi menjadi rombongan PPIH Arab Saudi bidang kesehatan yang berangkat terakhir.Â
Setibanya di KKHI Makkah sekitar pukul 22.15 WAS, Budi pun langsung meninjau beberapa layanan fasilitas kesehatan di KKHI Makkah.
Â
Dehidrasi Harus Dicegah
Dalam kunjungannya, Budi mengimbau semua petugas kesehatan untuk rutin memantau kesehatan jamaah haji. Terutama jamaah dengan risiko tinggi.Â
Dia, mengatakan, jangan sampai para calon jamaah haji 2022 dari Indonesia kekurangan cairan yang akhirnya mengalami dehidrasi.
"Air kencing berwarna kuning. Itu tanda dehidrasi,"Â katanya.
Budi, menjelaskan, kekurangan cairan bagi jamaah haji yang masih usia muda masih bisa ditoleransi. Namun, berbeda bagi jamaah haji yang sudah lanjut usia (lansia) karena bisa menjadi masalah dan dapat menimbulkan kekambuhan pada penyakit komorbid.
"Kalau kita yang muda-muda masih bisa bertahan, tetapi berbeda bagi jamaah haji yang sudah tua," katanya.
Â
Advertisement
Suhu Udara di Arab Saudi Tinggi
Budi mengatakan bahwa suhu udara di Arab Saudi tinggi, tapi dengan kelembaban rendah. Sehingga ketika melakukan aktivitas fisik seperti olahraga badan tidak akan mengeluarkan keringat.
"Lari lima kilometer di sini tidak keluar keringat, tapi kalau lari lima km di Indonesia pasti mandi keringat," katanya.
Budi juga berpesan agar menjaga diri dari dehidrasi tidak hanya digaungkan kepada para jamaah haji. Melainkan juga kepada para petugas juga menjaga dirinya tetap terhidrasi.
"Agar baik jemaah maupun petugas tetap dalam kondisi terbaik," katanya.
Pantau Kesehatan Jamaah Haji
Tim Kesehatan Seksus juga bertugas mendeteksi dini dan tindakan kegawatdaruratan jika ditemukan adanya jamaah yang membutuhkan pertolongan kesehatan. Kelelahan ternyata yang sering ditemukan petugas.
"Di masa tugas kami sering temukan jamaah yang kelelahan. Salah satu yang kami temukan ternyata memiliki riwayat penyakit jantung," kata Tim Kesehatan Seksus Harom dokter Yasin Lukman Hakim "Jamaah yang kelelahan diberikan pertolongan pertama.".
Secara umum jika kondisi jemaah membaik setelah beristirahat, jemaah dapat lanjut naik ke bus untuk kembali ke maktab. Namun, jika memang dibutuhkan penanganan yang lebih lanjut, maka akan dirujuk ke KKHI.
Jamaah juga diberikan edukasi agar tidak memaksakan diri untuk beribadah ke Masjidil Harom, mengingat masih ada rangkaian ibadah wajib yang harus dijalani jamaah di puncak haji nanti.
"Dengan dia berjalan jauh itu akan membuat kerja dan beban jantung meningkat, sehingga bisa membahayakan kesehatan terutama pada orang dengan riwayat penyakit jantung," ujarnya.
Advertisement