Liputan6.com, Jakarta Data yang dipublikasikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) pada Minggu, 26 Juni 2022 menunjukkan adanya penambahan kasus COVID-19 sebanyak 1.726 jiwa.
Dengan tambahan ini, maka akumulasi kasus positif di Indonesia genap mencapai 6.080.451 kasus.
Baca Juga
Sedangkan kasus aktif COVID-19 di Indonesia hari ini berada pada angka 14.516 dengan kenaikan kasus sebanyak 548.
Advertisement
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh yang beda tipis dengan kasus konfirmasi harian yakni sebanyak 1.175. Sehingga dengan tambahan tersebut, akumulasinya menjadi 5.909.218.
Begitupun dengan pasien yang meninggal akibat virus SARS-CoV-2 yang ikut mengalami penambahan. Penambahannya ada sebanyak 3 kasus sehingga total pasien meninggal akibat COVID-19 mencapai 156.717.
Data yang dibagikan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 menunjukkan jumlah spesimen yang diperiksa yakni 50.885 dan suspek sebanyak 2.047.
Data tersebut juga menunjukkan 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak dari transmisi lokal dan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN). Kelimanya terdiri dari
- DKI Jakarta sebagai tingkat pertama dengan jumlah penambahan 1.055 kasus, dengan 986 transmisi lokal dan 69 PPLN.
- Jawa Barat dengan 262 kasus baru, dengan 262 transmisi lokal dan 0 PPLN.
- Banten dengan 223 kasus baru, 223 transmisi lokal, dan 0 PPLN.
- Jawa Timur dengan 74 kasus baru, dengan 73 transmisi lokal, dan 1 PPLN.
- Bali dengan 51 kasus baru, 44 transmisi lokal, dan 7 PPLN.
Sedangkan, provinsi lainnya terlihat tidak menunjukkan adanya penambahan kasus yang signifikan. Banyak provinsi yang juga tidak mengalami kenaikan kasus sama sekali.
Provinsi tersebut diantaranya adalah Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu, Kalimantan Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Maluku, dan Maluku Utara.
Capaian Vaksinasi Hari Ini
Data situasi COVID-19, Minggu 26 Juni 2022 pukul 12.00 WIB juga melaporkan adanya capaian vaksinasi terbaru. Hari ini, capaian vaksinasi di Indonesia bertambah sebanyak 167.204 suntikan.
Rincian capaian tersebut yakni:
- Vaksinasi dosis pertama bertambah 16.044 suntikan, sehingga akumulasinya menjadi 201.366.276
- Vaksinasi dosis kedua bertambah 39.601 suntikan, sehingga akumulasinya menjadi 168.823.775
- Vaksinasi dosis ketiga bertambah 111.559 suntikan, sehingga akumulasinya menjadi 50.027.651
Berdasarkan adanya penambahan capaian vaksinasi ini, akumulasinya menjadi 420.217.702 suntikan dengan target sasaran vaksinasi RI sebanyak 208.265.720 jiwa.
Saat ini, kasus COVID-19 di Indonesia memang tengah mengalami kenaikan. Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa kenaikan kasus ini dipicu oleh subvarian Omicron baru BA.4 dan BA.5.
Kenaikan kasus konfirmasi harian tersebut juga telah melewati angka dua ribu dalam satu hari, tepatnya 2.068 tambahan kasus pada Jumat, 24 Juni 2022.
Namun jika berpaku pada landasan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Indonesia sebenarnya masih masuk dalam kategori negara dengan pandemi COVID-19 yang terkendali.
"Kenaikan kasus konfirmasi harian sudah mencapai 2.000an kasus per hari. Batas atas Level 1 WHO adalah 7,800 kasus per hari," ujar Budi Gunadi Sadikin melalui keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Minggu (26/6/2022).
Advertisement
Kenaikan Kasus COVID-19 di Indonesia
Budi menjelaskan, reproduction rate nasional di Indonesia juga masih terkendali yakni dibawah satu persen. Begitupun dengan positivity rate secara nasional yang masih terkendali meskipun terpantau mengalami kenaikan.
Saat ini, positivity rate secara keseluruhan di Indonesia masih berada dibawah lima persen yakni 3,61 persen. Hanya terdapat dua provinsi dengan positivity rate di atas lima persen yakni Jakarta dan Banten.
Berdasarkan data terakhir pada Sabtu, 25 Juni 2022, Bed Occupation Rate (BOR) rumah sakit serta jumlah pasien yang dirawat akibat COVID-19 juga telah mengalami kenaikan.
"Jumlah orang yang dirawat hari ini adalah 1.562, naik dari hari sebelumnya (1.512)," kata Budi.
Sebelumnya, Omicron BA.4 dan BA.5 pertama kali terdeteksi pada satu WNI dan tiga WNA di Bali. Sejauh ini, sudah terdeteksi 143 pasien di Indonesia dengan dua subvarian Omicron tersebut.
Seperti diketahui, varian BA.4 dan BA.5 pertama kali diamati di Afrika Selatan. Munculnya varian tersebut pun jadi penyebab terjadinya kenaikan kasus COVID-19 di negara-negara lainnya.
Prediksi Omicron BA.4 dan BA.5
Berdasarkan data dari Afrika Selatan sendiri, puncak kasus BA.4 dan BA.5 ada pada kisaran 30 persen dari puncak Omicron varian sebelumnya.
Di Indonesia, puncak Omicron ada pada angka 58 ribu kasus. Sehingga estimasi puncak varian BA.4 dan BA.5 di Indonesia adalah 17.400 kasus.
"Dengan puncak fatality di kisaran 10 persen dari puncak Omicron (sebelumnya)," ujar pria yang akrab disapa BGS tersebut.Â
Sedangkan, puncak kasus juga akan terjadi pada 30 hari sejak pertama kali varian BA.4 dan BA.5 ditemukan bila mengacu pada kondisi Afrika Selatan. Maka bila mengikuti pola tersebut, puncak kasus di Indonesia akan tercapai pada minggu kedua dan ketiga bulan Juli 2022 di Indonesia.
Kenaikan kasus konfirmasi harian tersebut juga telah melewati angka dua ribu dalam satu hari, tepatnya 2.068 tambahan kasus pada Jumat, 24 Juni 2022 lalu.
Advertisement