Sukses

Menkes Budi Segera Rilis Survei Antibodi COVID-19 Terbaru Juli 2022

Hasil sero survei antibodi COVID-19 terbaru akan dirilis pada Juli 2022.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil sero survei antibodi COVID-19 terbaru akan dirilis oleh Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin pada Juli mendatang. Sero survei antibodi ini merupakan survei tahap ketiga yang dilakukan dengan menggandeng tim epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). 

Sero survei antibodi COVID-19 akan dilakukan pada akhir Juni ini sampai awal Juli 2022. Target hasil rilis kemungkinan pada minggu ketiga atau keempat Juli 2022.

"Sero survei antibodi pertama kali dilakukan di bulan Desember 2021 dengan hasil 88 persen (masyarakat punya antibodi terhadap COVID-19) dan bulan Maret 2022 dengan hasil 99,2 persen yang sudah ada antibodi," kata Budi Gunadi usai Serah Terima Donasi Hibah Vaccine Refrigerator di Gedung Utama Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu, 26 Juni 2022.

"Kita akan lakukan lagi nanti pada akhir Juni sampai awal Juli 2022. Mungkin hasilnya (keluar) di minggu ketiga atau keempat (Juli). Survei antibodi ini kita akan lakukan rutin untuk melihat sebaran antibodi dari masyarakat Indonesia."

Sebelumnya, hasil survei sero antibodi pada Maret 2022, antibodi COVID-19 penduduk Indonesia di angka 99,2 persen. Angka ini bukan persentase penduduk Indonesia secara keseluruhan, melainkan hanya di Jawa dan Bali saja.

Hasil survei serologi pada Maret 2022 ini dengan objek yang diikutsertakan dalam survei adalah mereka yang pernah diambil sampelnya dalam survei nasional pada Desember 2021 lalu.

Data hasil survei antibodi 99,2 persen data yang diambil dari sampel di 21 kabupaten/kota di Pulau Jawa, terutama kabupaten/kota asal tujuan mudik Idulfitri 1443 Hijriyah di tahun 2022. Survei pun hanya mengambil sekitar 2.100 orang saja pada Maret 2022 atau sekitar 100 orang per kabupaten/kota yang dipilih.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

2 dari 4 halaman

Persiapan Kebijakan Kemerdekaan RI

Saat sesi agenda Transformasi Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, sero survei antibodi COVID-19 tahap 3 pada akhir Juni sampai awal Juli 2022 akan menjadi masukan berbasis bukti ilmiah kepada Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) untuk mengambil kebijakan terkait pandemi COVID-19 di Tanah Air.

"Semoga pada Agustus 2022, Presiden bisa ambil kebijakan berkaitan dengan Kemerdekaan Indonesia," lanjutnya.

Survei antibodi COVID-19 yang disebut-sebut terbesar kedua di dunia, setelah India ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dan data dari responden yang meliputi estimasi prevalensi COVID-19 dengan tingkat populasi menurut usia, jenis kelamin hingga karakteristik tempat tinggal.

Dari proporsi di atas akan menentukan proporsi kasus COVID-19 bergejala dan tanpa gejala, serta mengetahui faktor yang berhubungan dengan infeksi COVID-19 di Indonesia.

3 dari 4 halaman

Antibodi Naik Usai Vaksinasi Booster

Terkait survei antibodi, Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, data perbandingan kadar antibodi pada masyarakat saat mendapatkan vaksinasi lengkap dengan kadar antibodi setelah menerima vaksinasi booster. Hasilnya, antibodi masyarakat yang sudah mendapat vaksin booster naik berlipat ganda.

Pada data survei antibodi pada Maret 2022, masyarakat baru mendapatkan vaksinasi lengkap dua dosis rata-rata kadar antibodi mereka di angka 400-an. Kadar antibodi masyarakat lantas melonjak drastis saat sero survei usai vaksinasi booster.

"Begitu mereka dibooster, kadar antibodinya naik ke 5.000 hingga 6.000 titer," ungkap Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (31/5/2022).

"Dengan melihat data tersebut, dapat disimpulkan bahwa vaksinasi booster meningkatkan ketebalan atau kadar antibodi berlipat-lipat. Artinya, vaksinasi booster sangat melindungi masyarakat dari potensi penularan virus Corona."

Tingginya kadar antibodi masyarakat menjadi salah satu alasan kasus COVID-19 tidak melonjak usai libur Lebaran 2022.

"Lebaran kemarin datar (tidak terjadi lonjakan kasus) karena vaksinasi booster dijadikan syarat perjalanan," pungkas Menkes Budi Gunadi.

4 dari 4 halaman

Pengambilan Kebijakan Berbasis Bukti

Survei antibodi COVID-19, menurut Budi Gunadi Sadikin, untuk memperlihatkan, seberapa persen penduduk Indonesia yang sudah memiliki antibodi terhadap virus Sars-CoV-2 penyebab COVID-19. Terlebih, antibodi terbentuk berdasarkan dua hal, yakni imunisasi dan infeksi.

"Cara terbentuk antibodi dan hasil riset menyatakan, kalau antibodinya terbentuk karena kombinasi kedua hal ini, pertama sudah pernah terinfeksi COVID-19. Kemudian divaksinasi atau sebaliknya, disebutkan antibodinya paling tahan lama dan paling tinggi," terangnya saat memberikan keterangan pers terkait Hasil Serologi Survei Nasional di Gedung Kementerian Dalam Negeri Jakarta, Jumat (18/3/2022).

Hasil survei antibodi pun akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan pengambilan kebijakan (policy) Pemerintah terkait pengendalian COVID-19 di Tanah Air.

"Nanti akan dipakai oleh Pemerintah sebagai dasar kebijakan berbasis bukti atau evidence policy ke depannya, seperti policy PPKM," ujar Menkes Budi Gunadi.

Senada dengan Menkes, Pandu Riono Tim Pandemi COVID-19 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) menyampaikan, hasil survei serologi mendorong Pemerintah dalam pengambilan keputusan secara nasional.

"Kita bisa mempunyai basis data, apa yang kita rencanakan secara sistematik dan terencana dengan baik ketika kita melakukan pemulihan, normalisasi kehidupan, dan meneruskan upaya vaksinasi serta mendorong progres memakai masker dan sebagainya," pungkas Pandu.

"Data yang dipakai bisa menjadi masukan untuk melakukan pelonggaran, termasuk hasil monitoring evaluasi pandemi yang secara berkala dibahas."