Liputan6.com, Jakarta Hingga saat ini, diskusi dan penelitian terkait orgasme pada wanita masih terus dilakukan. Hal tersebut lantaran orgasme yang dialami oleh wanita menjadi hal yang susah-susah gampang.
Wanita diketahui membutuhkan banyak eksplorasi untuk akhirnya menemukan titik mana yang paling disukai dan mampu membuatnya mencapai orgasme. Berbeda dengan lelaki yang dianggap cenderung lebih mudah untuk mencapai puncak klimaksnya.
Baca Juga
Menurut dokter bidang urologi, panggul wanita, dan bedah rekonstruktif Atlantic Health System di New Jersey, Michael Ingber, terdapat perubahan pada seluruh tubuh wanita saat mencapai orgasme.
Advertisement
"Ada perubahan di seluruh tubuh wanita, pengalaman tersebut mencakup dari kepala hingga ujung kaki," ujar Michael dikutip Everyday Health pada Senin (27/6/2022).
Peneliti seks, William Masters dan Virginia Johnson pun sempat menjelaskan soal proses untuk mencapai orgasme pada wanita, yang ternyata tertuang dalam empat tahapan yang berbeda. Apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
1. Excitement
Dalam tahap pertama ini, wanita dianggap baru mulai memiliki gairah seks. Biasanya pada tahapan ini pula, wanita akan menyetujui seks untuk berlangsung.
Para peneliti menilai bahwa pada tahapan ini, wanita akan mendapati dirinya mulai berfokus terutama pada stimulasi atau rangsangan seksual.
Dalam proses ini pula, darah di dalam tubuh mulai mengalir ke klitoris, vagina, dan puting payudara. Denyut jantung dan tekanan darah juga ikut meningkat dalam tahap ini.
"Testosteron dan neurotransmiter seperti dopamin dan serotonin terlibat dalam proses ini," ujar Michael.
Tiga Tahap Selanjutnya
2. Plateau
Tahap selanjutnya adalah ketika wanita mulai merasakan ketegangan seksual yang muncul lewat stimulasi awal. Dalam tahap ini, darah dalam tubuh wanita biasanya akan memenuhi sepertiga bagian luar vagina.
Para peneliti menyebutkan sebagai platform orgasme. Hal tersebut lantaran fokus pada rangsangan seksual akan mulai menenggelamkan sensasi lainnya. Denyut jantung, tekanan darah, hingga pernapasan juga biasanya akan ikut meningkat.
3. Orgasme
Usai melewati dua tahapan sebelumnya, wanita mulai dapat merasakan kontraksi yang terjadi di rahim, vagina, dan otot dasar panggul.
Ketegangan seksual tersebut disebabkan oleh stimulasi yang dilakukan dan otot-otot di seluruh tubuh dapat berkontraksi. Pada saat inilah, wanita dianggap sudah mencapai orgasme.
Rasa hangat biasanya memancar dari panggul dan menyebar ke seluruh tubuh.
4. Resolution
Tahap keempat yang juga tahapan terakhir ini membuat wanita sudah lebih rileks dari tahapan-tahapan sebelumnya. Denyut jantung, tekanan darah, dan pernapasan pun sudah kembali normal.
Advertisement
Keuntungan Orgasme pada Wanita
Menurut para peneliti, wanita lebih diberkati dalam hal orgasme karena memiliki lebih banyak titik stimulasi. Dengan begitu, wanita pun bisa mencapai orgasme dengan lebih banyak cara.
"Ada sebanyak 12 jenis orgasme pada wanita. Jenis yang paling umum adalah orgasme klitoris," ujar Michael.
Stimulasi pada area klitoris telah terbukti menjadi rute paling pasti menuju orgasme pada wanita. Begitupun menurut profesor kebidanan dan ginekologi di Fakultas Kedokteran Universitas New York Grossman, Steven R Goldstein.
"Stimulasi klitoris itu menghasilkan analogi terdekat dengan orgasme pada pria, di mana Anda mendapatkan jaringan ereksi, ada pelepasan, dan setelah fase pelepasan, stimulasi tersebut tidak lagi nyaman untuk dilanjutkan," ujar Steven.
Tak hanya klitoris, wanita juga dapat mengalami orgasme lewat bagian tubuh lainnya seperti payudara atau rangsangan vagina yang disebut dengan G-spot, sebuah area yang dinamai oleh seorang profesor di Rutgers University sekaligus mantan presiden American Association of Sexuality Educators, Counselors and Therapists (AASECT), Beverly Whipple.
Pada area G-spot, terdapat jaringan klitoris, kelenjar, uretra, dan prostat wanita. Beverly mengungkapkan bahwa beberapa peneliti percaya bahwa ketika G-spot dirangsang, maka beberapa wanita bisa merasakan ograsme yang intens.
Problematika Orgasme pada Wanita
Meski diketahui memiliki banyak titik rangsangan untuk mencapai orgasme, wanita tak sepenuhnya terhindar dari problematika untuk mencapainya.
Terdapat persoalan fisik yang dapat menghambat wanita saat hendak merasakan orgasme, emosi pun menjadi salah satu yang ikut berperan.
"Beberapa peneliti seks mengatakan bahwa kecemasan dan depresi dapat mencegah seorang wanita berkembang pada sepanjang siklus respons seksual," ujar Michael.
Perasaan takut, bersalah, gangguan, atau kehilangan kendali juga dapat mempengaruhi orgasme.
"Sama halnya dengan pria dengan disfungsi ereksi, wanita terkadang memiliki masalah dalam mencapai atau mempertahankan aliran darah yang memadai," kata Michael.
Saat menemui masalah seperti kesulitan orgasme, para peneliti pun menyarankan untuk melakukan pemeriksaan atau terapi. Dengan begitu, wanita bisa lebih tepat sasaran dalam menangani permasalahannya terkait orgasme.
Advertisement