Sukses

Serangkaian Hal yang Perlu Didiskusikan dengan Si Dia Sebelum Resmi Berpacaran

Pertanyaan 'lagi apa?' dan 'sudah makan atau belum?' tidaklah cukup untuk jadi topik pembahasan saat masa pendekatan dengan si dia.

Liputan6.com, Jakarta Bagi sebagian orang, keputusan untuk menyebut hubungan percintaan sebagai sesuatu yang resmi hanyalah formalitas. Namun bagi beberapa orang lainnya, memberi label pada hubungan dapat menjadi suatu langkah besar dan membutuhkan pertimbangan.

Komunikasi pun menjadi aspek penting dalam masa menimbang-nimbang apakah si dia layak untuk menghabiskan waktu bersama Anda sebagai seorang pacar atau justru lebih baik bila hanya menjadi teman.

Pertanyaan 'lagi apa?' dan 'sudah makan atau belum?' akhirnya tidaklah cukup untuk dibicarakan saat Anda tengah berada dalam masa menimbang-nimbang atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan pendekatan (PDKT).

Hal tersebut selaras dengan pendapat Blaine Anderson, seorang pelatih hubungan sekaligus pendiri Dating By Blaine. Menurutnya, ketika Anda resmi berpacaran dengan seseorang, maka sudah ada hal-hal yang sudah didiskusikan sebelumnya.

"Termasuk soal komponen batasan. Misalnya, Anda tidak lagi terbuka untuk berkencan dengan orang lain. Serta, komponen komunikasi, di mana Anda merasa nyaman untuk mendiskusikan batasan itu dengan orang lain," ujar Blaine dikutip Elite Daily, Jumat (1/7/2022).

Mendiskusikan batasan dalam hubungan Anda pada orang lain seperti teman atau keluarga menjadi penting. Dengan begitu, mereka diharapkan dapat ikut menghargai hubungan Anda dengan si dia kedepannya. 

Namun tak hanya itu, menurut pada ahli, masih ada serangkaian hal lainnya yang perlu untuk didiskusikan dengan si dia sebelum Anda resmi berpacaran. Lalu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.

2 dari 4 halaman

Kesiapan untuk Membangun Hubungan

Blaine mengungkapkan bahwa hal terpenting dan pertama yang perlu dipertimbangkan sebelum resmi berpacaran adalah kesiapan masing-masing pihak pada hubungan itu sendiri.

"Kesiapan Anda untuk menjalin hubungan dan kesiapan si dia untuk berpacaran penting untuk didiskusikan. Entah apakah itu realistis untuk Anda berdua, bagaimana soal gaya hidup Anda sehari-hari, dan apakah Anda sudah benar-benar percaya pada si dia atau belum," kata Blaine.

Bahkan menurut Blaine, jika Anda sangat tertarik dengan seseorang, namun dirinya tidak dapat diprediksi dan tidak dapat diandalkan, maka tidak masuk akal untuk membangun hubungan jangka panjang dengannya.

Anda pun dapat mengetahui kesiapan calon pasangan lewat diskusi yang dibangun. Dalam proses diskusi tersebut, Anda dianggap dapat menilai dengan sendirinya soal kesiapan si calon pasangan.

Sehingga jika justru banyak keraguan yang muncul, Anda juga jadi lebih tahu dan bisa menerima bahwa berteman mungkin sudahlah cukup untuk kalian berdua.

3 dari 4 halaman

Memiliki Pandangan yang Sama

Pakar kencan dan hubungan, Kevin Darné mengungkapkan bahwa jika Anda dan si dia setuju untuk melangkah lebih lanjut menjadi kekasih, maka memberi tahu soal pandangan Anda terhadap suatu hal menjadi penting.

Anda juga dapat mendiskusikan apakah nilai-nilai dalam hidup dan melihatnya apakah itu tumpang tindih atau tidak. Misalnya, mungkin pasangan suka berpesta, sedangkan Anda tidak. Maka hal tersebut bisa jadi bahan diskusi agar nantinya tidak menimbulkan permasalahan.

"Idealnya, carilah orang yang memiliki pandangan, nilai-nilai, dan menginginkan hal yang sama dengan Anda dalam sebuah hubungan," ujar Kevin.

Kesiapan Mental

Heather Moore, seorang terapis pernikahan dan keluarga mengungkapkan bahwa ketahuilah batasan dan harapan Anda dalam suatu hubungan untuk melihat apakah Anda dan si dia berada di halaman yang sama atau tidak.

"Bicaralah satu sama lain tentang di mana masing-masing dari Anda berada secara emosional. Putuskan bersama dalam kesepakatan kesiapan untuk pindah ke fase hubungan berikutnya," kata Heather.

4 dari 4 halaman

Kesiapan untuk Menerima Kekurangan

Menurut Blaine, salah satu cara terbaik yang bisa masuk dalam pertimbangan ketika PDKT adalah bagaimana kesiapan Anda untuk menerima kekurangan si dia.

"Cara bagus untuk menguji apakah Anda siap untuk berpacaran dengan dirinya atau tidak adalah dengan mempertimbangkan hal-hal yang tidak Anda sukai darinya," ujar Blaine.

Misalnya, soal kedewasaan masing-masing pihak, perilaku suka mengendalikan, cara mereka bersikap pada orang lain, cara mereka menghormati keluarganya, dan lain-lain.

Hal tersebut dikarenakan sangat mudah untuk terbuai oleh fase berbunga-bunga saat PDKT atau awal hubungan. Namun kenyataannya, sebagian besar hubungan mengalami pasang surut dan berpacaran tidak selalu menjadi perjalanan yang mudah.

Sehingga, merefleksikan semua kualitas pasangan Anda dengan sungguh-sungguh dapat membantu Anda membuat keputusan yang tepat untuk kelanjutan hubungan.

“Tidak ada manusia yang sempurna, jadi jika Anda tidak dapat memikirkan apapun yang tidak Anda sukai, Anda mungkin belum cukup mengenal orang itu untuk membuat keputusan yang tepat,” pungkasnya.