Liputan6.com, Jakarta Apabila vaksin booster sudah resmi menjadi syarat wajib perjalanan, masyarakat diminta sebaiknya melakukan vaksinasi jauh-jauh hari sebelum keberangkatan. Masyarakat dapat segera mendatangi sentra atau gerai vaksinasi booster yang sudah disediakan di lokasi tempat tinggal terdekat.
Imbauan di atas disampaikan Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia Mohammad Syahril. Waktu tepat pelaksanaan vaksinasi booster dilakukan dua minggu sebelum keberangkatan supaya kekebalan atau antibodi terbentuk sempurna.
Baca Juga
"Booster itu tidak dilakukan pada saat mau berangkat ya. Jadi, dilakukan dua minggu sebelum berangkat, karena kan dia (vaksin COVID-19) baru bereaksi membentuk antibodi setelah dua minggu (usai disuntik)," jelas Syahril dalam keterangan yang diterima Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 5 Juli 2022.
Advertisement
"Kita dulu bagus banget lho, yang pas (vaksin booster) jadi syarat mudik Lebaran 2022. Jangan pas mau berangkat atau hari H berangkat dibooster, ya enggak ada efeknya."
Menurut Syahril, vaksin booster yang akan menjadi syarat perjalanan berbeda penerapan dengan tes COVID-19, baik PCR maupun antigen. Tes COVID-19 dapat dilakukan saat hari H keberangkatan, sedangkan booster tetap dilakukan jauh hari sebelum keberangkatan.
"(Booster) jadi syarat perjalanan itu juga dibuat beda dengan PCR dan antigen ya. Kalau mau berangkat ya tes PCR atau antigen boleh saat hari H keberangkatan, artinya pada saat itu juga," terangnya.
"Tapi kalau vaksinasi booster idealnya ya dua minggu (sebelum berangkat), karena itu tadi, baru bereaksi (terbentuk antibodi)."
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Antibodi COVID-19 Masih Tinggi
Menilik hasil sero survei antibodi pada Maret 2022, Mohammad Syahril menambahkan, masyarakat Indonesia terbilang tinggi mempunyai kekebalan atau antibodi terhadap COVID-19. Kekebalan ini pun terbentuk dari vaksinasi maupun infeksi alamiah.
"Antibodi masyarakat kita itu kemaren pas bulan Maret 2022, hasil sero survei di 34 provinsi mencapai 99-an persen," tambahnya.
Pada saat konferensi pers, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin juga mengatakan, hasil sero survei antibodi pada Maret lalu, antibodi masyarakat Indonesia masih tinggi. Selanjutnya, sero survei antibodi mulai dilakukan kembali pada Juli 2022.
"Sebelumnya, kalau Desember 2021, sero surveinya sekitar 400 - 500-an (level antibodi), itu sudah dimiliki 88 persen populasi. Pada Maret kemarin, sero survei kita 99 persen populasi sudah memiliki antibodi di level 3.000 dan 4.000," paparnya di di Istana Merdeka Jakarta pada Senin, 4 Juli 2022.
"Sudah jauh tinggi. Oleh karena, itu Agustus yang bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan RI, kita mulai melaksanakaan sero survei ketiga, yakni mulai 4 Juli 2022. Diharapkan dalam sebulan, hasilnya keluar untuk kita mengambil kebijakan tepat mengenai protokol kesehatan dan vakinasi."
Advertisement
Sero Survei Antibodi Ketiga
Hasil sero survei antibodi COVID-19 terbaru akan dirilis oleh Menes Budi Gunadi Sadikin pada Juli 2022. Sero survei antibodi ini merupakan survei tahap ketiga yang dilakukan dengan menggandeng tim epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI).Â
Sero survei antibodi COVID-19 akan dilakukan pada akhir Juni ini sampai awal Juli 2022. Target hasil rilis kemungkinan pada minggu ketiga atau keempat Juli 2022.
"Sero survei antibodi pertama kali dilakukan di bulan Desember 2021 dengan hasil 88 persen (masyarakat punya antibodi terhadap COVID-19) dan bulan Maret 2022 dengan hasil 99,2 persen yang sudah ada antibodi," kata Budi Gunadi usai Serah Terima Donasi Hibah Vaccine Refrigerator di Gedung Utama Jakarta International Container Terminal (JICT), Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara pada Minggu, 26 Juni 2022.
"Kita akan lakukan lagi nanti pada akhir Juni sampai awal Juli 2022. Mungkin hasilnya (keluar) di minggu ketiga atau keempat (Juli). Survei antibodi ini kita akan lakukan rutin untuk melihat sebaran antibodi dari masyarakat Indonesia."
Lebih Baik Segera Vaksinasi Booster
Menurut Budi Gunadi Sadikin tak masalah masyarakat menerima vaksin booster. Sebab, lebih baik divaksin booster dibanding harus skrining tes COVID-19 dengan swab.
"Tidak ada buruknya juga disuntik (divaksin). Kalau saya rasa sih, mendingan disuntik daripada dicolok-colok PCR. Enggak nyaman juga kan ya hidung dicolok-colok. Lagi pula disuntik untuk kehati-hatian (dari penularan virus Corona)," pungkasnya.
Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menkes Budi Gunadi menyampaikan, pelaksanaan vaksinasi booster harus dipercepat. Perlu adanya inovasi dan pendekatan supaya masyarakat tergerak untuk mau dibooster.
"Bapak Presiden juga sadar, harus ada cara khusus supaya masyarakat terpacu buat vaksinasi booster. Sama seperti dulu, orangtua susah sekali ikut vaksinasi," ujarnya.
"Nah, begitu ada syarat vaksinasi buat masuk mal. Pada mau semua kan orangtua. Alasannya, katanya senang antar cucunya ke mal. Maka, perlu upaya yang inovatif, Bapak Presiden minta ada pendekatan sosial biar masyarakat jadi semangat dibooster kembali."
Advertisement