Liputan6.com, Jakarta Perkembangan cakupan vaksinasi booster di Indonesia masih rendah ketimbang vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua.
Data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia per 13 Juli 2922 pukul 18.00 WIB, cakupan vaksinasi booster atau dosis ketiga berada di angka 25,08 persen.
Baca Juga
Menurut Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito, cakupan vaksinasi booster terbilang stagnan. Bahkan beberapa provinsi masih di bawah 30 persen. Di sejumlah provinsi seperti DKI Jakarta yang cakupan booster di atas 30 persen, namun belum mencapai 50 persen.
Advertisement
"Yang penting dilakukan juga adalah vaksin booster. Sayangnya, perkembangan vaksin booster stagnan. Jika dilihat dari cakupan per daerah, tertinggi di Provinsi Bali mencapai 58 persen," papar Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Rabu, 13 Juli 2022.
"Diikuti DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Daerah Istimewa (DI) Yogyakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, namun cakupannya belum mencapai 50 persen. Bahkan 28 dari 34 provinsi di Indonesia, cakupannya (booster) masih di bawah 30 persen."
Untuk meningkatkan cakupan vaksinasi booster, Wiku mengimbau masyarakat yang belum booster lekas mendatangi sentra vaksinasi COVID-19 di wilayah masing-masing. Upaya ini juga demi melindungi masyarakat dari penularan virus Corona.
"Segera dapatkan vaksin booster dan mendukung program vaksinasi nasional. Karena perkembangan vaksin booster cenderung stagnan," ucapnya.
"Saya tekankan kepada masyarakat, untuk melakukan vaksin booster. Karena dapat melindungi kita semua agar tetap sehat."
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Cakupan Booster Hanya Meningkat 20 Persen
Sebelumnya, Wiku Adisasmito sudah menegaskan, vaksin COVID-19 sama pentingnya dengan memakai masker. Sebab, vaksin akan melindungi masyarakat secara menyeluruh dengan meningkatkan kekebalan komunitas.
"Sayangnya, cakupan vaksin booster masih belum signifikan peningkatannya," katanya di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Jumat (1/7/2022).
Sejak dimulai pada Januari 2022, progres vaksinasi booster terbilang lebih lambat dibandingkan dengan dosis pertama dan dosis kedua. Data yang dihimpun Satgas Penanganan COVID-19 menunjukkan, 28 dari 34 provinsi cakupan vaksinasi booster juga masih di bawah 30 persen.
"Hanya Bali yang sudah di atas 50 persen, disusul dengan DKI Jakarta, dan Kepulauan Riau di atas 40 persen. Lalu ada DI Yogyakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Timur di atas 30 persen," lanjut Wiku.
Perkembangan laju vaksinasi booster, lanjut Wiku, berbeda dengan vaksin dosis pertama dan kedua. Pada awal pelaksanaan vaksinasi dosis pertama dan kedua, cakupan dapat meningkat 60 persen dalam kurun waktu 6 bulan (Juni - Desember 2021).
"Namun, pada vaksin booster, dalam kurun waktu yang sama sejak Januari hingga Juni 2022, cakupan baru meningkat sebesar 20 persen," ujarnya.
Advertisement
Daerah Harus Gencarkan Vaksinasi Booster
Demi meningkatkan cakupan vaksinasi booster, Wiku Adisasmito menekankan, butuh peran serta seluruh lapisan masyarakat. Pemerintah daerah diminta dengan tegas kembali menggalakkan vaksinasi booster.
"Dan harus dipastikan masyarakat teredukasi dengan baik tentang pentingnya booster. Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah dimohon berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan mengenai ketersediaan dan distribusi vaksin sesuai kebutuhan," terangnya.
Saat ini, vaksin booster sudah menjadi syarat wajib untuk menyelenggarakan kegiatan masyarakat berskala besar. Selanjutnya, booster menjadi persyaratan juga untuk memasuki fasilitas publik.
"Untuk itu, mohon segera melakukan vaksin booster dan ajak seluruh keluarga dan kerabat untuk segera melakukannya," ajak Wiku.
Booster untuk Proteksi dari Penularan Virus
Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan distribusi vaksin booster ke setiap daerah. Hal ini sejalan dengan sosialisasi aktif ke masyarakat terkait pentingnya vaksinasi COVID-19.
Salah satu cara Pemerintah meningkatkan cakupan vaksinasi booster, terang Wiku Adisasmito, dengan menerapkan wajib vaksin dalam berkegiatan.
"Sebagaimana dengan negara lain, Indonesia juga terus berupaya meningkatkan resiliensi terhadap dinamika penularan virus dengan meningkatkan cakupan vaksin, khususnya booster terus menerus," kata Wiku menjawab pertanyaan Health Liputan6.com di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Selasa (21/6/2022).
Wiku mengingatkan vaksinasi booster demi melindungi masyarakat, terutama kelompok rentan masyarakat seperti lansia, orang dengan komorbid hingga anak-anak.
"Terlepas dari aturan yang ada, masyarakat perlu memahami bahwa divaksin boo ster semata-mata agar kita dan orang terdekat, khususnya populasi berisiko lebih terproteksi dari penularan virus, termasuk kasus varian baru," pungkasnya.
Advertisement