Sukses

Ini Penyebab Pernikahan Dini Berisiko Lahirkan Anak Stunting

Terlalu muda usia calon pengantin, maka banyak pula risiko yang akan ditanggung, salah satunya melahirkan anak stunting.

Liputan6.com, Batu Menikah bukanlah perkara mudah, banyak hal yang harus dipersiapkan dan jadi pertimbangan. Salah satu pertimbangannya adalah faktor usia. Pasalnya, terlalu muda usia calon pengantin, maka banyak pula risiko yang akan ditanggung, seperti melahirkan anak stunting.

Dalam dseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Kepoin Genbest: Tunda Pernikahan Dini, Stunting Teratasi yang diselenggarakan di Kota Batu, Jawa Timur Kamis (21/7), Dokter Mario Johan mengatakan pernikahan yang dilakukan di usia remaja sangat berisiko karena remaja secara medis masih dalam proses tumbuh kembang. Oleh karena itu mereka masih membutuhkan asupan gizi. 

“Jika remaja menikah terlalu dini, asupan gizi yang dibutuhkan terutama untuk remaja perempuan yang hamil akan terbagi dua dengan anaknya. Otomatis, dia tidak tumbuh maksimal, anaknya juga tidak tumbuh maksimal,” jelas Mario.

Mario juga menjelaskan bahwa banyak risiko yang akan dihadapi seorang ibu hamil dan melahirkan di usia terlalu dini. Hal ini antara lain meningkatkan risiko keguguran, rendahnya berat badan bayi ketika lahir, serta kelahiran prematur. Ukuran panggul remaja saat melahirkan belum terbentuk sempurna, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya pendarahan, distorsi atau gagal lahir, bahkan dapat mengancam nyawa ibu dan janin. 

“Organ reproduksi perempuan yang terlalu muda masih belum terbentuk maksimal. Kesehatan reproduksi yang belum matang akan mempengaruhi janin yang dikandung,” katanya.

2 dari 2 halaman

Umur Ideal untuk Menikah

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyatakan umur ideal untuk menikah bagi perempuan, yakni 21 tahun atau lebih. Sementara pada laki-laki yakni di angka 25 tahun. Usia tersebut dinilai tepat karena sudah matang dan dapat berpikir secara dewasa.

Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Wiryanta, dalam acara tersebut menjelaskan, angka prevalensi stunting di Kota Batu sebetulnya sudah melebihi target yang ditetapkan oleh Presiden yaitu di angka 13,8% pada tahun 2021 dari target 14% untuk tahun 2024. Namun, tindakan pencegahan untuk menunda pernikahan tetap perlu dilakukan agar angka tersebut tidak bertambah. 

Ia mengatakan pemerintah fokus pada program penurunan prevalensi stunting karena sangat terkait dengan masa depan Indonesia. 

“Produktivitas yang didasarkan kepada sumber daya manusia yang kompeten dan jati diri sesuai dengan nilai bangsa menjadi ukuran penting dalam mewujudkan cita-cita nasional. Itulah mengapa penurunan prevalensi stunting menjadi program prioritas pemerintah,” ujarnya. 

Wiryanta menambahkan, saat yang tepat untuk mencegah stunting adalah pada seribu hari pertama kehidupan, yaitu, sejak anak masih berada di dalam kandungan sampai dengan berusia dua tahun. Masa itu menjadi masa-masa yang krusial untuk melahirkan generasi yang sehat dan produktif.

Sub Koordinator Bina Ketahanan Remaja, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Jawa Timur, Yuyun Evriana, yang turut hadir dalam acara tersebut, menyampaikan bahwa remaja yang menikah di usia muda rentan melahirkan anak stunting.

“Stunting adalah kondisi anak gagal tumbuh, kalau dia nikah muda tidak diperhatikan gizinya, gizi anaknya, maka akan terjadi stunting,” katanya. 

Forum Kepoin GenBest yang diadakan kali ini merupakan bagian dari kampanye GenBest (Generasi Bersih dan Sehat), yang merupakan inisiasi Kemenkominfo untuk menciptakan generasi Indonesia yang bersih dan sehat serta bebas stunting. GenBest mendorong masyarakat, khususnya generasi muda, agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat di kehidupan sehari-hari.

Melalui situs genbest.id dan media sosial @genbestid, GenBest juga menyediakan berbagai informasi seputar stunting, kesehatan, nutrisi, tumbuh kembang anak, sanitasi, siap nikah, maupun reproduksi remaja dalam bentuk artikel, infografik, serta videografik.

 

(*)

Video Terkini