Liputan6.com, Tangerang Selatan Atrial Fibrillasi (AF), salah satu contoh aritmia atau gangguan irama jantung yang bila didiamkan ternyata bisa menyebabkan stroke, gagal jantung hingga kematian. Bahkan penyakit ini bisa menyerang usia muda dan juga olahragawan.
"Atrial Fibrilasi (AF) adalah salah satu contoh aritmia yang menyita perhatian para pekerja kesehatan. Kelainan irama terjadi akibat kekacauan listrik di serambi kiri sehingga darah tidak dapat dipompa dengan lancar ke bilik kiri," ungkap pimpinan Pusat Layanan Jantung dan Pembuluh Darah. MY Cardia Eka Hospital, dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan, Muhammad Yamin.
Baca Juga
Keadaan ini akan memicu pembentukan bekuan darah yang dapat memicu stroke fatal. Akibat buruk lain adalah terjadinya gagal jantung adalah penurunan kualitas hidup dan kematian. Pasien dengan irama AF memiliki risiko stroke lima kali lebih tinggi dibanding dengan pasien irama normal.
Advertisement
"Selain bisa beresiko tinggi stroke, AF kalau didiamkan tanpa penanganan juga bisa menimbulkan gagal jantung, karena pompa yang tidak teratur dan juga tidam singkron keselarasan atas dan bawah, sehingga jantung bisa mengalami kelemahan," jelas Yamin saat bertemu di Eka Hospital BSD, Tangerang Selatan.
Makanya, usia lanjut atau diatas 40 tahun paling rentan untuk terkena AF ini.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Faktor Risiko Kena AF
Lalu, faktor risiko terjadinya AF adalah usia lanjut, darah tinggi, kencing manis, kegemukan, merokok, dan malas bergerak atau sedentary life.
Sedangkan faktor penyebab lainnya disebabkan penyakit jantung katup, penyakit kalenjar tiroid, dan beberapa keadaan tidak jelas penyebabnya.
Gejala yang paling sering dirasakan pasien adalah berdebar, sesak napas saat aktivitas, lelah, dan seringnya pasien AF atau sekitar 25 persen diketahui setelah mengalami stroke. Stroke akibat AF biasanya fatal dengan kecacatan yang berat," ungkap dr Yamin.
Untuk itu, pasien AF harus segera ditangani dengan terapi tertentu. Bila masih stadium awal, tidak ada komorbid dan mendapat penanganan cepat, maka pasien cukup sekali terapi lalu menjalani pola hidup dan makan yang sehat, sudah bisa sembuh.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Penanganan
Penanganan AF dapat dilakukan dengan obat-obatan untuk mencegah stroke, mengendalikan laju irama, atau mengembalikan irama normal. Bila obat-obatan gagal, maka cara lain untuk menangani AF dengan melalui tindakan ablasi kateter yang menggunakan teknologi pemetaan tiga dimensi atau 3D mapping system.
Yamin pun memperkenalkan metode ablasi kateter yang dikerjakan hanya 1 sampai 2 jam saja, yakni dengan menyebarkan energi dingin hingga minus 50 derajat, agar mengisolasi pembuluh darah pada jantung yang menyebabkan AF.
"Saat ini, untuk jenis AF tertentu, dapat dilakukan prosedur ablasi kateter yang lebih singkat dan efektif dengan memakai Cryo Ablation Technology. Teknik ini memakai energi dingin untuk memutuskan sinyal listrik yang kacau sehingga menjadi normal kembali," ungkapnya