Liputan6.com, Jakarta - Wabah cacar monyet telah ditetapkan sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau darurat kesehatan global. Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan penetapan PHEIC terhadap monkeypox pada Sabtu, 23 Juli 2022, di Jenewa, Swiss.
"Saya telah memutuskan bahwa wabah cacar monyet global merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengutip mengutip keterangan WHO ditulis Senin, (25/7/2022).
Baca Juga
WHO pun menyebut monkeypox cenderung terkonsentrasi di kelompok pria yang berhubungan seksual dengan pria atau sering disebut gay.
Advertisement
"Untuk saat ini wabah ini terkonsentrasi di antara pria yang berhubungan seks dengan pria, terutama mereka yang memiliki banyak pasangan seksual. Artinya, ini adalah wabah yang bisa dihentikan dengan strategi yang tepat di kelompok yang tepat," Tedros menambahkan.
Penetapan cacar monyet dalam kategori darurat kesehatan global telah memalui berbagai pertimbangan sejak sebulan lalu.
Tedros mengatakan, sebulan yang lalu, dia mengadakan Komite Darurat di bawah Peraturan Kesehatan Internasional untuk menilai apakah wabah cacar monyet multi-negara mewakili darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pada pertemuan itu, berbagai pandangan yang berbeda diungkapkan, komite memutuskan dengan konsensus bahwa wabah monkeypox tidak mewakili keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pada saat itu, 3.040 kasus cacar monyet telah dilaporkan ke WHO, dari 47 negara.
Namun, sejak saat itu, wabah terus berkembang dan sekarang ada lebih dari 16 ribu kasus yang dilaporkan dari 75 negara serta ada lima kematian.
"Mengingat wabah yang berkembang, saya mengumpulkan komite pada hari Kamis pekan ini untuk meninjau data terbaru dan memberi saya saran yang sesuai. Saya berterima kasih kepada komite atas pertimbangannya yang cermat terhadap bukti, dan masalah," kata Tedros.
Pada kesempatan ini, komite tidak dapat mencapai konsensus apakah wabah monkeypox tersebut merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
5 Pertimbangan WHO
Di bawah Peraturan Kesehatan Internasional, Tedros diminta untuk mempertimbangkan lima elemen dalam memutuskan apakah suatu wabah merupakan keadaan darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional.
Pertama, informasi yang diberikan oleh negara – yang dalam hal ini menunjukkan bahwa virus ini telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah melihatnya.
Kedua, tiga kriteria untuk menyatakan kedaruratan kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional, telah terpenuhi.
Ketiga, saran dari Komite Darurat, yang belum mencapai konsensus.
Keempat, prinsip-prinsip ilmiah, bukti dan informasi relevan lainnya – yang saat ini tidak cukup dan meninggalkan banyak hal yang tidak diketahui.
Dan kelima, risiko terhadap kesehatan manusia, penyebaran internasional, dan potensi gangguan lalu lintas internasional.
Penilaian WHO menyatakan risiko cacar monyet adalah moderat secara global dan di semua wilayah, kecuali di kawasan Eropa di mana dinilai risikonya tinggi.
Segera setelah dinyatakan sebagai darurat kesehatan global, Direktur Regional WHO untuk Asia Tenggara Poonam Khetrapal Singh meminta negara-negara di kawasan tersebut memperkuat sistem pengawasan terhadap penyakit monkeypox.
"Cacar monyet telah menyebar dengan cepat ke banyak negara yang belum pernah mengalami kejadian sebelumnya," ujar Khetrapal Singh melalui keterangan tertulis, Senin, 25 Juli 2022.
Dia pun mengatakan upaya antisipasi bisa difokuskan pada populasi yang berisiko karena umumnya temuan kasus terjadi saat hubungan seks sesama jenis pada kaum pria.
Dari belasan ribu kasus yang telah dilaporkan, ada empat kasus monkeypox yang ditemukan di wilayah kerja WHO Regional Asia Tenggara, yakni dari India tiga kasus dan satu kasus di Thailand.
Khetrapal Singh mengatakan, pada kasus yang terjadi di India dialami warga setempat yang kembali dari Timur Tengah. Sedangkan, pada kasus di Thailand dialami oleh pelaku perjalanan internasional yang tinggal di negara setempat.
"Terpenting, upaya dan tindakan yang dilakukan terfokus harus sensitif, tanpa stigma atau diskriminasi," ujar Khetrapal Singh.
Diketahui, satu kasus di Thailand memiliki 19 kontak erat yang perlu menjalani pemeriksaan. Pasien yang merupakan pelaku perjalanan internasional itu sebelumnya tak mengindahkan saran petugas medis Thailand yang memintanya untuk isolasi mandiri. Alih-alih berdiam di kondominiumnya, pasien melakukan perjalalanan ke Kamboja. Pria itu kini dirawat di Phnom Penh.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Meski Belum Ditemukan Kasus, RI Perlu Waspada
Hingga saat ini Indonesia masih aman dari cacar monyet. Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa belum ada kasus monkeypox yang ditemukan di Indonesia.
"Belum ada kasus, baik konfirmasi, probable maupun suspek," kata Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, dokter Maxi Rein Rondonuwu dalam pesan tertulis pada Senin, 25 Juli 2022.
Meski belum dilaporkan di Indonesia, monkeypox tetap berisiko masuk dan menyebar pula di Tanah Air.
Pakar dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan bahwa Indonesia perlu siap siaga terkait cacar monyet ini.
"Sangat penting untuk mengonsolidasikan strategi mitigasi di berbagai tingkatan," kata Zubairi memberi saran, tak lama setelah WHO menetapkan cacar monyet sebagai darurat kesehatan global.
Hal ini penting dilakukan mengingat saat ini tercatat sudah 16 ribu kasus monkeypox menyebar di 75 negara. Maka Indonesia perlu melakukan kewaspadaan seperti kata pria yang juga dokter spesialis penyakit dalam konsultan itu.
Cacar monyet adalah penyakit menular yang penularan lewat kontak sangat dekat. Maka dari itu untuk mencegah infeksi, hindari kontak dari kulit ke kulit pada orang yang kena cacar monyet seperti pesan Zubairi.
Selain itu, ia juga berpesan untuk mencegah penularan monkeypox dengan melakukan hal berikut pada orang yang terinfeksi:
- Jangan sentuh korengnya
- Jangan cium, peluk dan berhubungan seks dengannya
- Jangan sentuh tempat tidur, handuk dan pakaiannya
- Jangan berbagi peralatan makan dan minum.
"Plus, sering-sering mencuci tangan dengan sabun," tulis Zubairi dalam akun Twitter pribadinya @ProfesorZubairi.
RI Antisipasi Cacar Monyet
Memang belum ada temuan kasus di RI tapi Maxi menyampaikan bahwa Kementerian Kesehatan Republik Indonesia telah melakukan upaya antisipasi.
“Kemenkes sejak muncul monkeypox di beberapa negara sudah melakukan surveilans aktif di semua pintu masuk negara terutama di bandara dan pelabuhan laut,” kata Maxi.
Deteksi dini di bandara dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) terutama Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari negara yang sudah ada kasus cacar monyetnya.
Petugas melakukan cek suhu, memeriksa gejala-gejala monkeypox terutama pada kulit kemerahan atau ruam, bintik-bintik merah, vesikel atau pustula yang gampang dilihat di bagian muka juga di telapak tangan.
“Juga pada komunitas saat ini sesuai data kasus yang paling banyak di dunia pada kelompok gay maka kami akan melakukan surveilans ketat pada kelompok ini bekerja sama dengan beberapa organisasi atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM).”
Maxi menambahkan, Kemenkes juga sudah menyiapkan laboratorium pemeriksaan di semua provinsi.
“Kami juga sudah menyiapkan laboratorium pemeriksa di semua provinsi.”
Meski belum ada kasus, Maxi juga mengimbau masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan terutama cuci tangan dan hindari kontak dengan orang yang memiliki gejala-gejala monkeypox.
“Segera melapor ke petugas kesehatan apabila memiliki gejala-gejala awal monkeypox terutama panas, kelainan pada kulit, bintik-bintik merah, vesikel berisi cairan atau nanah dan yang paling khas kalau ada pembengkakan kelenjar getah bening pada leher dan selangkangan.”
Advertisement
Vaksin Cacar Monyet
Komisi Eropa telah memberi izin pada perusahaan bioteknologi Denmark Bavarian Nordic untuk memasarkan vaksin buatan mereka, Senin, 25 Juli 2022. Vaksin yang diklaim dapat memberi perlindungan terhadap virus penyebab cacar monyet itu diberi nama Imvanex.
Izin tersebut atas rekomendasi European Medicines Agency (EMA) pada pekan lalu.
"Ketersediaan vaksin yang disetujui dapat secara signifikan meningkatkan kesiapan negara-negara untuk memerangi penyakit-penyakit yang muncul, tetapi hanya melalui investasi dan perencanaan terstruktur untuk kesiapan biologis," ujar Kepala Eksekutif Bavarian Nordic, Paul Chaplin, dilansir Antara.
Vaksin buatan Bavarian Nordic selama ini hanya disetujui untuk penanganan cacar biasa di Uni Eropa. Kini vaksin tersebut telah mendapat persetujuan untuk digunakan sebagai pencegahan penyakit cacar monyet di Amerika Serikat dan Kanada.
Selama berlangsungnya wabah cacar monyet, Bavarian Nordic telah memasuk vaksin ke beberapa negara Uni Eropa untuk 'penggunaan di luar label (indikasi)'.
Lampu hijau yang kini dikantongi berarti Bavarian Nordic dapat memasarkan vaksinnya di 27 negara Uni Eropa serta Islandia, Liechtenstein, dan Norwegia.