Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan cacar monyet atau monkeypox sebagai Darurat Kesehatan Global atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) pada Sabtu 23 Juli 2022.
Hal tersebut lantaran hingga saat ini, cacar monyet sudah terdeteksi pada 75 negara dengan 17.156 kasus yang tersebar. Berdasarkan rekomendasi, WHO menetapkan kasus cacar monyet dalam klasifikasi satu hingga empat.
Baca Juga
Sebelumnya cacar monyet pertama kali terdeteksi pada tahun 1958. Bahkan pada 1970, cacar monyet sempat menjadi endemi di negara-negara Afrika Barat dan Afrika Tengah.
Advertisement
Melalui keterangan langsung sore ini, Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Mohammad Syahril menyebutkan bahwa Indonesia berada pada Klasifikasi 1 cacar monyet.
"WHO mengelompokan negara berdasarkan rekomendasi. Ada yang disebut dengan Klasifikasi 1. Nah, Klasifikasi 1 ini adalah negara yang belum melaporkan kasus atau negara yang pernah melaporkan kasus namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari," ujar Syahril dalam konferensi pers Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bertema Perkembangan Kasus Cacar Monyet (Monkeypox) di Indonesia pada Rabu, (27/7/022).
"Indonesia saat ini masuk Klasifikasi 1 karena belum pernah melaporkan kasus monkeypox ini ke WHO," tambahnya.
Lalu, apakah arti dari Klasifikasi 2 hingga 4 untuk cacar monyet yang ditetapkan oleh WHO? Berikut penjelasannya.
- Klasifikasi 2: Negara yang sudah pernah mengalami kasus impor dan terjadi transmisi dari manusia ke manusia.
- Klasifikasi 3: Negara yang mengalami transmisi antara hewan dan manusia.
- Klasifikasi 4: Negara yang memiliki kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan agen terapi.
Cacar Monyet Bukan Penyakit Menular Seksual
Hingga saat ini, cacar monyet belum dinyatakan masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Padahal penyakit satu ini dapat menular lewat hubungan seks. Lalu, apakah penyebabnya?
"Tidak dikatakan bahwa ini penyakit menular seksual, tapi kenapa dihubungkan dengan seksual tadi? Yang mau digarisbawahi adalah penularannya tetap melalui jalur droplet dan lewat jalur kontak," dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto.
"Kalau memang hubungan seksual atau hubungan apapun yang ada kontak erat, ya jadi tertular. Jadi kontaknya ada. Ya, jadi jangan bingung dengan proses penularan yang terjadi itu," tambahnya.
Sehingga, Robert menegaskan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual. Hanya saja dilaporkan penularan banyak terjadi pada mereka yang aktif secara seksual.
"Jadi jangan salah mengerti. Ini belum dinyatakan sebagai penyakit menular seksual," kata Robert.
Advertisement
10 Negara Tertinggi Kasus Cacar Monyet
Per hari ini, jumlah kasus konfirmasi cacar monyet sendiri ada sebanyak 17.156. Sepuluh negara terbesarnya adalah Spanyol (3.125), Amerika Serikat (2.581), Inggris (2.213), Prancis (1.562), Jerman (712), Belanda (712), Kanada (681), Brazil (607), Portugal (588), dan Italia (407).
Cacar monyet yang terjadi dahulu kala dapat terjadi pada kategori usia berapapun termasuk pada anak-anak. Namun pada kasus cacar monyet yang terjadi saat ini, terdapat perbedaan yang cukup signifikan.
"Sebetulnya ada perbedaan gambaran klinis yang bisa kita temukan dari laporan kasus cacar monyet yang ditemukan di Afrika dengan tiga bulan terakhir ini mulai merebak," kata Robert.
Robert menjelaskan bahwa cacar monyet yang pernah ditemukan dahulu dapat menginfeksi banyak usia, mulai dari anak-anak, wanita, dan pria. Biasanya, gejala cacar monyet yang muncul kala itu berupa dataran merah, menonjol, berisi cairan, dan terakhir akan menjadi keropeng dan melepas.
"Jadi hampir seperti cacar air. Tetapi perbedaannya adalah bahwa kalau cacar air perubahan dari satu gambaran ke gambaran lain itu membutuhkan waktu yang cepat. Sehingga dalam hitungan hari, cacar air itu kita bisa bertemu ada yang keropeng, ada yang mulai bintil isi air, ada yang masih datar merah," kata Robert.
Cacar Monyet Dulu vs Sekarang
Lebih lanjut Robert mengungkapkan bahwa cacar monyet yang muncul dahulu kala hampir mirip seperti cacar air, meskipun terdapat beberapa perbedaan.
"Nah ini yang tidak terjadi pada cacar monyet. Cacar monyet gambarannya dalam satu waktu kita akan bertemu tampilan klinis yang sama. Jadi kalau bertemu dengan bintil isi air, pada waktu itu semuanya bintil isi air," ujar Robert.
Robert menjelaskan, yang bisa menjadikan pembeda antara cacar air dan cacar monyet adalah munculnya bintil isi air di telapak tangan.
"Yang membedakannya lagi dengan cacar air adalah di telapak tangannya biasa terdampak. Kalau cacar air tidak di telapak tangan," kata Robert.
Pada kasus cacar monyet saat ini juga terjadi pembengkakan pada kelenjar getah bening. Sedangkan pada kasus cacar air dan cacar monyet sebelumnya tidak ditemukan adanya pembengkakan yang terjadi di area tersebut.
Advertisement