Liputan6.com, Jakarta Berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data (OWID) per Rabu, 27 Juli 2022, total terkonfirmasi cacar monyet di seluruh dunia sudah mencapai 17.156 kasus. Peningkatan tersebut terjadi sejak Juli 2022 di Eropa.
Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dr Mohammad Syahril mengungkapkan bahwa keseluruhan kasus tersebut tersebar pada 75 negara di dunia dan telah ditetapkan sebagai Darurat Kesehatan Global oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Baca Juga
"Kalau melihat grafik, naiknya ini memang di bulan Juli 2022. Kenaikannya sangat cepat dan WHO dengan cepat mengumumkan di tanggal 23 sebagai Darurat Kesehatan Global," ujar Syahril dalam konferensi pers bersama Kemenkes RI bertema Perkembangan Kasus Cacar Monyet (Monkeypox) di Indonesia ditulis Kamis, (28/7/2022).
Advertisement
Syahril menjelaskan, terdapat pula 10 negara dengan kasus cacar monyet terbanyak di dunia. Lalu apa sajakah itu? Berikut diantaranya.
- Spanyol: 3.125 kasus
- Amerika Serikat: 2.581 kasus
- Inggris: 2.213 kasus
- Prancis: 1.562 kasus
- Jerman: 712 kasus
- Belanda: 712 kasus
- Kanada: 681 kasus
- Brasil: 607 kasus
- Portugal: 588 kasus
- Italia: 407 kasus
Sedangkan dua negara tetangga yang dekat dengan Indonesia yang juga melaporkan adanya kasus cacar monyet sejauh ini adalah Singapura dan Australia.
"Nah dua negara tetangga dekat Indonesia yaitu Singapura (awalnya) ada enam, bahkan delapan, terus tadi nambah dua (total 10). Australia ada 41. Ini yang perlu kita waspadai karena negara tetangga kita sudah ada," kata Syahril.
Sejauh ini, Indonesia belum melaporkan adanya kasus cacar monyet. Namun, terdapat sembilan orang dengan status suspek dan telah menjalani tes dengan hasil negatif cacar monyet.Â
Indonesia Masuk Klasifikasi 1 Cacar Monyet
Lebih lanjut Syahril menjelaskan bahwa saat ini Indonesia masuk dalam Klasifikasi 1 cacar monyet bila merujuk pada rekomendasi WHO. Hal tersebut lantaran Indonesia belum melaporkan adanya kasus cacar monyet.
"WHO mengelompokan negara berdasarkan rekomendasi. Ada yang disebut dengan Klasifikasi 1. Nah, Klasifikasi 1 ini adalah negara yang belum melaporkan kasus atau negara yang pernah melaporkan kasus namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari," ujar Syahril.
"Indonesia saat ini masuk Klasifikasi 1 karena belum pernah melaporkan kasus monkeypox ini ke WHO," tambahnya.
Lalu, apakah arti dari Klasifikasi 1 hingga 4 untuk cacar monyet yang ditetapkan oleh WHO? Berikut penjelasannya.
- Klasifikasi 1:Â Klasifikasi 1: Negara yang belum melaporkan kasus monkeypox atau negara yang pernah melaporkan kasus namun tidak melaporkan lagi selama 21 hari terakhir.
- Klasifikasi 2: Negara yang sudah pernah mengalami kasus impor dan terjadi transmisi dari manusia ke manusia.
- Klasifikasi 3: Negara yang mengalami transmisi antara hewan dan manusia.
- Klasifikasi 4: Negara yang memiliki kapasitas produksi untuk diagnostik, vaksin, dan agen terapi.
Advertisement
Jalur Penularan Cacar Monyet
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir dokter spesialis penyakit dalam, Robert Sinto. Ia menjelaskan bahwa proses penularan cacar monyet sejauh ini melalui droplet atau percikan air liur, dan kontak erat.
Robert mengungkapkan bahwa cacar monyet juga tidak masuk dalam kategori penyakit menular seksual. Hal tersebut lantaran memang cacar monyet dapat menular lewat kontak dekat, bukan berfokus pada hubungan seksual.
"Tidak dikatakan bahwa ini penyakit menular seksual, tapi kenapa dihubungkan dengan seksual tadi? Yang mau digarisbawahi adalah penularannya tetap melalui jalur droplet dan lewat jalur kontak," kata Robert.
"Kalau memang hubungan seksual atau hubungan apapun yang ada kontak erat, ya jadi tertular. Jadi kontaknya ada. Ya, jadi jangan bingung dengan proses penularan yang terjadi itu," tambahnya.
Sehingga, Robert menegaskan bahwa cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual. Hanya saja dilaporkan penularan banyak terjadi pada mereka yang aktif secara seksual.
Bisa Menular Lewat ASI?
Sedangkan dalam hal penularan melalui cairan seperti ASI, Robert mengungkapkan bahwa dalam The New England Journal of Medicine menemukan cacar monyet ada pada cairan sperma. Namun, belum dapat dipastikan bahwa virus cacar monyet tersebut hidup atau mati.
"Nah karena dia (sperma dan ASI) sama-sama pernah melewati aliran darah, maka secara hipotesis kita bisa menduga bahwa virus ini bisa ditransmisikan lewat air susu ibu," ujar Robert.
Robert menjelaskan, itulah mengapa Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika Serikat menyarankan untuk ibu menyusui agar tidak memberikan ASI pada anak secara langsung ataupun ASI perah.
"CDC sampai sekarang ini menyarankan bahwa sampai kita bisa mendapatkan kejelasan apakah dia bisa menular dari ASI atau tidak, maka untuk ibu-ibu menyusui yang terinfeksi oleh monkeypox disarankan untuk tidak memberikan ASI," kata Robert.
"Tujuannya bukan hanya supaya tidak ada kontak erat. Tapi bahkan ASI perah yang dihasilkan pun tidak disarankan untuk tidak diberikan pada anak," pungkasnya.
Advertisement