Liputan6.com, Jakarta Sejak masuknya Omicron varian baru ke Indonesia, kenaikan kasus COVID-19Â perlahan dapat terlihat. Pemberian vaksin dosis keempat atau vaksin booster kedua COVID-19 untuk tenaga kesehatan (nakes) akhirnya menjadi pertimbangan.
Pemberian vaksin booster kedua bagi nakes pun ternyata memang sudah digarap dan menunggu rekomendasi Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Baca Juga
Berkaitan dengan hal ini, Wakil Menteri Kesehatan RI, dr Dante Saksono Harbuwono SpPD-KEMD mengungkapkan bahwa usai rekomendasi dari ITAGI keluar, maka vaksinasi booster untuk nakes segera dilakukan.Â
Advertisement
Dante menjelaskan, nakes merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan terutama di masa COVID-19. Terlebih sebelumnya sudah ada dua orang dokter yang meninggal dunia baru-baru ini.Â
"Jadi nakes merupakan garda terdepan dalam pelayanan kesehatan, terutama pada masa COVID-19 ini. Kita tahu sudah ada dua dokter yang meninggal akibat pandemi COVID-19Â yang berkembang dengan varian yang ada sekarang," kata Dante pada Kamis, 28 Juli 2022 pagi.Â
"Diharapkan dengan booster kedua ini kita bisa memberikan perlindungan yang lebih maksimal lagi kepada nakes dan mereka bisa melayani masyarakat secara maksimal," tambahnya.
Siang ini, Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi COVID-19 Dosis Booster Ke-2 bagi Sumber Daya Manusia Kesehatan akhirnya keluar. Vaksinasi booster kedua untuk nakes dimulai besok, 29 Juli 2022.
Vaksin Booster Kedua untuk Nakes Dimulai Besok
Berdasarkan keluarnya SE tersebut, pemberian vaksin COVID-19 dosis keempat atau booster kedua bagi nakes akhirnya resmi dapat dilakukan mulai besok tepatnya pada Jumat, 29 Juli 2022.
Hal tersebut juga dikonfirmasi oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Maxi Rein Rondonuwu.
"(Penyuntikan vaksin booster kedua) Besok tanggal 29 Juli 2022," kata Maxi kepada Health Liputan6.com, Kamis, 28 Juli 2022.
SE tersebut telah rampung dan telah diterbitkan. Maxi mengungkapkan bahwa pemberian vaksin booster kedua COVID-19 tersebut dilakukan untuk mereka yang menjadi sumber daya manusia di ranah kesehatan.
"Hari ini saya buat surat edaran pelaksanaannya bagi SDM kesehatan yang sudah dapat booster pertama untuk dilanjutkan booster kedua," kata Maxi.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin juga sempat memastikan bahwa stok vaksin COVID-19 yang ada saat ini masih banyak. Sehingga bila melihat jumlah nakes, maka stok tersebut dianggap masih cukup untuk memenuhi nakes keseluruhan.Â
Advertisement
Pentingnya Vaksin COVID-19 Dosis Keempat
Dalam kesempatan berbeda, Epidemiolog Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengungkapkan bahwa pemberian vaksin COVID-19 keempat atau booster keempat ini memang penting, terutama bagi mereka yang masuk dalam kategori kelompok berisiko.
Menurut Dicky, nakes masuk dalam kelompok berisiko tinggi. Mengingat selain memiliki kemungkinan terpapar dengan orang yang tengah terinfeksi virus Corona, nakes juga bekerja pada lingkungan yang berisiko tinggi.
Sehingga bila nakes mendapatkan dosis keempat, maka yang diuntungkan bukan hanya nakes itu sendiri, melainkan juga masyarakat. Selain itu, pemberian vaksin dosis keempat juga menjadi proteksi bagi mereka yang imunitasnya sudah menurun dari vaksinasi dosis ketiga.
"Vaksin COVID-19 masih ada kelemahan yakni durasi proteksi yang pendek. Pemberian dosis keempat ini penting karena para nakes sudah dapat vaksin dosis ketiga lebih dari empat bulan lalu kan. Apalagi banyak nakes kita yang sudah lansia dan punya komorbid," ujar Dicky melalui keterangan suara pada Health Liputan6.com, Kamis (28/7/2022).
Kelompok Berisiko Selanjutnya
Lebih lanjut Dicky menjelaskan bahwa kelompok berisiko tidak berhenti pada nakes. Menurut dia, lansia dan mereka yang memiliki komorbid juga perlu dijadikan pertimbangan sasaran vaksin COVID-19 dosis keempat.
"Jadi kelompok berisiko itu ada dua, berisiko tinggi dari sisi pekerjaan seperti tenaga kesehatan. Kedua, berisiko tinggi karena kondisi tubuhnya, lansia atau komorbid. Nah, kalau bicara dari kondisi tubuh, usia 12 tahun ke atas juga bisa komorbid," ujar Dicky.
"Dosis keempat itu sangat penting dan data menunjukkan dari lima studi yang saat ini kita tahu di dunia, itu terlihat sangat signifikan dosis keempat itu untuk menurunkan potensi kematian. Kemudian juga keparahan maupun rumah sakit," tambahnya.
Sehingga Dicky menegaskan, vaksinasi dosis COVID-19 dosis keempat ini seharusnya dilakukan bukan hanya pada nakes. Namun juga bagi kelompok berisiko tinggi lainnya seperti lansia, komorbid, serta lansia dengan komorbid.
"Jangan sampai di tengah program vaksinasi korban berjatuhan, karena sekali lagi, BA.5 itu serius sekali dan bisa meningkatkan hunian rumah sakit," kata Dicky.
Advertisement