Sukses

Ciri Khas Sariawan Akibat Kanker Rongga Mulut, Sulit Sembuh dan Makin Besar

Sariawan bisa menjadi salah satu tanda awal dari kanker rongga mulut. Namun, sariawan akibat kanker punya ciri khasnya tersendiri.

Liputan6.com, Jakarta Sariawan merupakan kondisi yang umum terjadi, Anda tentu tak asing lagi dengan peradangan yang kerap terjadi pada area bibir ini. Namun ternyata, sariawan juga bisa menjadi tanda dari kondisi medis yang lebih serius lho.

Dokter spesialis bedah onkologi, Arief Wibisono mengungkapkan sederet gejala pada kanker rongga mulut, yang salah satunya adalah sariawan.

Arief menjelaskan bahwa sariawan pada kanker rongga mulut dapat diawali dengan adanya trauma. Trauma tersebut kemudian bisa menyebabkan luka sariawan dengan ukuran yang kecil dan perlahan sariawan akan semakin membesar dalam jangka waktu yang lama.

"Salah satu (trauma)-nya karena gigi bolong atau tajam mengenai selaput lendir pipi, lidah, atau pada gusi dia bisa melukai. Awalnya kecil lama-lama membesar," ujar Arief dalam webinar Indonesian Cancer Information and Support Center Association (CISC) bertema Kanker Kepala dan Leher: Apakah Anda Berisiko? Kenali Tanda dan Gejalanya, Sabtu (30/7/2022).

Lalu, bagaimana cara membedakan sariawan biasa dengan sariawan akibat kanker rongga mulut? Menurut Arief, sariawan akibat kanker rongga mulut tidak dapat sembuh dengan cepat. Biasanya melewati waktu dua minggu.

Sedangkan sariawan biasa dapat sembuh dengan cepat. Serta tidak mudah sembuh meskipun sudah melakukan berbagai upaya untuk menyembuhkannya.

"(Sariawan) yang biasa dia tetap kecil. Mungkin dalam seminggu sudah sembuh. Nah ini (sariawan karena kanker mulut) itu dia membesar, meluas. Makin lama makin nyeri. Dengan pengobatan vitamin C atau minum yang cukup, biasanya sembuh," kata Arief.

2 dari 4 halaman

Tidak Mudah Sembuh

Arief mengungkapkan bahwa sariawan pada kanker tidak dapat sembuh dalam waktu cepat meskipun upaya seperti mengonsumsi Vitamin C dan minum air putih dengan cukup sudah dilakukan.

"Sariawan pada kanker, dia tidak mudah sembuh. Semakin meluas dan umumnya karena iritasi gigi atau ada yang pakai gigi palsu, itu terjadi mikrotrauma yang kronis," ujar Arief.

"Jadi lama-lama sel berubah sifat. Awalnya luka, sembuh, luka sembuh. Tapi lama-lama selnya tidak sembuh sempurna. Sehingga terjadi kanker," tambahnya.

Lebih lanjut Arief menjelaskan, sariawan pada kanker juga dapat berbentuk kubangan luka. Namun pada beberapa kasus lainnya, kubangan pada luka sariawan juga bisa berbentuk tepi yang meninggi.

"Jadi tepinya tuh meninggi jadi tumor, timbul. Jadi ada bagian yang tenggelam, ada yang timbul. Nah itu sariawan gejala kanker yang seperti itu," kata Arief.

3 dari 4 halaman

Gejala Kanker Mulut Lainnya

Dalam kesempatan yang sama, Arief pun menjelaskan soal gejala-gejala lain dari kanker mulut. Apa sajakah itu? Berikut diantaranya.

  • Nyeri pada mulut, nyeri saat menelan
  • Pembengkakan di mulut
  • Luka di rongga mulut yang tidak sembuh
  • Nyeri tenggorokan yang kronis
  • Pendarahan dari mulut
  • Bercak putih di lidah, gusi, atau rongga mulut
  • Bau mulut atau napas bau
  • Perubahan artikulasi bicara (cadel)
  • Gangguan mengunyah atau menelan
  • Kesulitan menggerakan lidah
  • Berat badan turun
  • Gigi tanggalGigi palsu sudah tidak pas
  • Sakit telinga

"Berat badan itu bisa turun karena kesulitan makan. Kemudian giginya bisa tanggal, pada daerah gusi tumor yang tumbuh itu giginya bisa lepas. Gigi palsu juga bisa lepas," ujar Arief.

4 dari 4 halaman

Lebih Berisiko pada Usia 40 Tahun ke Atas

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kanker mulut. Penyebab paling umum adalah merokok dan konsumsi alkohol.

Selain itu, Arief menjelaskan virus Human Papilloma Virus (HPV) dengan tipe virus 16 dan 18 juga dianggap dapat menyebabkan kanker mulut. Namun tak berhenti di sana, orang dengan usia 40 tahun ke atas dianggap juga lebih berisiko.

"Kalau di luar negeri memang data kanker kepala dan leher di dekade lima dan enam, jadi usia 50 dan 60. Itu prevalensinya lebih tinggi. Tapi kalau di Indonesia karena dihubungkan dengan angka harapan hidup, makanya banyak yang di atas 40 mulai sudah ada (yang terkena kanker mulut)," kata Arief.

"Itu karena perubahan sel-sel normal, mutasi atau berubah sifat dari sel normal menjadi kanker yang membutuhkan waktu cukup lama minimal 10 sampai 20 tahun, dan sel-sel usia di atas 40 itu selnya sudah menua," tambahnya.

Sehingga orang dengan usia di atas 40 tahun dianggap menjadi lebih berisiko karena adanya penurunan fungsi sel-sel normal.